Siang ini, semua agenda berjalan
dengan baik. Walaupun harus mundur dua jam dari jadwal yang ada. Kalau sudah
seperti ini bisa di bilang Han yang bisa bernafas lebih lega. Dia bisa
menyimpaan banyak tenaganya.
Efek keberadaan nona Daniah
ternyata sangat berpengaruh besar pada mood tuan muda. Sepanjang hari ini dia
bahkan masih terlihat senang. Kesalahan CEO Defika bahkan bisa dia maafkan.
Padahal CEO perempuan itu jelas-jelas sudah ketakutan. Dan siap menerima
hukuman apapun yang diberikan padanya.
“ Han.” Saga menutup berkas laporan
yang baru saja selesai dia tanda tangani. Proyek Antarna Group tahun ini, danau
hijau.
“ Ia tuan muda.” Han bangun dari
duduk dan lamunannya, menghampiri meja kerja Saga. Dia menerima berkas yang
sudah selesai di periksa Saga.
“ Apa anda tidak mau datang di
peresmian.” Menebak setelah menerima berkas laporan dan membacanya.
“ kenapa? Apa kamu juga berfikir
aku belum move on.” Menyandarkan kepala, tapi menatap kesal.
“ Tidak tuan muda. Saya hanya tidak
mau anda merasa tidak nyaman.”
“ Danau hijau akan jadi tempat
pengabdian Antarna Group pada kota ini. Anggap itu saja, tidak ada cerita
apapun dibalik itu semua. Aku tidak mau ada artikel apapun tentang ele setelah
peresmian danau hijau. Fokus hanya pada Antarna Group.” Seharusnya seperti ini
saja, awalnya dia memang akan menjadikan tempat itu sebagai tempat bersejarah
pernikahannya. Tapi sekarang, tempat itu akan menjadi wisata kota gratis untuk
masarakat umum.
“ Baik tuan muda.”
Ketukan pintu mengalihkan pandangan
Han. Dia mengganguk sekilas pada Saga, lalu berjalan membukakan pintu. Staff
sekertarisnya sudah berdiri di depan pintu.
“ kenapa?” Tanyanya.
“ Maaf tuan. Nyonya datang dan
ingin bertemu dengan tuan Saga. Dan...” dia tidak melanjutkan kalimatnya.
Lihat, dia sudah tangan karena ingat kejadian beberapa waktu lalu.
“ kenapa?”
“ Bersama nona Daniah.”
“ Persilahkan mereka masuk.”
Staff sekertaris itu menganguk,
setelah Han berbalik dia menutup pintu tanpa bersuara. Bernafas lega. Selang
tidak lama dia menunggu di depan lif muncul nyonya besar, ibu dari presdir dan
juga wanita itu. Wanita yang sudah membuatnya kehilangan separuh uang gaji. Dia
menggangukan kepalanya sopan.
“ Silahkan nyonya, tuan Saga
mempersilahkan untuk masuk.”
“ Aku hanya ingin bertemu dengan
anakku kenapa kalian mempersulit seperti ini.” Hardiknya marah. Staff
sekertaris itu hanya menunduk dalam tidak menjawab.
Lebih baik melihat anda yang marah
daripada tuan Saga yang marahkan. Sungguh melelahkan hidupku. Hiks, tapi aku
akan berjuang untuk hidup seperti ini sampai akhir. Demi gaji yang besar.
Dia mengikuti langkah kaki nyonya
dan Helena, mengetuk pintu, lalu mempersilakan mereka masuk. Setelahnya kembali
menutup pintu tanpa bersuara. Tidak tahu dan tidak penasaran untuk tahu juga,
akan ada kejadian apa di ruangan presdir.
Han mengangukan kepala sembari
menarik kursi di depan meja kerja Saga. Mempersilahkan kedua tamu tidak di
undang untuk duduk. Dia melirik tajam Helena, gadis itu masih tidak tahu malu
juga menatapnya dengan sorot mata sebal. Setelah kedua orang itu duduk, dia
tetap berdiri di dekat meja.
Ibu menoleh pada sekertaris Han,
mengusir lewat pandangannya. Tapi tentunya, sekertaris Han tidak mau terlalu
peka kalau urusannya bukan dengan majikannya. Jadi dia tetap berdiri tidak
bergeming.
“ Jangan perdulikan Han. Kenapa ibu
kemari tanpa pemberitahuan?” Saga seperti tahu ketidaknyaman ibu. Tapi dia tidak
perduli. Dia bahkan tidak melirik Helena yang duduk di samping ibunya. Wanita
itu yang sedari tadi ingin tersenyum hanya bisa memegang kursi erat. Kecewa.
“ Saga, ada yang mau ibu bicarakan.
Ini mengenai Daniah.”
Di tempat duduknya, airmuka Saga
berubah. Ada indikasi tidak senang dengan pembicaraan ibunya barusan. Apalagi
saat ini Ele sedang duduk di hadapannya. Rencana apa yang sedang dibuat wanita
ini pikirnya. Dia tahu, ini mungkin ide Ele.
“ Daniah bukan gadis yang baik dan
pantas untukmu Saga.” Ibu langsung pada poin utamanya, tidak mau berbasa-basi
lagi. Selama ini kesabaarannya menunggu sepertinya sia-sia. Karena sepertinya
Daniah berhasil menjerat putranya. Ibu menerima hp yang diambil Helena dari
tasnya. “Lihatlah, dia bahkan menemui laki-laki lain di belakangmu.”
Han bereaksi, tidak mungkin begitu
arti sorot mataanya. Tidak mungkin dia sampai kecolongan begini. Dan dia tahu,
bahwa Daniah tidak akan seberani itu bertindak di luar batas. Dia hanya berani
bicara. Tapi tidak akan punya keberanian merealisasikannya. Tapi foto yang
dibawa Helena, seketika membuatnya kesal. Apa dia sudah kehilangan kemampuannya
untuk membuat semua yang ada di sekeliling tuan Saga berjalan dengan
semestinya.
Han yang menerima hp di tangan ibu,
wanita itu terlihat kesal. Dia terlihat ingin mempertahankan alat bukti yang ia
miliki, tapi karena sorot mata Han dan diamnya putranya dengan tidakan
sekertarisnya itu akhirnya dia melepaskan tanganya. Hp sudah berpindah tangan.
Senyum tipis muncul, saat Han melihat foto dan terdengar ia bernafas lega.
Dengan tangan kanan dia menyerahkan hp ketangan kiri Saga.
Sekarang giliran Saga yang tergelak,
dia bersandar di kursinya. Ibu dan Helen terkejut dengan reaksi yang di berikan
Saga. Ini diluar rencana mereka. Helen terlihat memegang erat pegangan kursi.
Kenapa begini, seharusnya dia
marahkan. Jelas-jelas Daniah bergandengan tangan dengan laki-laki. Aku bahkan
sudah mengambil banyak foto yang terlihat mesra. Helena
“ Ibu ada apa denganmu? Apa ibu tidak tahu, kalau Jen dan Sofi saja
aku awasi. Aku tahu siapa teman -teman mereka dan pacar mereka sekarang.” Ibu
menelan ludah. Merasakan kebodohannya. Benar, tidak mungkin Saga tidak tahu.
Tapi sekelebat sesal itu tidak membuatnya berfikir dengan sehat. “ Seharusnya
ibu tahukan kalau aku saja mengawasi Jen dan Sofi, pasti aku jauh lebih
mengawasi istrikukan.” Menekankan pada kata terakhirnya.
Deg, Kali ini Helen menjatuhkan tas
yang ia sengol di atas meja Saga. Lebih terkejut lagi ketika Saga melemparkan
hp yang dia pegang tadi di hadapannya.
“ Tanyakan saja pada Han bagaimana
dia mengawasi istriku. Dan satu lagi, aku mengenal laki-laki yang difoto itu.
Aku juga pernah tidur di rumahnya.”
“ Apa!” bersamaan menjawab.
Han benar-benar senang melihat wajah Helena yang pias, matanya yang sekarang takut bersitatap dengannya.
Sekarang anda sudah menyadarinyakan, sejauh apa saya tahu tentang anda nona Helena.
“ Anda jangan kuatir nyonya saya
mengawasi semua orang yang dekat dengan tuan muda. Nona Jenika, nona Sofia dan
Nona Daniah. Anda tidak perlu kwatir. Saya hanya memastikan semua hal di
sekeliling tuan muda berjalan dengan semestinya.”
Wajah Helen semakin pias. Ia bahkan
hampir terjatuh dari tempat duduknya setelah mendengar kalimat Han.
“ Bawa dia ke sofa.” Saga
menerintahkan Han untuk membawa Helen duduk di sofa, dia tidak mau melihat
gadis itu. Sorot matanya yang menghiba malah membuatnya kesal. Setelah Helen
dan ibu berpindah, Han keluar dari ruangan. Tidak lama dia muncul membawa
sebotol air dan gelas.
“ Silahkan nona, anda tidak
apa-apakan?”
Helen mendongak, menerima gelas
dengan gemetar.
“ Seharusnya anda duduk dan melukis
sekarang, kenapa masih melakukan hal tidak berguna seperti ini.”
Helena meletakan gelas di atas
meja, karena kalau sampai masih dia pegang, dia yakin gelas itu akan pecah
terburai karena terjatuh dari tangannya.
“ Pergilah!” Ibu seperti paham
kalau Helen gelisah karena siapa. Dia mengambil gelas lalu membantu Helen
minum. “ Kenapa denganmu? Apa Han mengancammu?”
“ Tidak bu.” terbata menjawab.
Udara di ruangan seperti sudah
tidak nyaman di pakai Helen bernafas. Dia menyadari dia harus keluar dari
tempat ini. Situasi sudah semakin tidak terkendali. Tidak tahu siapa yang
bersama Daniah, tapi yang pasti tidak berhasil membuat Saga marah. Dia harus
pergi sekarang, supaya bisa kembali berfikir jernih.
Saga berjalan dan duduk di sofa,
sementara sekertaris Han berdiri di sampingnya.
“ Han bilang ibu minta izin untuk
megadakan pesta ulang tahun di rumah.”
“ Ia, karena ibu ingin membuat
konsep keluarga, jadi apa boleh.”
“ Tidak.” Saga memotong kalimat
ibunya. “Aku tidak mau banyak orang berkeliaran di rumahku.” Melirik Helen,
sepertinya kata-katanya barusan memang di tujukan untuk Helen. “ Jadi buatlah
pesta di gedung seperti biasanya. Han akan mengirim sekertaris wanita untuk
membantu ibu.” Saga bangun dari duduknya. “ Bawa dia pergi kalau dia sudah bisa
berdiri.”
Helen gemetar, apa benar dia sudah
benar-benar kehilangan kesempatan.
Han sudah membuka pintu, Saga berhenti dan
berbalik lagi. “ Ibu jangan lupa undang Daniah ke pesta ulang tahun ibu, ibukan
harus memperkenalkan menantu ibu pada teman-teman ibukan.”pintu tertutup.
Kedua wanita itu bersitatap, ibu
meminta pertanggungjawaban atas hal memalukan yang baru saja terjadi. Tapi
Helena bahkan tidak bisa berkata apa-apa. Kata-kata sekertaris Han masih
menghantui pikirannya.
“ Anda jangan kuatir nyonya saya
mengawasi semua orang yang dekat dengan tuan muda. Nona Jenika, nona Sofia dan
Nona Daniah. Anda tidak perlu kwatir. Saya hanya memastikan semua hal di
sekeliling tuan muda berjalan dengan semestinya.”
Apa dia juga mengawasiku selama ini, apa dia juga tahu kalau aku...........
Tangan Helena gemetar
BERSAMBUNG