Chapter 81 Pergi bersama Jen dan Sofi

" Kamu mau membawaku kemana jen?" berteriak karena kesal.

" Sudah kakak ipar duduk diam saja, aku akan bawa kakak ke tempat luar biasa, kakak ipar bisa melepas ketegangan." jenika dan Sofia tertawa bersamaan.

" Jangan aneh-aneh ya Jen, kalau kakakmu tahu aku pergi ke tempat begituan, habis aku." walaupun tidak tahu mau dibawa ke mana tapi pikiran Daniah sudah menjurus.

" Haha, kakak ipar mikir apaan si." jenika melajukan mobil tidak perduli gerutuan kakak iparnya. Saat Daniah menoleh pada Sofi meminta jawaban diapun hanya tertawa dan membungkam mulutnya. Merahasiakan tempat tujuan mereka.

“ Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!”  Teriakan keras memenuhi langit-langit tinggi

ruangan.  Karena sepertinya belum puas,

membuat mereka bertiga mengantri untuk kedua kalinya menaiki roller coaster. Walaupun

sudah kedua kalinya teriakan ketiga wanita itu masih sama kerasnya. Bahkan jauh

lebih membahana. Setelah wahana berhenti mereka turun. Di dekat mereka ada dua

orang langsung tersungkur duduk. Mual dan pucat. Tapi tidak dengan Daniah dan

kedua adik iparnya, mereka tertawa bersama saat menuruni tangga untuk kali

kedua. Puas berteriak tanpa ada yang merasa terganggu mendengar teriakan

mereka. Sepertinya tujuan pencipta permaian roller coaster mungkin memang untuk

untuk itu ya. Membuat orang berteriak sepuasnya, sampai membuat lega dan hati

plong.

“ Bagaimana ada tempat sekeren ini

di kota kita ya?” Daniah menarik tangan Jenika, dia menunjuk wahana bom-bom

car. “ Naik itu yuk.” Daniah sudah seperti bocah merengek pada ibunya. Jenika

dan Sofia mengikuti. Hari ini adalah harinya kakak ipar, begitu gumam mereka

berdua. Hari ini kedua adik ipar itu akan berakrab ria dengan wanita yang di

cintai kakaknya.

“ Kakak ipar, bagaimana kamu

menikati masa mudamu si. Tempat ini sudah ada dari dua tahun lalu kali.”  Daniah terperangah, takjub, tapi  dia buru-buru melengos.

“ Aku bekerja keras untuk bertahan

hidup adik ipar. Akukan bukan adik dari laki-laki kaya seperti kalian.”

Paham kalian, harus harus mencari

uang dan hidup dengan tidak mudah di keluargaku.

“ hehe, kakak ipar sekarangkan kamu

istri laki-laki kaya itu. Jadi silahkan bersenang-senang sepuasnya hari ini”

Mereka naik memilih mobil

masing-masing. Main tabrak-tabrakan seperti bocah. Daniah terbahak saat Jenika

memakinya dengan keras karena menghantam mobilnya.

Menyenangkan sekali ya ternyata

pergi dengan sesama perempuan begini. Dan kalian ternyata imut begini.

Mereka sudah kehabisan tenaga

setelah keluar dari arena bom-bom car, sekarang ambruk di kedai food court.

Sofia yang paling kecil yang dapat jatah memesan minuman, sementara jenika dan

Daniah duduk menjatuhkan kepala mereka di meja.

“ Terimakasih Jen, sudah mengajakku

kemari. Ini menyenangkan sekali.”

Kapan-kapan aku harus mengajak

karyawanku liburan kemari. Biarkan mereka main puas sambil berteriak-teriak.

Selama ini paling mereka cuma bisa teriak-teriak di dalam ruko kalau ketemu custemer

bawel dan aneh-aneh. Disini, aku bahkan sempat memaki tuan Saga tadi tanpa

merasa bersalah dan membuat orang terganggu. Jen dan Sofi bahkan tidak

mendengarnyakan. Haha.

Sofia muncul membawa tiga gelas

minuman. Dia juga membeli camilan.

“ Ayo makan!”

Tanpa perlu malu-malu mereka

menyantap hidangan di hadapan mereka.

Ahh, ternyata kalian ini manis juga

ya. Rukun lagi. Hehe, maaf ya, aku selama ini menilai kalian buruk karena ya

memang kalian nyebelin sih. Haha. Aku tidak mau minta maaf ya, kalian memang

menyebalkan kemarin-kemarin.

“ Kakak ipar bagaimana rasanya

malam pertama.” Daniah tersendak minumannya mendengar pertanyaan Jenika yang

tanpa sensor. “ Apa? Akukan penasaran malam pertama kakak ipar dan kak Saga,

ceritakan donk.”

Rasanya Daniah ingin mencubit bibir

di depannya, bisa-bisanya menanyakan hal memalukan begitu dengan wajah biasa

saja, sambil ngemil lagi.

“ Itukan pertama kalinya juga untuk

Kak Saga, kalian pasti malu-malu mengebu ya. Haha.”

Kali ini Daniah menjatuhkan camilan

yang ada ditangannya.

Apa barusan jenika bilang, pertama

kalinya. Tuan Saga? Jadi aku adalah yang pertama dan satu-satunya. hei, mana mungkin?

“ Pertama kalinya bagi tuan Saga.

Hei jangan bercanda Jen.” Daniah menyeringai lalu meminum jus dari gelasnya.

“ Siapa yang bercanda!” Berteraiak

bersamaan. Kakak beradik yang sangat kompak kalau urusannya tentang kakaknya.

“ Hei.” Daniah masih menunjukan reaksi

tidak percayanya.

Jenika mengebrak meja, membuat

Daniah terlonjak. Gadis itu mengelus dadanya dan melotot pada Jenika.

“ Memang kakak ipar itu pikir

kakakku itu laki-laki seperti apa?”

Daniah tidak bisa berkata-kata,

binggung mencari pilihan kata yang pas. Tapi dia lebih binggung lagi memikirkan

supaya kalimatnya bisa diterima dua bocah pengagum kakaknya ini.

“ Kak Saga itu laki-laki paling

baik di dunia.”

Ya, ya diakan kakakmu.

“ Dia laki-laki yang harus dewasa  sebelum waktunya dan menjaga kami bertiga. Dia

tidak punya waktu bersedih karena menguatkan ibu dan adik-adiknya. Apa kakak

ipar tahu!” berapi-api.

“ kecilkan suaramu jen, kamu mau

dilaporkan polisi karena menggangu ketertiban umum.” Daniah mencubit tangan

adik iparnya.

Mungkin karena itu tuan Saga selalu

menjaga jarak untuk membuka hati dengan orang lain ya. Ahh, tidak tahulah. Aku tidak

mau menduga-duga, karena aku sendiri tidak tahu yang dipikirkannya.

“ Kak Helen itu cinta pertama kak

Saga.” Melanjutkan ceritanya. Kenapa info yang kamu berikan mematikan begini.

Wajah Daniah kali ini semakin berkerut. Dia benar-benar tidak percaya.

“ Hei Jen, baiklah ceritakan

semuanya tapi tidak boleh kamu tambah-tambahin ya. Kakakmu memang sudah hebat,

jadi jangan dipoles lagi kehebatannya. Aku ingin tahu dia yang sebenarnya!”

Daniah menyentuh tangan Jenika. Tersenyum hangat.

Ayo katakan semua rahasia tuan

Saga, kalau perlu sekalian sekertarisnya.

“ Empat tahun lalu mereka bertemu

di danau hijau” Jenika memulai ceritanya. Sofia juga menimpali dengan sangat

antusias di sampingnya. Mereka berdua ini memang pemuja kakaknya. Daniah tahu

di beberapa bagian cerita tentang Saga dilebih-lebihkan. Tapi dia tidak

menyela. Biarkan saja, yang penting mereka senang pikir Daniah.

“ Tapi dua tahun lalu kak Helen

pergi tanpa pamit.” Menyudahi ceritanya dengan nada kesal. Sekarang Jenika

benar-benar sudah beralih hati dari Helena. Ya, karena merasa wanita itu memang

sudah tidak punya kesempatan lagi.

“ Tapi tunggu dari mana kamu tahu?  Kalau tuan Saga dan Helen belum bernah

melakukannya bersama.” Daniah merasa malu dengan pertanyaannya sendiri.

“ Kak Helen curhat sama kami.

Jangan-jangan kakak ipar sebelum dengan kak Saga pernah melakukannya ya?”

Sofia yang marah, merasa di khianati.

“ Sembarangan!” memukul tangan

Sofia, yang dipukul melotot. Sambil mengelus tangannya. " Tuan Saga itu yang pertama kali dan satu-satunya juga untukku tahu. " Wajah Daniah merona malu, dia mengusir canggung dengan meraih camilan dan memakannya lahap.

" Cieee, malu ya. senang ya. Haha." jenika dan Sofia mengangkat tangannya tos. “ Kami juga masih perawan tahu kak. Kak Saga bisa murka kalau kami pacaran bebas, kami boleh pacaran tapi jangan

sampai terlibat pergaulan bebas.” Daniah memicingkan mata. Tidak percaya. “Hei

gak percaya lagi. Kami bisa dapat hukuman berat kalau melanggar aturan pacaran

kak Saga.”

“ memang apa hukumannya, kalian

bakal digunduli.” Maaf ya, tapi Daniah terkikik ketika mengatakannya. Jenika

mendengus.

“ lebih parah dari itu.” Jenika

memukul meja.

“ hentikan tanganmu jen, mau jadi

hakim apa, main pukul-pukul meja terus.” Daniah melanjutkan ngemil cantiknya.

“ Kami gak boleh main sosial media

lagi. Akun kami bakal di hapus. Pokoknya gak boleh main sosial media bentuk

apapun”

“ Apa! memang yang begitu bisa di

sebut hukuman apa.  Aku kira apa?”

menjawab malas. “ Seharusnya hukumannya itu di gunduli, atau di ikat di gunung.

Haha, maaf Jen bercanda kali. Serius banget.” Daniah mengelus tangan jenika

yang wajahnya sudah berkobar. Daniah masih menahan tawa sambil minta maaf.

“ Kakak ipar digunduli atau di ikat

di gunung itu masih belum seberapa, rambut kami bisa tumbuh lagi  ketimbang kami gak boleh main media sosial.

Kami ini selebriti media sosial kak. Follower kami.”

“ halah. Sudah-sudah ia, kamukan

gak bisa hidup kalau gak pegang hp sebentar saja.” Daniah mengalah saja. Berbeda

dengannya yang main media sosial untuk jualan dan cari uang kedua adik iparnya

memang memakai sosial media untuk bergaya.

" Tapi memang tuan Saga sungguh bicara begitu?" Daniah benar-benar penasaran, sebenarnya sifat Saga itu seperti apa. "Melarang kalian pacaran bebas."

" Kak Saga bilang, cuma kami bisa yang bisa menjaga diri dan kehormataan kami sendiri. pacaran boleh saja, tapi jaga kehormatanmu. Begitu yang dia bilang. diakan mengkhuatirkan kami kakak ipar."

Ahh, ternyata dia benar-benar sayang pada adik-adiknya ya. pantas saja dua orang ini memuja kakaknya begitu.

“ Eh kalau begitu kita foto bertiga

yuk.” cerita tentang malam pertama berakhir. Cekrik-cekrik heboh. Ya gitu deh, taukan kalau lagi heboh foto bareng,

Daniah juga ikutan berebut posisi dan bergaya.

Posting.

Captionnya “ Bersama Sofia

dan kakak ipar tersayangnya kak Saga, muah, muah. Ayo bersenang-senang.” Tring!

Terkirim.

Epilog :

" Kenapa?" Saga sudah menyerahkan dokumen terakhir yang dia tanda tangani ke tangan Han.

" Nona Jenika memposting foto baru di akun sosial medianya, apa anda mau melihat?" Han menyerahkan ponsel yang dia pegang.

Wajah Saga langsung berubah cerah, membaca caption yang ditulis Jenika.

" Biarkan mereka bersenang-senang." Saga benar-benar terlihat sangat senang melihat yang ditulis jenika. Rupanya kamu sudah tahu harus mendukung siapa ya. Gumam Saga pada adik-adiknya.

" Baik tuan muda."

" Apa orang tua Daniah sudah minta maaf." Beralih pada masalah lain.

" Belum tuan muda, mereka sudah bersikap baik, tapi saya rasa nona muda juga hanya berdikir mereka baik karena ada anda di sana."

" Pastikan mereka minta maaf dengan benar pada Daniah. aku lapar, ayo kita makan."

" Baik tuan muda."

Para pekerja di gedung Antarna Group masih bergeliat dengan pekerjaannya.

BERSAMBUNG