Camilan di depan mereka sudah
kandas, berpindah tempat. Minuman juga sudah habis. Sofia mengumpulkan semua
sampah bekas pembungkus lalu membawanya ke tempat pembuangan sampah. Sementara
jenika membersihkan meja yang mereka pakai dengan tisyu. Adiknya merengut saat
dia menyerahkan tisyu yang habis ia pakai lap meja. Tapi tidak bisa protes
akhirnya kembali berjalan menuju tempat sampah.
“ Kakak ipar ayo kita nonton.”
Setelah membereskan tempat mereka duduk.
“ Nonton? Tapi.” Daniah melihat jam
di hpnya inikan sudah hampir petang pikirnya. “ Kitakan harus pulang Jen, bagaimana
kalau tuan Saga pulang makan malam di rumah. Habis aku nanti kalau tidak
menyambutnya.”
“ Coba kakak ipar tanya sama
sekertaris Han, hari ini Kak Saga makan malam di rumah tidak. Aku ingin nonton
film, ada film baru, yang main model kece yang aku suka.” Jenika menarik tangan
adiknya. “ Dia tampan ya. Aaa, tapi sudah punya pacar.”
“ Coba lihat ini kak, manis ya. Gimana
kalau kita minta kenalin sama kak Arya.” Dua orang gadis itu sedang bergosip
ria. Lupa deh, kalau mereka sudah punya pacar masing-masing.
Sementara Daniah mulai mengetikan
pesan bertanya pada sekertaris Han. Sebenarnya dia sendiri juga tidak rela
untuk pulang. Dia masih ingin bermain bersama Jen dan Sofi, dia lupa kalau tadi
dia merasa terpaksa dan kelelahan pergi dengan mereka. Sekarang yang dia rasa
adalah tawa dan bahagia.
“ Sekertaris Han, apa tuan Saga
akan makan malam di rumah?”
“ Tidak nona.” Jawaban singkat
padat dan jelas. Dan cepat sekali membalasnya.
Daniah berbinar senang, dia sudah
akan menyelesaikan pesannya tapi kembali berfikir.
Aku harus minta izin tidak ya? Baiklah,
pemberitahuan saja.
“ Saya sedang bersama Jen dan
Sofia. Kami akan pulang malam, Jen ingin menonton film.” Terkirim.
“ Baik nona, selamat
bersenang-senang.” Jawaban secepat kilat.
Baiklah bereskan, dia sudah bilang
begini artinya aku bisa pulang sepuasku bermain nanti tapa kuwatir.
Tring, pesan masuk lagi.
“ Bisa kirimkan foto anda bersama
nona jenika dan nona Sofia.”
“ Kenapa? Anda tidak percaya saya?”
Sekarang giliran Daniah membalas secepat kilat.
“ Tuan muda yang memintanya.”
Duarr, lagi-lagi cuma bisa mengepalkan tangan geram. Dia selalu memakai cara
licik untuk membungkam mulut Daniah. Sepertinya sekertaris Han faham sekali
kelemahan Daniah dalam point ini.
Kenapa aku selalu berfikir aku
sedang berkirim pesan dengan tuan Saga kalau begini si. Baiklah, Cuma foto
bukti kalau aku sedang bertigakan.
“ Jen, kirimkan foto yang kita
ambil tadi ke nomorku.” Padahal ya, merekakan belum bertukar nomor.
“ kenapa?” mendongakan kepala,
belum selesai membahas cowok tampan di hpnya dengan Sofia. “ Aku belum simpan
nonor kakak ipar jugakan?”
“ Tuan Saga minta aku mengirimkan
foto kalau aku sedang bersama kalian. Aku mau kirim foto yang tadi saja.”
Daniah menyerahkan hpnya, meminta Jenika memasukan nomornya. Jenika menurut
saja.
“ hei, kakak ipar ini bilang apa.”
Merebut hp Daniah lagi setelah dia selesai menyimpan nomornya. “ Kakak ipar
harus mengambil foto baru dari hp ini,
kakak ipar yang pegang hpnya sekarang.” Menyerahkan hp ke tangan Daniah. Lalu dia
menarik Sofi untuk mencari posisi foto terkece.
“ Memang kenapa? Sama ajakan sama
foto kamu tadi.” Toh yang dia minta Cuma bukti kalau dia benar-benar sedang
bertiga bersama adik-adiknya. Begitu yang dipikirkan Daniah.
“ Ishh, kakak ipar ini benar-benar
tidak tahu apa-apa ya. Kak Saga pasti sudah melihat foto yang aku posting tadi.
Kalau kakak ipar juga mengirim foto itu dia bisa jadi kesalkan, kenapa, karena
dia dianggap tidak spesial.” Menjelaskan lagi hal yang di rasa Daniah tidak
masuk akal. Tapi dia jadi mendapatkan info baru. Ternyata Saga benar-benar
sensitif sampai memperhatikan hal detail semacam ini.
“ Jadi tuan Saga juga mengawasi
kalian.” Mengeleng tidak percaya. Lebih tidak percaya lagi karena dua anak di
depannya ini baik-baik saja.
“ bukan mengawasi kami kakak ipar,
tapi itu wujud kasih sayang kak Saga untuk melindungi kami.” Sofia menjelaskan.
“ idih, kalian pengertian sekali.”
Daniah mengeryit tidak bisa menerima cara berfikir kedua adik iparnya. Akhirnya
mereka mengambil foto baru dengan menggunakan hp milik Daniah. Beberapa pose,
sudah cukuplah.
“ Kakak ipar edit dulu kasih love
sama kecupan, baru dikirim.”
Kalian ini kenapa si, kami itu
bukan pasangan suami istri yang saling mencintai tahu. Sudah asal kirim saja.
Daniah memilih foto yang paling
bagus menurutnya, lalu terkirim. Selesaikan, begitu pikirnya. Urusan perizinan selesai.
Sekertaris Han juga tidak membalas pesannya lagi.
Mobil melaju menuju mall ternama
milik Antarna Group. Hari ini mereka akan menonton film pilihan jenika.
“ Kakak ipar kita buat grup chat
yuk.” Jen bicara sambil mengemudikan kendaraaan.
“ idih, gak mau. Memang kita
seakrab itu.” Daniah menyandarkan kepala, menatap hpnya.
“ Jahat, kok gitu si. Kakak ipar,
ayo kita mengakrabkan diri donk, kakak ipar adalah wanita yang dicintai
kakakku, jadi kedepannya aku akan membela kakak ipar.” Ya, ini juga untuk
membuat hidupku jadi lebih muda juga. Jenika menyeringai.
“ Jangan aneh-anen deh, siapa yang
mencintai siapa.”
Pembicaraan mereka terhenti saat
mobil sudah memasuki area parkir. Sudah mulai gelap menuju malam.
“ Kita makan dulu aja ya.” Jenika
menarik tangan adik dan kakak iparnya menju food court mall. “ Mau makan apa?”
“ Kita makan nasi yuk, tadi siang
aku gak makan nasi soalnya.” Daniah memilih menu. Dia juga merasa perutnya
lapar.
“ Boleh-boleh”
Mereka sudah menghadapi mangkok
berisi makanan pilihan masing-masing. Segelas minuman juga sudah mendampingi. Bersiap
menyantap hidangan makan malam
“ Ayo makan.” Ucap mereka
bersamaan, lalu tertawa. Suapan pertama juga bersamaaan.
“ kakak ipar!” Jenika memanggil,
dia masih mengunyah dan tidak menghentikan makannya.
“ Iya.” Dijawab sekenanya, masih
fokus makan juga.
“ Apa benar kakak ipar tidak mencintai
kak Saga?”
Deg, kenapa menanyakan hal begini
secara terbuka si. Aku harus menjawab apa coba. Terang-terangan mengatakan
tidak mencintai juga tidak mungkinkan.
“ Padahal kak Saga mencintai kakak
ipar.” Sofi mengantikan jenika bicara. Seperti tahu sekali bagaimana perasaan
kakak laki-lakinya. Ya, mereka tahu, karena mereka mengenal bagaimana Saga
selama ini hidup.
Hei, kenapa kalian rasanya
memojokanku begini. Seperti berkata, kenapa kakak ipar tidak mencintai kakakku
yang sempurna itu. Apa kekurangannya.
“ Kalian pasti salah. Aku dan tuan
Saga menikah karena ada alasan tertentu.” Akhirnya menjawab begitu. Tapi Daniah
akan mencukupkan jawaban sampai di sini saja. Dia tidak mau membeberkan
alasannya menikah dengan tuan Saga. Baik itu tentang pelunasan hutang atau
tentang alasan sebenarnya perihal Helena.
“ Apa?” Jenika bicara lagi.
“ Kalian tidak akan paham.” Menolak
secara harus untuk bercerita.
“ Apa alasan kak Saga yang memilih
kakak ipar untuk membalas kak Helen.” Jenika bicara santai sambil mengunyah.
“ Lho kalian kok tahu.” Daniah
terkejut, apa selama ini cuma dia yang tidak tahu. Dan menggangap alasan itu
perlu dirahasiakan.
“ Ya ampun kakak ipar, jadi karena
itu kakak ipar sampai berfikir kalau kak Saga tidak mencintai kakak ipar.” Nada
bicara Jenika sudah seperti mengvonis kalau Daniah itu wanita paling bodoh di
dunia.
Daniah terdiam.
Tapi memang itu
alasannyakan. Saat ini tuan Saga hanya sedang galau dan bimbang. Tapi kalau dia
sudah bisa menata hatinya, dia pasti akan kembali pada cintanya lagi. Bukankah
memang seperti itu cinta, dia akan kembali pada tempatnya.
“ Baiklah, ayo habiskan makanan
kita dulu. Sepertinya aku perlu membuka kuliah khusus untuk kakak ipar. Selain
wajah pas-pasan, ternyata kakak ipar juga tidak pintar, tidak peka, lugu, polos
yang cenderung bodoh ya.”
“ Hei Jen, itu kurang ajar
namanya.” Daniah jelas sewot mendengarnya.
Jenika tertawa, tapi dia tidak
minta maaf.
Akhirnya tidak jadi nonton film.
Mereka malah pergi ke cafe. Jenika dan Sofia memesan kopi sementara Daniah
lebih memilih minum air putih dingin. Dia sudah kekenyangan tadi.
“ Baiklah, kita mulai pelajaran
pertama kita kakak ipar. Apa sudah siap.”
“ Ia, ia, jangan kebanyakan drama,
kamu mau bilang apa sebenarnya.” Daniah mengalah dan mengikuti mau adik
iparnya.
“ Setelah malam pertama sudah
berapa kali kakak ipar tidur dengan Kak Saga?” lagi-lagi bicara tanpa sensor.
Wajah Daniah langsung memerah malu. Bayangan dekapan saga menghantui kepalanya
lagi.
“ Jangan bertanya yang aneh-aneh.”
Menghabiskan hampir separuh botol minumannaya.
“ Sekali.” Daniah menjawab dengan mengelengkan kepala pelan. “ Tiga kali.”
Daniah mengeleng lagi. “ Sepuluh kali.” Kali ini Jenika yang mulai menggebu.
Dia mengebrak meja. Bukan hanya membuat Daniah yang terkejut, orang di meja
tidak jauh dari mereka juga sama. “ Jadi berapa kali kalian sudah tidur
bersama?” berteriak kesal.
BERSAMBUNG