Alih-alih meladeni Raksa untuk memanggil taksi online, Daniah menarik tangan adiknya menuju area parkir tamu kampus. lalu dia mengeluarkan kunci mobil, terdengar suara kunci terbuka. Raksa mematung di depan mobil Daniah. Tidak percaya. Dia melihat mobil dan Daniah bergantian.
“ Ini mobil kak Niah?”
“ Hehe, ayo masuk.” Mendorong adiknya yang masih tidak
percaya. Dia menurut dan masuk ke dalam mobil. “ Ini hadiah dari tuan Saga
katanya matanya sakit kalau melihatku naik ojek. Dia gak mau ada ojek masuk
di halaman rumahnya.”
“ Hah!”
Memang alasan begitu masuk akal apa? Raksa binggung, lebih
binggung lagi kenapa Daniah tidak merasa aneh dengan alasan itu.
“ Sudahlah, jangan dipikirkan. Tuan Saga itu tidak bisa
dijangkau dengan akal manusia normal seperti kita. Jangan membahas namanya
lagi. Aku ingin bermain hari ini denganmu dan melupakan dia sejenak.”
Mobil melaju kembali melewati gerbang universitas. meninggalkan momen makan siang yang menyenangkan, makanannya enak dan pemandangannya bagus. sungguh makan siang yang sempurna.
Setelah lebih dari setengah jam, karena terjebak macet dibeberapa titik.
Sampailah mobil di area parkir sebuah mall ternama dikota ini. Lagi-lagi
Daniah hanya memicingkan mata, sedikit kesal, ketika melihat logo besar milik
Antarna Group di dekat pintu masuk mall.
Dia sebenarnya sekaya apa si, sampai punya mall juga. Kenapa
harus mall ini lagi, inikan tempat kesukaanku.
Daniah mengandeng adiknya. Menyusuri beberapa toko yang
ramai pengunjung. Dia menarik lengan Raksa memasuki toko sepatu.
“ Kitakan cuma mau cari kado ayah kak, kenapa ke sini?”
“ Mau membelikanmu hadiah.” Daniah tertawa, mendorong tubuh
adiknya yang awalnya menolak masuk.
“ Tapi kak.” Masih menolak, karena sepertinya ini terlalu berlebihan. Raksa tahu, bagaimana usaha Daniah bekerja keras mengumpulkan uang dari usaha toko onlinenya. Jadi berbeda dengan kakaknya Risya yang terkadang tidak tahu malu meminta uang pada Daniah, dia selalu berusaha menahan diri, walaupun terkadang Daniah selalu memberinya uang tanpa dia perlu meminta.
“ Sudah Ayo.”
Daniah membantu Raksa memilih sepatu, tas dan beberaapa baju
yang bisa dia pakai untuk magang nanti. Pakaian formal dan sepatu formal.
“ Kamukan mau magang, anggap ini hadiah keberhasilanmu
magang di Antarna Group.”
Masuk dari satu toko ke toko yang lain. Daniahpun membeli
beberapa pakaian untuknya sendiri. Dan juga memilih satu setel baju cantik
untuk dia berikan pada Maya. Temannya yang bekerja sebagai pelayan di rumah tuan
Saga.
“ Kak Niah, benar ini gak papa?”
Daniah tertawa, menarik tangan adiknya menuju arena bermain.
Seperti sepasang kekasih mereka tertawa dan bermain sampai puas disana. Daniah
melepaskan semua stress dan juga rasa tertekannya. Dia tertawa dan
bersenang-senang, sejenak lupa siapa dirinya.
Biarkan aku bersenang-senang hari ini sampai puas. Aku ingin
menikmati hari ini tampa berfikir harus kembali ke rumah besar itu. Daniah kapan
lagikan begini.
Mereka masuk kedalam toko asesoris. Daniah membeli beberapa
ikat rambut ntuk mengikat rambutnya kalau di rumah. Membeli beberapa jepit. Lalu
sambil melihat-lihat dia menempukan benda lucu di etalase.
“ Apa ini? "Tanyanya pada pelayan toko
“ Ini asesori couple untuk hp kak.”
Pelayan tadi memberi contoh bagaimana memakainya. Menyala
kalau dua buah hape saling berdekatan. Seperti menemukan benda paling lucu
di toko ini Daniah memilih dengan antusias. Dia membelikan sepasang untuk
Raksa, dan sepasang untuknya.
“ Berikan pada pacarmu. Hehe lucukan.”
Raksa hanya mengeryit, bukannya ini terlalu kekanak-kanakan
pikirnya. Tapi biarlah demi melihat rasa senang di wajah Daniah dia menerima
hadiah itu dengan suka cita. Tapi tidak berjanji akan memakainya. Dalam hati tapi ya, dia mengucapkan janjinya.
Keluar dari toko aksesoris baru menyadari. Dari semua tas
yang mereka jinjing belum ada hadiah untuk ayah.
“ Gimana si dek, kita malah lupa tujuan kita ke sini.”
“ Haha, benar, mungkin karena kita gak benar-benar sayang
sama ayah.”
“ Huss, gak boleh bilang begitu. Ayo jalan, kamu mau beliin
ayah apa? Gimana kalau kita lihat jam tangan.”
“ Jangan kak, jam tangankan mahal. Gimana kalau kita belikan
ayah baju saja.” Raksa menunjuk semua tas yang dia pegang, pasti uang yang dikeluarkan Daniah tidaklah sedikit.
“ Dia pasti mencelaku nanti, sudahlah, belikan dia barang
yang paling mahal yang ada di toko. Kitakan pakai uang tuan Saga.” Tertawa puas sekali, bagaimana tidak, dia membayangkan menghabiskan gajinya selama menjadi pembantu berkedok istri. menghabiskannya bersama Raksa ternyata benar-benar bisa memperbaiki moodnya.
Daniah menarik tangan adiknya bergegas, lupa sudah dengan
penjelasan sekertaris Han pada saat memberikan kartu. Kalau tuan Saga bisa saja
meminta pertanggungjawabannya untuk apa kartu dipakai.
Sementara itu ditempat yang tidak jauh dari mereka berdiri,
seorang wanita anggun dengan rambut terurai yang cantik dan jatuh di punggungnya
terlihat tersenyum senang. Dia sudah mengambil foto yang bisa dia pakai untuk
rencananya nanti.
“ Huh! Ternyata Daniah tidak sepolos itu ya. Dia bahkan
tidak berbeda denganku.” Lalu dia beranjaak pergi mengengam hp di tanganya. “
Aku bisa mendapatkan Saga kembali dengan cara inikan. Aku hanya perlu menangis
lebih keras lagi.”
Begitulah dia, Helena masih sangat terlalu percaya diri.
Kalau dua tahun tidak merubah apapun dari Saga.
BERSAMBUNG....................