Hari kedua kelas makeup berjalan
dengan baik. Ternyata makeup itu sudah-susah gampang ya. Di sekolah makeup
Daniah juga sudah memiliki teman. Jadi dia benar-benar menikmati. Agak lama
tadi dia mematung di depan cermin, melihat hasil riasannya sendiri.
Aku pasti sudah gila! Kenapa aku
ingin menunjukan riasan ini pada tuan Saga. Kalau dia melihatnya apa lantas kau
mau dipuji cantik begitu. Dia pasti akan menyentil keningku dan berkata “Apa
ini, kenapa wajahmu. Kau pakai apa di mukamu. Hapus.” Ya, ya itu pasti yang
akan dia bilang.
Daniah melajukan kendaraannya
setelah kelas makeup. Hp ditasnya berdering, dia menepikan kendaraan. Takut
yang menghubungi yang mulia raja melalui sekertarisnya.
“ Noah, kenapa dia.” Ragu apakah
akan dijawab, sampai bunyi dering mati. Lalu telfon yang kedua akhirnya
diangkat.
“ Hallo nona matahariku.” Suara renyah
yang sok akrab jauh di sana.
“ Aku bukan mataharimu. Kenapa?”
bertanya langsung tujuan Noah menelfon, hubungan mereka tidak seakrab itu untuk
hanya bertanya kabar.
“ Sedang di mana? Boleh ketemuan
gak ada yang mau aku bicarakan.”
“ tentang apa? Sekarang saja.”
Hubungan rumit antara Saga, Noah
dan helena yang ikut di ceritakan Jenika waktu itu membuat Daniah berhati-hati.
Dia tidak mau terlibat kedalamnya. Saat ini hubungannya dengan tuan Saga saja
sudah jauh lebih memusingkan.
Dia mau aku mencintainya. Untuk
apa! Seharusnya akupun mengatakan aku mau dia mencintaikukan. Tapi sial, aku
tidak punya keberanian. Kalau aku menjawab aku mau dia mencintaiku, reaksinya
apa ya?
Daniah tersadar sedang berbicara dengan Noah.
“ Sepertinya tidak bisa hanya
bicara di telfon, aku ingin bicara langsung. Sekarang juga sudah waktunya makan
siangkan, bagaimana kaalaau aku traktrir makan siang.”
“ Tidak mau.” Menjawab cepat.
“ Hei, matahariku kenapa jahat
sekali begitu. Yang mau aku bicarakan ini penting sekali lho, menyangkut hidup
dan matiku.”
“ Kalau kamu sekarat, pergilah ke
dokter,” Daniah tahu kalau laki-laki itu sedang main-main, kesan pertama dan
kedua kalinya dia sudah bisa tahu kalau Noah laki-laki yang suka bercanda. Tuh
kan, sudah terdengar dia terpingkal di sana.
“ Ayolah kumohon, aku tungu di kafe
XXX ya. Aku akan menunggumu sampai kau datang.”
Sambungan terputus.
“ kenapa dia seenaknya beginii si.”
Daniah melemparkan hpnya di kursi di sebelahnya. Memegang kemudi mobil.
Bimbang. Dia tidak mau datang. Tapi ancaman akan menunggunya membuatnya gelisah
juga, bagaimana kaalau Noah benar-benar akan menunggunya.
Sial, sudah pasti aku akan datang.
Kenapa si, aku jadi orang perdulian begini. Menyebalkan.
Akhirnya datang juga. Daniah sudah
berdiri di depan sebuah meja, sementara laki-laki yang selalu seenaknya itu
tersenyum sangat puas. wajah jenaka dan sok ramahnya itu membuat dia dimaafkan. Guman Daniah kesal pada dirinya sendiri.
“ Terimakasih matahariku.”
“ Daniah! Panggil aku Daniah.
Da-ni-ah. Aku bukan mataharimu. Aku mataharinya tuan Saga.” Daniah merinding
mendengar ucapannya. Tapi kata-katanya berhasil membuat tawa di mulut Noah
terhenti. Laki-laki itu jelas sangaat terkejut. Sekarang wajahnya tampak
serius. Dia memanggil pelayan, lalu memesan menu makanan dan minuman mengusir
canggung. Menawari Daniah untuk memeilih menu.
“ Saya pilh menu yang sama aja ya
mbak.”
“ Baik, sebentar ya.” Pelayan itu
mengangukan kepalanya.
“ Baiklah, sekarang ada apa? Kenapa
ingin bertemu.” Daniah duduk, meletakan tasnya di atas meja.
“ Hari ini sepertinya kamu jauh
lebih cantik dari yang ada di ingatakanku. Apa sekarang kamu merubah
penampilanmu.” Noah memperhatikan penampilan Daniah. Gadis yang dia lihat waktu
di danau hijau seingatnya tidak seperti ini.
Daniah meraba rambutnyaa, benar,
ini hasil kelas makeupnya hari ini.
Bagaimana ini, akukan tidak mau
menjawab kalau aku habis ikut kelas makeup.
“ Aku memang sudah begini dari
dulu, waktu kita baru bertemu di danau hijau itu penampilanku yang lain dari
biasanya. Tapi biasanya aku seperti ini kok.” Tersenyum, menyembunyikan
kebohongan.
“ hehe, benarkah. Pantas Saga
sangat tergila-gila padamu. Istrinya memang cantik si.”
Apa dia bilang barusan.
“ Noah mau bicara apa?” Daniah
mengakhiri basa-basinya, dia ingin langsung ke inti pembicaraan.
Noah menatap Daniah dengan seksama.
Meyakinkan dirinya sendiri, bahwa apa yang ingin dia sampaikan sekarang adalah
pilihan tepat. Ini adalah janjinya terakhir kali untuk Helena. Dia akan
membantu hanya sampai di sini saja. “ Apakah Daniah juga mencintai Saga.”
Juga? Maksudnya?
“ seperti Helen mencintai Saga.”
Jadi ini tentang Helena, apa dia
yang meminta Noah untuk bicara denganku. Maafkan aku Helen, aku tidak mau
mendukungmu lagi. Jen sudah menceritakan semuanya padaku. Dan aku memilih tidak
mendukungmu sekarang. Walaupun aku akan merelakan tuan Saga jika dia kembali padamu, tapi aku tidak akan mendukungmu mulai sekarang.
“ Apa Noah datang karena Helen?”
Laki-laki itu tidak bisa menutupi
kebenaran. Dia tampak kikuk.
“ Helen sangat mencintai Saga.
Empat tahun lalu mereka bertemu.”
“ Aku tahu, empat tahun lalu mereka
bertemu di danau hijaukan. Tempat itu adalah tempat yang sangat bermaksa untuk
mereka. Sama halnya Noah yang juga mengangap tempat itu penting.” Penjelasan jen
yang dilebih-lebihkan dengan menambah porsi spesial untuk Saga di ringkas
Daniah secara wajar.
“ kamu sudah tahu?” terkejut dengan
jawaban Daniah.
“ Jen sudah menceritakan semuanya,
tentang hubungan tuan Saga dan Helen. Tentang cinta mereka dan bagaimana mereka
bersama. Ntahlah, aku bahkan tidak merasa sakit hati ataupun cemburu. Aku hanya
senang karena saat itu Tuan Saga bersama wanita yang dicintainya dan hidup
dengan bahagia. Ya, sampai Helen pergi meninggalkan Tuan Saga yang sudah sangat
percaya dan mencintainya.”
Apa penjelasanku sudah sangat
jelas. Kalau aku tidak cemburu dan berfikir secara obyektif.
“ Tapi saat itu Helen punya alasan
sendiri kenapa dia harus pergi.”
“ Alasan? Alasan yang dia ingin di
kenal dengan karyanya sendiri. Dia tidak mau dikenal hanya sebagai pelukis
bayangan tuan Saga. Begitu? Ntahlah, mungkin alasan itu memang terdengar masuk
akal. Tapi kalau aku yang jadi Helen, saat itu aku bukannya pergi tanpa izin
begitu saja. Jika aku jadi Helen aku pasti percaya akan cinta Tuan Saga. Hingga
aku akan memohon padanya untuk mengizinkanku pergi mengejar mimpiku. Kalau Noah juga akan perfikir seperti Helen atau
berfikir sepertiku.”
“ Apa?” binggung dengan penjelasan
Daniah.
“ Apa Noah juga berfikir kalau tuan
Saga tidak akan mengizinkan Helen pergi. Saat itu jika Helen memohon, aku yakin
tuan Saga akan mengizinkannya pergi, memang berapa si jarak yang harus di
tempuh. Tuan Saga bahkan punya jet pribadi yang bisa dia pakai bolak-balikkan.”
Ayo sadarlah Noah, bahwa Helen sudah memanfaatkan kebaikanmu. Dalam hal ini dia
yang bersalah, biarkan dia memohon pengampunan tuan Saga. Kamu atau aku tidak
perlu ikut campur.
“ Daniah.” Noah tidak menduga, Daniah
yang dia temui di danau hijau akan menjawab secerdas ini. Dia berfikir Daniah
hanya gadis polos yang tidak tahu apa-apa.
“ Tapi itulah kesalahan terbesar
yang sudah di lakukan Helen, dia tidak percaya pada laki-laki yang
mencintainya.”
Benar, inilah kebodohan terbesar
yang sudah di lakukan Helenan pada Tuan Saga. Kebodohan yang harus dia bayar
dengan sagat mahal. Aku mengatakan ini bukan untuk membela tuan Saga. aku hanya ingin Noah sadar bahwa dia sudah dimanfaatkan. ini semua kesalahan helen, biar gadis itu yang memohon untuk dirinya sendiri.
“ Tuan muda, sepertinya nona muda
ada di sini.” Han menunjukan hp dengan bintang kecil yang menyala. Dia
mengedarkan pandangan menyapu ruangan. Begitu pula Saga. Wajahnya yang tadi
merasa senang tiba-tiba berubah. Dia terlihat mengepalkan tangan geram.
“ Apa dia sedang benar-benar
selingkuh sekarang?” Bertanya pada Han.
“ Itu tuan Noah.”
“ Noah. Brengsek, apalagi yang dia
lakukan.” Kesal dia berjalan cepat sementara Han mengikuti.
Sementara itu Daniah meletakan
sendoknya, meraba tengkuknya, kenapa tiba-tiba udara sangat dingin ya. Gumamnya
pelan.
BERSAMBUNG