“ Noah!” Suara tidak asing ini.
Daniah terperanjak kaget, ketika sebuah tangan melingkar di bahunya. Walaupun
terkejut tapi dia tidak bisa bergerak. Tangan Saga menekan bahunya. Sendoknya
jatuh berdenting. “ Kenapa kau selalu tertarik dengan wanitaku.” Mengecup pipi
kiri Daniah. Sekarang pipi mereka
menempel. Saga bersandar di bahu Daniah. “ Kalian sedang makan siang. Apa
makanannya enak?” Tapi kata-latanya terdengar tidak senang, walaupun dia
mengucapkannya sambil tersenyum.
“ Sayang.” Mulut Daniah tertahan,
karena sorot mata Saga menghujamnya dengan sorot mata kesal. Saat dia
menolehkan kepala. Dibiarkannya laki-laki itu mencium pipinya lagi. Sekarang
dia menggigit telinganya. Daniah melihat Noah yang terkejut melihat kelakuan Saga padanya, sampai dia
menjatuhkan sendoknya.
Kenapa jadi begini si, seperti aku
ketahuan sedang sedang selingkuh.
“ Habis kau nanti.” Bisik Saga di
telingan Daniah, membuat gadis itu membisu seketika. “ Apa yang kau lakukan di
sini?” sekarang sudah beralih, matanya dan sorot menakutkan itu sudah beralih
pada Noah. Dia duduk di kursi yang diletakan sekertaris Han. “Kalau alasanmu
tidak jelas aku bisa benar-benar marah lho.” Bibirnya tersenyum, tapi nadanya
sudah mengancam.
Glek. Noah menelan ludah.
“ kami tidak sengaja.”belum selesai
Noah bicara, Daniah sudah meraba gelagat laki-laki itu akan berbohong.
“ Noah meminta bertemu untuk membahas tentang Helen.”
Jangan berbohong, dia tahu semuanya.
Sekertaris di sampingnya ini tahu semuanya. Kalau kau ketahuan berbohong yang
habis itu aku nanti.
Daniah mengatakan dengan suara tegas, berharap
tidak ada kesalahpahaman. Tapi sepertinya dia salah, kata-katanya bukan hanya
membuat Saga kesal tapi juga sekertarisnya.
Kenapa kau ikutan marah begitu si.
Tolong kami sekarang. Aku dan Noah benar-benar tidak melakukan apapun.
Cih, bereskan urusan anda sendiri
nona. Begitu arti sorot mata Han. Apalagi dia tersenyum tipis menikmati
kepanikan Daniah.
“ Apa yang kau rencanakan?
Mendekati Daniah setelah gagal memohon padaku.”Saga mencengkram kerah baju
Noah. Daniah terpenjak, ingin melerai. Tapi saat dia melihat Han meggelengkan
kepalanya pelan dia menarik tangannya lagi. Tidak berani ikut campur. “ Jawab
dengan benar kalau tidak mau kuhajar.”
“ Tunggu Saga, ini tidak seperti
itu yang kamu bayangkan.” Saga melepaskan tangannya.
“ Katakan!” sekarang pandangan Saga
beralih pada Daniah, gadis itu terperanjak kaget. Apalagi saat Saga meraih
sendok dan menyuapinya. “ Buka mulutmu!” walaupun mengatakan dengan suara pelan
tapi sudah terdengar seperti ancaman. Habis kau kalau tidak mau kusuapi. Daniah
membuka mulutnya, mengunyah makanan yang disuapi Saga. Menelanya.
Kenapa makanan ini jadi tidak enak
si.
“ Noah!” Saga berteriak karena Noah
yang terdiam membeku.
“ Maafkan aku, aku hanya sedang terpesona pada hubungan kalian
yang terlihat serasi ini. Haha.”
Daniah mendelik, bisa-bisanya
melucu di situasi semacam ini.
“ Helen ingin aku biacara dengan
istrimu dan memastikan bagaimana perasaan Daniah padamu itu saja. Dia belum mau
menyerah sebelum yakin kalau kalian benar-benar saling menyukai.” Saga
meletakan sendoknya. Beralih memandang Noah.
“ Apa kau mau aku percaya itu?”
Glek, dia tahu, ya dia tahu aku
bohong. Sial!
“ Helen memintaku menceritakan pada
Daniah bagaimana hubungan kalian terjalin empat tahun lalu.”
Bahkan Noahpun takut pada tuan
Saga, apalagi aku yang secuil debu ini. Dia langsung berkata jujur hanya karena di
gertak begitu.
“ Dan aku sudah mengatakan semua
yang aku tahu tentang hubungan kalian.” Sorot mata Saga masih meengancam. “ Dan
ajaibnya Daniah tidak terpengaruh dengan kata-kataku, karena ternyata dia sudah
tahu.”
Apa kenapa bawa-bawa aku. “ Sayang,
jen kemarin sudah menceritakan padaku.” Saga menyentuh bibir Daniah. Membuat
gadis itu tak melanjutkan kalimatnya.
“ Baiklah. Undang kami makan malam.
Aku juga ingin bertemu pacarmu.” Saga sepertinya percaya dan menerima penjelasan Noah.
“ Apa! Kenapa tiba-tiba?” Panik.
“ Kau tidak berfikir aku akan
melepaskanmu semudah itukan. Kau diam-diam makan bersama dengan istriku begini,
aku tidak menghajarmu itu sudah keberuntungan untuk mu. Han.” Saga mendongak.
“ Ia tuan muda.”
“ Atur jadwal makan malam bersama Noah
minggu ini.”
“ Baik tuan muda.”
Kenapa dia memaksa orang
mengundangnya begini.
“ Ayo pergi.” Menarik tangan
Daniah. “ Kamu bayar semuanya.” Menunjuk wajah Noah yang kecut, tapi tidak bisa
berbuat apa-apa. Memang dia yang salah di sini.
“ Baik-baik aku yang bayar.”
Keluar dari kafe, saga menarik
tangan Daiah mengikutinya. Gadis itu setengah berlari mengikuti irama langkah Saga.
“ Sayang, aku bawa mobil.”
Aku bisa habis kalau pergi satu
mobil dengannyakan. Dia sudah sekesal itu tadi.
“ Han, suruh orang mengambil mobil
Daniah. Berikan kuncimu pada Han!” tidak bisa menolak, mengambil kunci dalam
tas lalu menyerahkannya.
Setelah itu Saga sudah mendorongnya
masuk kedalam mobil. Sekertaris Han hanya masuk, menghidupkan mobil dan Ac lalu
dia keluar dan menutup pintu lagi.
Hei, kau mau kemana? Kenapa kau
tahu sekali apa yang dimau tuanmu si, dia bahkan tidak bicara apa-apa.
“ Kenapa? Kau takut, kau tahu apa
kesalahanmu hari ini.” Sudah tahu kepanikan Daniah yang mencari pertolongan
melalui keberadaan sekertaris Han.
“ Sayang.” Meraih tangan Saga. “
Kami hanya bicara. aku dan Noah.”
“ Bicara! Kalau bukan Noah aku bisa
mentoleransinya. Tapi ini Noah. Dan apa ini!” Saga mencengkram Dagu daniah “
Kau bahkan berdandan untuk bertemu dengannya, kau mengikat rambutmu lebih rapi.
Kenapa?”
Bukan begitu, ini bukan karena
Noah.
“ Kau mau membuatku benar-benar
marah” menghempaskan tubuh Daniah.
“ Tidak sayang, aku baru pulang
dari kelas make up lalu Noah menelfon dan minta bertemu.” Daniah mencari-cari
di luar mobil, keberadaan sekertaris Han. Makhluk itu pasti tahu jadwalnyakan.
Tapi yang dicari menghilang di telan bumi.
“ Jadi, kau ikut kursus makeup hari
ini karena mau bertemu Noah!”
Ini gimana si menjelaskannya.
“ Bukan sayang, hari ini memang
jadwal saya sekolah makeup. Dan kebetulan setelah pulang saya bertemu Noah. Ini
bukan untuk Noah, saya makeup bukan buat Noah.” Daniah kehabisan ide. Menjelaskan pada Saga yang sedang bahagia saja bukan hal mudag, apalagi ini, saat dia sudah gusar begini. Lalu
tiba-tiba hal gila muncul di kepalanya. Dia memeluk Saga yang masih gusar di
depannya. “Saya berdandan begini untuk anda. Saya ingin menunjukannya pada
anda.”
“ Kau bahkan sudah berani memelukku
tanpa izin ya.” Walaupun begitu Daniah tidak mau melepaskan. ia tetap memeluk tubuh Saga. Karena Saga tidak menolak dengan tubuhnya.
“ Saya ingin dipuji cantik oleh
anda.”
Saga tergelak keras, mendorong tubuh
Daniah.
“ Memang kamu secantik apa sampai
pantas di puji.” Tapi kata-katanya tidak sejalan dengan tindakannya. Dia mengangkat
Dagu Daniah dan melumat bibir lembut gadis itu. Semakin dalam, sampai tubuh
Daniah terdorong terbaring di kursi mobil. “ Apa kau mau aku memujimu." Daniah menganggukan kepala. Saga tertawa. Lalu menarik pakaian Daniah.
Aku memujimu melalui tindakan nyata bukan kata-kata.
Jeglek! pintu mobil terbuka.
Bagaimana kau tahu kalau kami sudah selesai di sini!
Daniah merapikan rambutnya, sekarang dia sudah mengenakan jas yang dipakai Saga. Saat melihat rambut istrinya berantakan Saga menariknya, menyelipkan dibelakang telinga. mencium rambut itu lembut.
" katakan!"
" Apa?" Jangan minta yang aneh-aneh lagi.
" Katakan kau mencintaiku."
Tidak mau! kau mau pamer pada siapa!
Air muka Saga langsung berubah kesal saat Daniah memilih menggigit bibir bukannya bicara. Akhirnya Daniah pun menyerah, dia yang waras yang harus mengalah. begitu pikirnya.
" Aku mencintaimu sayang." Memeluk Saga di sampingnya, membenamkan wajah di dada Saga. Puas! puas sekarang.
" Kau dengar itu Han." Saga tergelak sambil mencium kepala Daniah yang terbenam di dadanya.
" Ia tuan muda saya mendengarnya. "
Pamer. Han
Pamer. Daniah
BERSAMBUNG