" Kamu mau membawaku kemana jen?" berteriak karena kesal.
" Sudah kakak ipar duduk diam saja, aku akan bawa kakak ke tempat luar biasa, kakak ipar bisa melepas ketegangan." jenika dan Sofia tertawa bersamaan.
" Jangan aneh-aneh ya Jen, kalau kakakmu tahu aku pergi ke tempat begituan, habis aku." walaupun tidak tahu mau dibawa ke mana tapi pikiran Daniah sudah menjurus.
" Haha, kakak ipar mikir apaan si." jenika melajukan mobil tidak perduli gerutuan kakak iparnya. Saat Daniah menoleh pada Sofi meminta jawaban diapun hanya tertawa dan membungkam mulutnya. Merahasiakan tempat tujuan mereka.
“ Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!” Teriakan keras memenuhi langit-langit tinggi
ruangan. Karena sepertinya belum puas,
membuat mereka bertiga mengantri untuk kedua kalinya menaiki roller coaster. Walaupun
sudah kedua kalinya teriakan ketiga wanita itu masih sama kerasnya. Bahkan jauh
lebih membahana. Setelah wahana berhenti mereka turun. Di dekat mereka ada dua
orang langsung tersungkur duduk. Mual dan pucat. Tapi tidak dengan Daniah dan
kedua adik iparnya, mereka tertawa bersama saat menuruni tangga untuk kali
kedua. Puas berteriak tanpa ada yang merasa terganggu mendengar teriakan
mereka. Sepertinya tujuan pencipta permaian roller coaster mungkin memang untuk
untuk itu ya. Membuat orang berteriak sepuasnya, sampai membuat lega dan hati
plong.
“ Bagaimana ada tempat sekeren ini
di kota kita ya?” Daniah menarik tangan Jenika, dia menunjuk wahana bom-bom
car. “ Naik itu yuk.” Daniah sudah seperti bocah merengek pada ibunya. Jenika
dan Sofia mengikuti. Hari ini adalah harinya kakak ipar, begitu gumam mereka
berdua. Hari ini kedua adik ipar itu akan berakrab ria dengan wanita yang di
cintai kakaknya.
“ Kakak ipar, bagaimana kamu
menikati masa mudamu si. Tempat ini sudah ada dari dua tahun lalu kali.” Daniah terperangah, takjub, tapi dia buru-buru melengos.
“ Aku bekerja keras untuk bertahan
hidup adik ipar. Akukan bukan adik dari laki-laki kaya seperti kalian.”
Paham kalian, harus harus mencari
uang dan hidup dengan tidak mudah di keluargaku.
“ hehe, kakak ipar sekarangkan kamu
istri laki-laki kaya itu. Jadi silahkan bersenang-senang sepuasnya hari ini”
Mereka naik memilih mobil
masing-masing. Main tabrak-tabrakan seperti bocah. Daniah terbahak saat Jenika
memakinya dengan keras karena menghantam mobilnya.
Menyenangkan sekali ya ternyata
pergi dengan sesama perempuan begini. Dan kalian ternyata imut begini.
Mereka sudah kehabisan tenaga
setelah keluar dari arena bom-bom car, sekarang ambruk di kedai food court.
Sofia yang paling kecil yang dapat jatah memesan minuman, sementara jenika dan
Daniah duduk menjatuhkan kepala mereka di meja.
“ Terimakasih Jen, sudah mengajakku
kemari. Ini menyenangkan sekali.”
Kapan-kapan aku harus mengajak
karyawanku liburan kemari. Biarkan mereka main puas sambil berteriak-teriak.
Selama ini paling mereka cuma bisa teriak-teriak di dalam ruko kalau ketemu custemer
bawel dan aneh-aneh. Disini, aku bahkan sempat memaki tuan Saga tadi tanpa
merasa bersalah dan membuat orang terganggu. Jen dan Sofi bahkan tidak
mendengarnyakan. Haha.
Sofia muncul membawa tiga gelas
minuman. Dia juga membeli camilan.
“ Ayo makan!”
Tanpa perlu malu-malu mereka
menyantap hidangan di hadapan mereka.
Ahh, ternyata kalian ini manis juga
ya. Rukun lagi. Hehe, maaf ya, aku selama ini menilai kalian buruk karena ya
memang kalian nyebelin sih. Haha. Aku tidak mau minta maaf ya, kalian memang
menyebalkan kemarin-kemarin.
“ Kakak ipar bagaimana rasanya
malam pertama.” Daniah tersendak minumannya mendengar pertanyaan Jenika yang
tanpa sensor. “ Apa? Akukan penasaran malam pertama kakak ipar dan kak Saga,
ceritakan donk.”
Rasanya Daniah ingin mencubit bibir
di depannya, bisa-bisanya menanyakan hal memalukan begitu dengan wajah biasa
saja, sambil ngemil lagi.
“ Itukan pertama kalinya juga untuk
Kak Saga, kalian pasti malu-malu mengebu ya. Haha.”
Kali ini Daniah menjatuhkan camilan
yang ada ditangannya.
Apa barusan jenika bilang, pertama
kalinya. Tuan Saga? Jadi aku adalah yang pertama dan satu-satunya. hei, mana mungkin?
“ Pertama kalinya bagi tuan Saga.
Hei jangan bercanda Jen.” Daniah menyeringai lalu meminum jus dari gelasnya.
“ Siapa yang bercanda!” Berteraiak
bersamaan. Kakak beradik yang sangat kompak kalau urusannya tentang kakaknya.
“ Hei.” Daniah masih menunjukan reaksi
tidak percayanya.
Jenika mengebrak meja, membuat
Daniah terlonjak. Gadis itu mengelus dadanya dan melotot pada Jenika.
“ Memang kakak ipar itu pikir
kakakku itu laki-laki seperti apa?”
Daniah tidak bisa berkata-kata,
binggung mencari pilihan kata yang pas. Tapi dia lebih binggung lagi memikirkan
supaya kalimatnya bisa diterima dua bocah pengagum kakaknya ini.
“ Kak Saga itu laki-laki paling
baik di dunia.”
Ya, ya diakan kakakmu.
“ Dia laki-laki yang harus dewasa sebelum waktunya dan menjaga kami bertiga. Dia
tidak punya waktu bersedih karena menguatkan ibu dan adik-adiknya. Apa kakak
ipar tahu!” berapi-api.
“ kecilkan suaramu jen, kamu mau
dilaporkan polisi karena menggangu ketertiban umum.” Daniah mencubit tangan
adik iparnya.
Mungkin karena itu tuan Saga selalu
menjaga jarak untuk membuka hati dengan orang lain ya. Ahh, tidak tahulah. Aku tidak
mau menduga-duga, karena aku sendiri tidak tahu yang dipikirkannya.
“ Kak Helen itu cinta pertama kak
Saga.” Melanjutkan ceritanya. Kenapa info yang kamu berikan mematikan begini.
Wajah Daniah kali ini semakin berkerut. Dia benar-benar tidak percaya.
“ Hei Jen, baiklah ceritakan
semuanya tapi tidak boleh kamu tambah-tambahin ya. Kakakmu memang sudah hebat,
jadi jangan dipoles lagi kehebatannya. Aku ingin tahu dia yang sebenarnya!”
Daniah menyentuh tangan Jenika. Tersenyum hangat.
Ayo katakan semua rahasia tuan
Saga, kalau perlu sekalian sekertarisnya.
“ Empat tahun lalu mereka bertemu
di danau hijau” Jenika memulai ceritanya. Sofia juga menimpali dengan sangat
antusias di sampingnya. Mereka berdua ini memang pemuja kakaknya. Daniah tahu
di beberapa bagian cerita tentang Saga dilebih-lebihkan. Tapi dia tidak
menyela. Biarkan saja, yang penting mereka senang pikir Daniah.
“ Tapi dua tahun lalu kak Helen
pergi tanpa pamit.” Menyudahi ceritanya dengan nada kesal. Sekarang Jenika
benar-benar sudah beralih hati dari Helena. Ya, karena merasa wanita itu memang
sudah tidak punya kesempatan lagi.
“ Tapi tunggu dari mana kamu tahu? Kalau tuan Saga dan Helen belum bernah
melakukannya bersama.” Daniah merasa malu dengan pertanyaannya sendiri.
“ Kak Helen curhat sama kami.
Jangan-jangan kakak ipar sebelum dengan kak Saga pernah melakukannya ya?”
Sofia yang marah, merasa di khianati.
“ Sembarangan!” memukul tangan
Sofia, yang dipukul melotot. Sambil mengelus tangannya. " Tuan Saga itu yang pertama kali dan satu-satunya juga untukku tahu. " Wajah Daniah merona malu, dia mengusir canggung dengan meraih camilan dan memakannya lahap.
" Cieee, malu ya. senang ya. Haha." jenika dan Sofia mengangkat tangannya tos. “ Kami juga masih perawan tahu kak. Kak Saga bisa murka kalau kami pacaran bebas, kami boleh pacaran tapi jangan
sampai terlibat pergaulan bebas.” Daniah memicingkan mata. Tidak percaya. “Hei
gak percaya lagi. Kami bisa dapat hukuman berat kalau melanggar aturan pacaran
kak Saga.”
“ memang apa hukumannya, kalian
bakal digunduli.” Maaf ya, tapi Daniah terkikik ketika mengatakannya. Jenika
mendengus.
“ lebih parah dari itu.” Jenika
memukul meja.
“ hentikan tanganmu jen, mau jadi
hakim apa, main pukul-pukul meja terus.” Daniah melanjutkan ngemil cantiknya.
“ Kami gak boleh main sosial media
lagi. Akun kami bakal di hapus. Pokoknya gak boleh main sosial media bentuk
apapun”
“ Apa! memang yang begitu bisa di
sebut hukuman apa. Aku kira apa?”
menjawab malas. “ Seharusnya hukumannya itu di gunduli, atau di ikat di gunung.
Haha, maaf Jen bercanda kali. Serius banget.” Daniah mengelus tangan jenika
yang wajahnya sudah berkobar. Daniah masih menahan tawa sambil minta maaf.
“ Kakak ipar digunduli atau di ikat
di gunung itu masih belum seberapa, rambut kami bisa tumbuh lagi ketimbang kami gak boleh main media sosial.
Kami ini selebriti media sosial kak. Follower kami.”
“ halah. Sudah-sudah ia, kamukan
gak bisa hidup kalau gak pegang hp sebentar saja.” Daniah mengalah saja. Berbeda
dengannya yang main media sosial untuk jualan dan cari uang kedua adik iparnya
memang memakai sosial media untuk bergaya.
" Tapi memang tuan Saga sungguh bicara begitu?" Daniah benar-benar penasaran, sebenarnya sifat Saga itu seperti apa. "Melarang kalian pacaran bebas."
" Kak Saga bilang, cuma kami bisa yang bisa menjaga diri dan kehormataan kami sendiri. pacaran boleh saja, tapi jaga kehormatanmu. Begitu yang dia bilang. diakan mengkhuatirkan kami kakak ipar."
Ahh, ternyata dia benar-benar sayang pada adik-adiknya ya. pantas saja dua orang ini memuja kakaknya begitu.
“ Eh kalau begitu kita foto bertiga
yuk.” cerita tentang malam pertama berakhir. Cekrik-cekrik heboh. Ya gitu deh, taukan kalau lagi heboh foto bareng,
Daniah juga ikutan berebut posisi dan bergaya.
Posting.
Captionnya “ Bersama Sofia
dan kakak ipar tersayangnya kak Saga, muah, muah. Ayo bersenang-senang.” Tring!
Terkirim.
Epilog :
" Kenapa?" Saga sudah menyerahkan dokumen terakhir yang dia tanda tangani ke tangan Han.
" Nona Jenika memposting foto baru di akun sosial medianya, apa anda mau melihat?" Han menyerahkan ponsel yang dia pegang.
Wajah Saga langsung berubah cerah, membaca caption yang ditulis Jenika.
" Biarkan mereka bersenang-senang." Saga benar-benar terlihat sangat senang melihat yang ditulis jenika. Rupanya kamu sudah tahu harus mendukung siapa ya. Gumam Saga pada adik-adiknya.
" Baik tuan muda."
" Apa orang tua Daniah sudah minta maaf." Beralih pada masalah lain.
" Belum tuan muda, mereka sudah bersikap baik, tapi saya rasa nona muda juga hanya berdikir mereka baik karena ada anda di sana."
" Pastikan mereka minta maaf dengan benar pada Daniah. aku lapar, ayo kita makan."
" Baik tuan muda."
Para pekerja di gedung Antarna Group masih bergeliat dengan pekerjaannya.
BERSAMBUNG