Memulai hari setelah akhir pekan
yang melelahkan. Seharusnya akhir pekan jadi ajang bersantai dan mengendurkan
saraf, tapi bagi Daniah akhir pekannya harus diisini dengan penuh perjuangan.
Mengengam kemudi dengan erat. Gemetar-gemetar karena kesal.
Jangan dipikirkan! Jangan diingat! Lupakan!
Lupakan! Tuan Saga hanya ingin menindasmu Daniah, jaga jarak hatimu sejauh
mungkin darinya. Oh ya, tadi pagi aku sudah mengirim pesan pada helen, tapi
kenapa dia belum membalas ya. Dia hanya mengerjaimu, walaupun kadang senyumnya tulus, tapi tidak mungkin dia setulus itu padamu.
Melajukan kemudi lagi. Selesai
menyelesaikan kelas memijat, Daniah menyempatkan mampir membeli makan siang dan
minuman untuk karyawannya. Dia mampir ke minimarket juga membeli buah dan aneka
camilan. Lalu dia kembali ke rukonya. Daniah menyerahkan kunci mobil dan
meminta karyawannya mengambil belanjaan, sementara dia naik ke lantai dua dan
ambruk di tempat tidur.
“ Nyaman sekali.” Berteriak keras
sambil merebahkan diri terlentang menatap langit-langit kamar.
Sebenarnya apa yang terjadi padaku
si, coba berfikir Daniah. Pakai otakmu yang bodoh ini untuk berfikir sebentar
saja. Kita mulai dari mana ya? Aaaa, aku binggung harus membeberkan dari mana.
Terdengar langkah kaki menaiki
tangga.
“ Mbak Niah mau makan apa?” Tika
muncul.
“ Aku minta jus aja Tika, jus
sirsak ya.” Masih menjawab sambil terlentang ditempat tidur.
“ Aku ambilin ya, mau roti juga
gak, kalau gak mau makan nasi, makan roti aja ya.” Menawarkan lagi.
“ hemm, boleh deh.”
Tidak lama tika sudah muncul dengan
apa yang diminta Daniah tadi. Dia juga membawa piring dan makanannya sendiri.
Segelas jus jeruk peras. Tika menarik meja kecil lalu meletakan makanan milik
Daniah di atasnya.
“ Cape ya mbak?”
“ Lumayan. Baru dari sekolah
memijat tadi, pokoknya aku hormat sama tukang urut dan pijat profesional Tika.
Mereka itu luar biasa.” Daniah duduk meminum jusnya dan makan roti yang dia
beli tadi di mini market.
“ Kenapa mbak Niah musti belajar
mijat, bukannya bisa panggil tukang pijat profesional kalau tuan Saga mau
dipijat.” Orang normal seperti Tika pasti akan bicara beginikan, begitu gumam
Daniah.
“ Karena dia tidak mau di sentuh
sembarangan orang.” Tangannya terkepal, membayangkan wajah Saga di depannya.
Dia garuk dengan kukunya keras-keras. Mengusir jengkel. “ Tidak suka di sentuh
tapi mau aku mengerayanginya tiap malam.” Daniah menutup mulutnya. Dia telah
melakukan perbuatan tercela, karena bicara dengan seorang jomblo sejati. lebih-lebih arah pembicaraannya menjurus. Tika malah tertawa. aku tidak sepolos itu mbak. begitu pikir Tika.
“ Waahh, berarti dia cuma mau di
sentuh sama mbak Niah ya. Ih so sweat ya.”
So sweat apaan, ini gak ada
manis-manisnya tahu, lebih manis jus sirsak ini. Dia begitukan memang Cuma
ingin mengerjaiku, memanfaatkan tenaga yang sudah dia beri makan. So sweat dari
mananya.
“ Mbak Niah beruntung sekali ya,
bisa menikah dengan tuan Saga. Mau apa aja pasti dikasih.”
Nggak Tika, nggak gitu. Hidupku gak
sebahagia itu kali. Daniah menangis dalam hati.
“ Hehe, tika kalau kamu menikah
nanti yang paling penting adalah, kamu harus menikah dengan suami yang
mencintai kamu ya. Mau dia seperti apa yang penting dia mencintaimu. Nanti
jugakan kalian akan berjuang sama-sama.”
Tika cengegesan, Daniah mengeryit.
“ Cieee seperti mbak Niah ya. Hehe.
Aku iri deh, tuan Saga pasti sayang banget sama mbak Niah ya.”
Tidak begitu Tika, aku ingin cerita
padamu. Tapi jiwa polosmu pada dunia ini tidak akan mampu menerimanya. Aku
tidak mau kamu syok nantinya.
Menggigit sedotannya sendiri sampai
penyok.
Setelah rekap barang di toko selesai
Daniah memilih untuk pulang. Belum ada info kalau tuan Saga akan pulang cepat.
Tapi dia memilih pulang. Dia ingin mandi air dingin lalu tidur nyaman di kasur
yang empuk di kamar. Bersantai meluruskan saraf.
“ Mbak pulang duluan ya,
terimakasih kerja keras kalian ya. Dua hari lagi gajian ya. Hehe.” Daniah
tertawa sambil berpamitan.
“ Hore!” anak-anak berteriak
girang. “ makasih ya mbak makanan sama camilannya, mbak Niah pulang dan istirahat
aja. Di sini kami yang bereskan.”
“ Makasih semuanya, aku sayang
kalian.”
Daniah pamit pulang, dia melajukan
kendaraannya sambil lamunannya berlarian kemana-mana.
Tuan saga menikahiku karena aku itu
jelek dan kampungan. Wajahku yang seperti ini ingin dia pakai sebagai senjata
untuk membuat Helen cemburu. Dan ini berhasil, Helen cemburu, dan pulang
ketanah air. Dia ingin kembali kepada tuan Saga. Tapi masalahnya kenapa
laki-laki itu sok-sokan jual mahal begitu si. Lagaknya sudah seperti raja. Hiks
dia memang yang mulia rajanya.
Dan masalahnya lagi, kenapa dia
senang sekali meniduriku sekarang. Hiks, hiks. Tunggu, bukankah aku bisa menolaknya.
“ Aku akan menghancurkan keluargamu
tanpa sisa.”
Kenapa aku selalu kalah dengan
ancaman mengerikan itu.
Kediaman keluarga Saga Rahardian.
“ Ibu, berhentilah bu. Aku tidak
mau ikut-ikut.” Jenika ngotot, Sofia di sampingnya hanya manut apa yang
diucapkan kakaknya. “ Kak Helen sudah tidak punya kesempatan lagi.”
“ Siapa bilang.” Ibu tersenyum
jahat. “Dia punya senjata yang bisa dipakai untuk menjatuhkan wanita itu.”
Sekarang ibu terawa. “ Ibu tidak rela kalau keturunan kita harus dilahirkan dari
wanita tidak sederajat itu.”
“ ibu, tapi kak Saga mencintai
kakak ipar.” Jenika berusaha membeberkan fakta yang tidak bisa dibantah itu.
“ Ibu yang akan membuat Saga
mengusir wanita itu.” Ibu sangat percaya diri rupanya, tidak tahu bukti apa
yang dibawa Helen, tapi gadis itu berhasil meyakinkannya untuk menjatuhkan Daniah.
“ Aku tidak mau ikut-ikut rencana
ibu. Kalau kak Saga marah jangan bawa-bawa kami.” Jenika dan Sofia menganguk
pasti.
Mereka keluar dari kamar, saat ini
kalau mereka sedang bicara jauh lebih aman bicara di dalam kamar. Pak Mun
selalu berkeliaran dimana-mana membuat orang jantungan saja. Saat mereka
menuruni tangga pak Mun juga berjalan naik. Dia berhenti di hadapan ibu.
“ Nyonya ada nona Helena di gerbang
utama, apa anda mengundangnya.” Tanyanya sopan.
“ Apa! Kenapa tidak membiarkannya
masuk. Pak Mun, memang kamu tidak tahu siapa Helena?” Ibu berteriak marah
dengan kekurang ajaran Pak Mun yang mencegat helena di gerbang utama.
“ Maaf nyonya, ini perintah dari
sekertaris Han, untuk melarang nona Helena masuk. Kecuali jika dia datang
karena undangan anda.”
Apa! Sekertaris kurang ajar itu
benar-benar. bahkan kekuasaannya melebihi diatasku.
“ Biarkan dia masuk.”
Tidak lama Helena sudah muncul di
antar Pak Mun, setelah melepas kaca mata hitamnya, terlihat matanya yang
bengkak dan sembab. Ibu memerintahkan Pak Mun untuk pergi, laki-laki itu hanya
mengangukan kepala.
“ Ibu, aku tidak mau ikut-ikut ya.
Aku sudah menasehati ibu, kalau kak Saga marah ibu tanggung sendiri ya.” Jenika
mulai mengancam lagi dihadapan Helena. Gadis itu binggung meminta penjelasan.
“ Pergi kalian berdua! Jangan urusi
mereka. Ayo kita bicara di kamar ibu. Di sini banyak mata dan telinga.” Ibu
menarik tangan Helena untuk mengikutinya. Tertinggalah dua wanita yang menatap
kepergian mereka dengan kesal.
“ kenapa ibu nekad sekali si.”
“ memang apa salahnya dengan kakak
ipar. Ya, dia memang gak cantik-cantik amat si, gak kaya juga, gak modis juga,
apalagi rambutnya.” Jenika tertawa mendengar kalimatnya.
“ Kak, kamu menghina kakak ipar.”
Sofia menyenggol lengan jenika.
“ Siapa yang menghina kakak ipar,
memang aku sudah gila. Aku sedang memujinya. Walaupun dia mempunyai kecantikan
yang dibawah standar internasional, tapi dia bisa menaklukan hati Kak Saga.
Lantas apa yang kurang lagi dengannya.”
“ Ya, itulah satu-satunya
kelebihannya. Bisa membuat Kak saga jatuh hati padanya.” Sofia bangga sudah
menemukan fakta yang luar biasa. "Kelebihan Daniah itu cuma satu, dia gak punya
kelebihan apa-apa. Wkwkwk." Kedua adik ipar tertawa.
“ Apa yang sedang kalian lakukan?”
Daniah muncul dari belakang mengagetkan mereka berdua. Jenika menoleh.
“ Kakak ipar ayo ikut kami
bersenang-senang, dirumah ini sedang ada tamu tidak diharapkan.” Jenika
mendekat, membisikan sesuatu di telinga Sofia. Lalu gadis itu sudah berlari
menaiki tangga.
“ Siapa?”
“ Tidak penting, ayo kita pergi.”
Jenika menyeret lengan Daniah yang masih binggung. Dengan badan setinggi Jenika menyeret Daniah bukanlah perkara susah.
“ hei, kamu mau membawaku kemana.
Aku gak mau pergi! Aku mau mandi air dingin dan tidur! Lepaskan aku Jen.
Lepaskan aku!”
Jenika tidak mengubris, mendorong Daniah masuk kedalam mobil. Sofia berlari membawa dua tas langsung masuk dan duduk di belakang. Jenika langsung tancap gas tidak perduli teriakan kakak iparnya.
BERSAMBUNG