Kenapa! Kenapa ini.
Prank! Prank! Serpihan gelas kaca
berhamburan. Berlarian ke segala penjuru di dalam kamar.
Helena terduduk, tubuhnya menggigil
keras, karena sakit hati, karena kemarahan semua bercampur sekarang. Dia benar-benar
merasa tidak berdaya. Pandangan Saga yang membencinya sungguh sangat
menakutkan.
Kenapa saga bisa berubah seperti
itu? Sialan apa benar-benar karena Daniah.
“ Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!” prank!
Semua benda sudah berjatuhan di kamarnya,
cermin di meja rias juga sudah berantakan. Gedoran pintu terdengar, lalu pintu
terbuka keras. Clarissa dengan seorang pelayan muncul. Suara dan wajah mereka
sangat panik. Apalagi ketika mendapati kamar yang sudah seperti habis terkena
banjir besar.
“ Nona.” Pelayan mendekat, kuwatir.
Tapi dia tidak berani melangkah karena pecahan kaca ada di mana-mana.
“ Kak Helen, ada apa denganmu.”
Clarissa memberi sorot mata prihatin.
“ keluar! Keluar kalian! Keluar
kalian sungguh tidak berguna.”
Clariss memerintahkan pelayan untuk
keluar, tapi dia mendekati kakaknya, dan meraih tangan Helen. Gadis itu menepis
uluran tangan adiknya.
“ Hentikan kak, kenapa kamu marah
padaku. Memang salahku apa?” sekarang Clarissa merasa kesal sendiri. Sejak kepulangan
Helena dari luar negri dia sering mengamuk tanpa sebab begini. Clarissa tahu
alasannya, ternyata kak Saga menolaknya. Dia frustasi. Tapi jujur walaupun
Helena adalah kakaknya dia tidak bisa seratus persen bersimpati karena semua
ini terjadi karena kebodohan Helena sendiri.
“ Saga, saga tidak mau memaafkanku.
Hiks, huaaaaaa.” Tangisnya pecah. Dia memukul-mukul tempat tidur, mengacak
rambutnya yang indah. Clarissa prihatin memandang kakaknya, tapi apa yang bisa
dia lakukan. Diapun berfikir bahwa apa yang terjadi hari ini memang sepenuhnya
adalah kesalahan Helena.
“ Apa kak Helen sudah minta maaf
dengan benar pada kak Saga.” Bertanya tegas tanpa nada simpati.
“ Aku harus minta maaf bagaimana
lagi!” Malah menanggapi dengan marah, karena merasa dia sudah melakukan apa
yang dia bisa.
“ Berlutut sambil menangis, kalau
perlu sakiti diri kakak di depan kak Saga.”
Helena terdiam, Clarissa tahu,
harga diri setinggi langit kakaknya tidak akan pernah melakukan itu. Apalagi di
hadapan sekertaris menyebalkan yang bahkan tidak pernah bergerak sedikitpun di
sekitar Saga.
“ Apa kakak masih sepercaya diri
itu setelah pergi meninggalkan Kak Saga. Aku saja merasa kak Helen itu
menyebalkan apalagi kak Saga.” Akhirnya terucap juga, kata-kata menyalahkan
dari mulut Clarissa.
“ Clariss jaga sikapmu!” mendorong
tubuh adiknya kesal.
“ kenapa? Kalau kak Helen sepercaya
diri itu seharusnya sebelum pergi minimal tidur sekali dulu dengan Kak Saga.
Itu bisa kak Helen pakai sebagai jaminan. Tapi ini, hanya bermodal cinta kak
Saga kak Helen sudah sangat yakin sampai berani pergi tanpa izin begitu.
Kebebasan, huh! Sekarang dan selamanya kak Helen bisa bebas dari kak Saga. Bodoh!”
“ Diam kamu, bukanya membantu
malah. Keluarlah. Aku tidak butuh kata-kata tidak bergunamu sekarang.” Helen
mendorong tubuh Clarissa, dia merasa kata-kata adiknya sudah sangat keterlaluan
sekarang.
“ Kalau kak Helen benar-benar tidak
mau menyerah, satu-satunya hanya kak Noah. Laki-laki bodoh yang pernah
mencintai kakak. Tapi jangan berharap lebih, aku dengar dia sudah punya pacar
juga sekarang. Aku tidak yakin dia punya waktu untuk kak Helen.” Clarissa
memberi ide tapi dia juga setengah ragu apa idenya akan berhasil.
Helena mengepalkan tangan. “Noah,
ya dia satu-atunya harapanku untuk mendekati Daniah.”
“ Tapi, jangan bilang kak Helen mau
memakai kak Noah untuk untuk mencelakai Daniah. Kalau itu rencana kak Helen,
sebaiknya batalkan. Itu rencana gagal sebelum dimulai. Kalau sampai sekertaris
sialan itu tahu, habis kak Helen di tangannya. Kak Helen tahu sekarang siapa
yang dijaga dengan nyawanya, Daniah. Han menjaga Daniah sendiri. Dia sudah jadi
istri kesayangan kak Saga.” Mulai kuwatir dengan ide yang diberikannya. Helen menghardik lewat matanya. “ Jen dan Sofi
yang cerita. Kak Helen sudah tidak punya kesempatan kata mereka.” Membeberkan fakta
kenapa dia bisa berkesimpulan begitu.
“ Sial, pantas dua anak itu berubah
sekali sikapnya padaku.” Helen bangun dari tempat tidur, mengambil sisir, dia
mengibaskan sampai pecahan kaca yang menempel bertebaran. Bercermin di kaca
yang pecah. Dia harus bangun sekarang, dia tidak boleh kalah. Meratapi nasib di
kamar saat ini adalah pilihan menyedihkan.
Aku harus bertemu Noah sekarang.
“ Suruh bibi membereskan kamarku.”
“ Kak helen mau kemana sekarang.”
Clarissa merasa kuatir. “ Jangan mencari masalah lagi.”
“ Diam kamu.” Hanya ini kesempatan
terakhir yang bisa dia pakai untuk kembali pada Saga.
Noah menatap Helena dengan seksama.
“ Apa kamu menangis lagi?” Noah
mengengam erat tangan Helen. “Sudah sampai di sini saja, lepaskan Saga seperti
aku melepaskanmu.”
“ aaaaaaaaa.” Menangis semakin
keras. Padahal tadi hanya isak kecil. Helen menghambur memeluk Noah. Noah
tersentak, tidak mempersiapkan hati dan tubuhnya. “Noah, tolong aku. Hiks.
Huuuu. Tolong aaku. Kamu tahukan aku sangat mencintai Saga, aku bodoh yang
meninggalkannya. Aku menyesal, sangat menyesal. Aku ingin hubungan kami
kembali. Aku tidak bisa hidup tanpanya.” Menangis sekuatnya, membuat Noah
merasa bersalah sendiri.
“ Baiklah, lepaskan aku dulu.” Noah
menepuk bahu Helen dan mendorong tubuhnya agar menjauh. Perasaannya pada wanita
di hadapannya mungkin sudah berhasil dia tuntaskan, tapi kalau interaksi
sedekat ini dia takut akan membangkitkan kembali perasaan yang sudah dia kubur.
Dan dia tentu akan merasa sangat bersalah sekali pada kekasihnya.
“ Bagaimana aku harus menolongmu.
Saga pasti tidak mau menemuiku. Waktu itu aku berhasil menemuinya tapi semuanya
percuma. Maaf.” Lihat, Helen sudah berhasil membuat Noah merasa bersalah untuk
sesuatu yang bukan kesalahannya.
Helen menggengam tangan noah. “
Bisakah kamu bertemu dengan Daniah.”
“ Daniah, kenapa? Apa yang mau kamu
lakukan dengan Daniah.” Noah tahu, urusannya akan semakin runyam, karena dia
tahu bahwa wanita itu benar-benar menempati tempat khusus di hati Saga. Salah
sedikit saja melangkah, habislah semua. Dia sudah merinding membayangkan
bagaimana amukan Saga dan amarah sekertarisnya yang menyebalkan itu.
“ Aku hanya mau kamu bicara
dengannya. Dia sangat polos. Diapun tidak mencintai Saga. Saat aku memberi tahu
alasan Saga menikahinya dia masih bisa tertawa dan berkata, kalau dia menikah
karena uang. Dia tidak mencintai Saga.”
Dari mana Helen berkesimpulan
semacam ini. Jelas-jelas tidak seperti ini dari sudut pandang Saga.
“ Bicaralah dengannya, dan bujuk
dia untuk bercerai dengan Saga.” Memohon, ujung mata Helena sudah berair. Ini senjata
menatikan untuk Noah. Karena puluhan kali ia pakai selalu berhasil membuat
Noah luluh. “ Noah, kumohon demi hubungan kita yang lalu tolong kali ini.”
Noah mengigit bibir, luluh. Dia menyeka
airmata Helena yang berlinang.
“ Baiklah, jangan menangis. aku
akan bicara pada Daniah. Tapi aku tidak bisa menjanjikan apapun.”
Hanya itu yang bisa dia ucapkan, walaupun dia sendiri ragu. Mengingat ucapan Saga waktu itu, dia sadar Helena sudah tidak punya kesempatan.
BERSAMBUNG