Chapter 62 Jangan Menahan diri

Prankk! Gelas kaca itu pecah

terburai menjadi serpihan kecil, berhambur ke mana-mana. Masuk di kolong meja,

bercecer di dekat tembok tempatnya terhantam tadi. Laki-laki yang diutus Han mengawasi

pergerakan Daniah berdiri tepat di mana gelas kaca itu melayang. Tangannya

bergetar, tapi dia tetap tidak bergeming dari tempatnya. Mengirimnya adalah hal

yang tepat, Han sudah memperkirakan semua ini. Karena pasti tidak semudah itu Helena

akan menyerah.

Setelah rekamam percapakan itu

selesai, darah di tubuh Saga seperti mendidih. Lava kemaraahan meluap di sekujur

tubuhnya. Dia membuang semua benda yang ada di mejanya. Berjatuhan begitu saja.

Sementara Han masih berdiri di sampingnya.

Aku benar-benar sudah terlalu baik

padanya. Apa cuma aku yang merasa, hubungan kami akhir-akhir ini sudah berjalan

lebih manusiawi. Tapi kenapa hanya aku yang merasa seperti itu. Lihat dia,

bagaimana dia bisa melepaskanku dengan begitu mudahnya. Bercerai, jangan mimpi.

Sampai matipun kau tidak akan bisa bergerak selangkahpun dari sisiku.

“ Han.”

“ Ia tuan muda, apa anda mau saya mengurus nona Helena.” Tahu apa yang harus dia lakukan, itulah sekertaris Han.

“ Terserah.”

Aku menyuruhmu memohon dan mengakui

kesalahanmu dengan benar, tapi kamu malah mengambil langkah sulit ini.

“ Apa yang dilakukan Daniah setelah itu?” kembali kemasalah Daniah.

“ Nona muda kembali ke ruko, setelah

itu tidak keluar lagi sampai saya datang kemari.”

“ Keluarlah, kau sudah bekerja

dengan baik. Han, berikan bonus padanya.”

“ Baik tuan muda.”

Han menyusul pengawal yang sudah

mengawasi Daniah seharian ini keluar dari ruangan.

Jadi ini yang kamu rasakan ya.

Tersiksa di dekatku. Padahal aku sudah sangat baik padamu. Apa otakmu seujung

kuku sampai tidak bisa merasakan bahwa aku memperlakukanmu berbeda. Jadi semua

sikap baikmu itu cuma akting, palsu, menyenangkanku hanya untuk menyelamatkan

keluargamu.

Sepertinya Saga sedang mengalami

suatu pristiwa dan fakta yang mengejutkan. Selama ini dia merasa Daniah yang

bersikap malu-malu dan membencinya namun juga menyimpan sedikit debaran hati

padanya. Senyum dan sorot mata yang tidak singkron berhasil membuatnya terhibur

sekaligus membuatnya tidak menyadari. Bagaimana sebenarnya hati Daniah.

“ Tuan muda.”

Han muncul dengan dua orang

di belakangnya, yang membawa peralataan untuk membersihkan pecahan kaca. kedua orang itu langsung sigap mengurus pekerjaannya. Lalu Han mendekati Saga. Dia

melihat Saga yang tertidur di sofa.

“ Seharusnya anda memakai bantal,

kepala anda akan sakit kalau begini.” Han mengangkat kepala Saga seperti ibu

yang memindahkan kepala anaknya.

“ Kenapa tuan muda harus menahan diri seperti

ini.”

Saga bergumam menyentuh kepalanya.

“ Apa maksudmu?” Saga masih memejamkan mata.

“ Bukankah nona Daniah itu istri sah anda.”

Lalu? dia memang istriku.

“ Anda tidak perlu menahan diri

seperti ini, terlepas pernikahan ini terlaksana karena ada suatu alasan, yang

pentingkan hati anda sekarang. Bukankah Tuan muda sudah menandatangani kontrak yang hanya bisa dibatalkan oleh anda sendiri, nona Daniah sudah terikat hidup dan

mati dengan anda.” Han sudah duduk di sofa di samping Saga.

Saga terdiam, mengurai penjelasan Han.

Saga teringat kata-katanya saat awal pernikahannya

“ Jangan mimpi untuk mendapatkan

cinta atau belas kasihku, kamu tahukan kenapa kamu kunikahi. Aku hanya perlu

seorang pelayan, jadi lakukan semua kewajibanmu, itu sudah cukup membayar semua hutang keluargamu."

“ Baik tuan.” Gadis itu masih

tersenyum, seperti tidak menghadapi sesuatu yang berbahaya. " Saya akan melakukan apapun, untuk membalas kebaikan anda pada keluarga saya."

Dia sudah terikat padaku, dengan tali bernama " keluarga"

Ketukan di pintu membuat Han bangun dari duduk, saat dibukanya salah satu staffnya sedang berdiri dengan hormat.

" Tuan, dokter Harun sudah menunggu."

" Persilahkan dia masuk."

" Baik tuan."

Setelah melakukan general cekup

dokter Harun membereskan peralatannya. Dia melirik Han sambil angkat bahu,

meminta penjelasan. Ada apa dengan tuanmu, begitu sorot matanya. Tapi Han tidak

bergeming.

“ Kenapa? Apa ini masalah Helen?” jelas, jelas tidak ada yang aneh dengan kondisi tubuhmu.

“ Hei, kenapa selalu menghubungkan

dengan Ele. Memang aku gak boleh move on.” Mengeram kesal, Harun yang terkejut

dengan kalimat Saga.

“ Darimana kata-kata move on itu? Membuatku

merinding. Saga, kenapa denganmu? Dulu waktu jatuh cinta dengan Helen, kamu

seperti bocah yang baru jatuh cinta seumur hidup. Saat dia pergi, sudah seperti

orang gila yang ingin menghancurkan dunia. Sekarang saat dia kembali, kamu jadi

menakutkan begini, bahkan tahu istilah move on segala.” Mengelengkan kepala

kuat-kuat, sambil meletakan tas di dekat tempat duduknya.

“ Aku akan melepaskan Ele.” Suara Saga

terdengar lirih, namun penuh keyakinan.

“ Apa!” mendengar kalimat Saga,

sorot matanya sekarang benar-benar kuatir, dia minta jawaban Han. Ada apa

dengan tuanmu ini.

“ Tuan muda mulai menyukai wanita

lain.” Jawaban Han seperti hujanan anak panah yang melesat ke dadanya. Tidak

mungkinkan?

“ Hei, kalian sedang main-mainkan. Saga

jatuh cinta?” Bangun dari kursi dan mencengkram lengan Han. “ Siapa dia? Jangan

bertele-tele.” Harun tahu, bagaimana sifat Saga. Dia tidak semudah itu untuk

membalikan hatinya. Apalagi urusan cinta. Dua tahun berpacaran dengan Helena. Dua

tahun ditinggalkan. Selain Han, dialah yang paing tahu bagaimana orang ini

berubah wujud dan hatinya.

“ Nona Daniah.”

“ Daniah, siapa dia?” berusaha

menggingat nama-nama anak konglomerat atau selebriti yang sedang populer

akhir-akhir ini. Nihil, sepertinya tidak ada nama sekampungngan itu di dunia

pergaulannya.

“ Istri tuan muda.” Lagi-lagi

jawaban Han mengonjang dunia Harun.

“ Apa!” wanita yang dia temui, saat

Saga memanggilnya tempo hari. “Hei, jangan bercanda Han, mau kuhajar kamu! Diakan

jelas-jelas jauh dari selera Saga.” Malah Harun yang jadinya marah karena

merasa dipermainkan.

“ Han, bawa bedebah gila ini pergi,

membuat kepalaku pusing dengan ocehannya.”

Harun tidak mendengarkan, dia malah

mendekati Saga, mengeser kaki laki-laki yang masih terbaring itu. “ Benar yang

dibicarakan Han?”

“ Apa?”

“ Daniah!” Berteriak kesal, memang

siapa lagi. Kitakan sedang membicarakan Daniah, yang katanya wanita yang kamu

sukai. Harun sudah geram.

“ Dia tidak menyukaiku.”

“ Apa! Memang ada perempuan yang

tidak menyukaimu. Aku jadi ingin mencium tangan kakak ipar yang keren itu.”

Saga menendangkan kakinya keras,

mengusir Harun agar enyah dari hadapannya.

“ Seret dia keluar Han.”

“ Baik tuan muda.”

“ Hei, lepaskan aku Han, aku ingin

dengar cerita lebih lanjut. Baik-baik, aku keluar. Bawa tasku. Istirahatlah Saga,

jangan terlalu sedih, kalau ada perempuan yang tidak menyukaimu, itu artinya

kamu memang manusia biasa.”

Pintu tertutup, ruangan jadi

lenggang. Terdengar Saga mendesah beberapa kali. Tangannya terkepal erat. Dia sudah

memutuskan, perihal Daniah.

Sementara di luar ruangan Harun sudah tenang, dia menerima tas yang dibawa Han.

" Apa dia gadis yang baik, Daniah. wanita yang dinikahi Saga untuk membalas Helen." Dokter Harun melangkah menuju lif disusul Han di sampingnya. sudah berjalan penuh wibawa seperti biasanya.

" Nona muda gadis yang baik." Mereka berhenti di depan lif. " Saya sudah memastikan latar belakangnya."

" Aku percaya padamu Han. Urus Helena, kalau Saga sudah benar-benar melepaskannya."

" Baik."

Pintu lif terbuka, Dokter Harun masuk, Han menundukan kepalanya hormat sampai pintu lif tertutup

BERSAMBUNG