Kamar hotel presidential suite room
satu-satunya di hotel ini, yang hanya boleh di tempati oleh Saga Rahardian
seorang. Pintu kamar hotel ini tidak boleh dimasuki oleh sembarangan orang,
bahkan staff yang membersihkan ruangan ini pun khusus adanya. Jangan tanya
kenapa, ini hotel miliknya, suka-suka dialah mau buat aturan apa.
Malam semakin larut, Saga menarik
selimut sampai ke bahu Daniah. Lalu dia
mencium pipi dan kening Daniah berulang.
“ Bodoh, bodoh, bodoh. Kau pasti
sedih sekali karena aku tidak muncul ya?" sorot mata lembut memandang istrinya. " Maaf sudah membuatmu menangis”
menyusuri garis wajah Daniah lembut dengan jemarinya. “ Aku ingin lihat
bagaimana wajahmu besok kalau ingat kejadian malam ini.” Tergelak sendiri.
Memeluk Daniah sekali lagi yang tidur sangat pulas. Sepertinya gadis ini
benar-benar sudah kehilangan energi kehidupannya di pesta tadi, sampai bisa
membuatnya tidur sepulas itu.
Keluar kamar mendapati Han yang
sedang duduk sambil memegang hp. Sekertarisnya itu masih terlihat sibuk bekerja
saja. Saga menjatuhkan diri di samping Han.
“ Panggil pak Mun dan sekertaris
yang membantu di ulang tahun ibu.” Dia harus mencari tahu ada kejadian apa
sebenarnya. Mungkin sebenarnya yang salah adalah dirinya, yang tidak muncul di
ulang tahun ibu. Tapi dia juga merasa ada pemicu yang sampai membuat Daniah
sangat mengharapkan kedatangannya.
“ Tuan muda.”
Saya mohon jangan sekarang, ini
sudah larut malam.
“ Sekarang!” tahu, arah kata-kata
Han. “ Bawa mereka ke mari, sekarang.”
Cih, aku juga ingin mandi dan minum
susu hangat lalu tidur.
“ Malam ini sebaiknya ada tidur,
saya akan memanggil mereka besok.”
“ Han!” sorot mata Saga mulai kesal. “ Kau tahu semarah apa aku karena
masalah ini sekarang, kalau aku bertemu dengan ibu mungkin aku bisa saja
berteriak padanya sekarang.” Mengeram kesal, memikirkan apa yang sudah ibunya
lakukan.
Padahal aku sudah jelas-jelas
mengatakan undang Daniah dan perkenalkan dia sebagai menantu ibu.
“ Tentu saja tuan muda saya tahu.
Tapi sekarang, prioritas anda sebaiknya berikan
pada nona Daniah.”
Apakah kali ini nama anda bisa
tetap menjadi mantra nona
“ Kenapa? Dia sedang tidur
sekarang.” Menunjuk kamar dengan jari. “ Dia tidur nyenyak sekali seperti bayi.
Aku menciuminya saja dia tidak bangun.”
“ Benar, nona sedang tidur. Tapi
kalau anda sekarang tidur di sampingnya pasti akan membuat nona semakin tidur
nyenyak dan nyamankan.” Mencari-cari alasan, supaya dia sendiri bisa istirahat
dengan tenang. Terlihat Saga berfikir, menimang perkataan Han yang ada
benarnya.
“ Benar juga, baiklah keluar dan
istirahatlah. Kita lanjutkan semuanya besok.” Sudah bangun dari duduk dan
berjalan menuju kamar.
“ Baik tuan muda, selamat malam dan
selamat istirahat.”
Akhirnya, aku bisa mandi air hangat
dan tidur juga.
Han keluar dari ruangan presidential
suite room, menuju kamarnya sendiri.
Dia cukup berjalan sebentar, di
lantai ini hanya ada tiga kamar. Satu yang dipakai saga, satu yang di pakai
Han, dan satu lagi kosong. Kenapa? Jangan tanya, suka-suka pemiliknya ya.
Han memasuki kamarnya sendiri,
melepaskan dasi dan meletakan jas di kursi. Rapi, di sandaran kursi.
Menjatuhkan tubuh ke atas sofa yang nyaman. Senyum dan gelak kecil muncul di bibirnya
sambil dia meraih bantal dan meletakannya di bawah kepalanya.
“ Bagaimana anda bisa selucu itu
nona.”
Han meraih hpnya, memutar kembali
vidio yang dia ambil di ruko tadi. Wajahnya terlihat sangat terhibur di tengah
semua kelelahan dan pristiwa yang terjadi hari ini.
Baiklah hentikan, sekarang urus
dulu masalah tuan saga. Kenapa anda bisa mengalihkan perhatian orang begini.
Menghubungi dua orang yang akan di
tanyai tuan Saga besok.
“ Hallo pak Mun apa kau sudah
tidur?”
“ Belum sekertaris Han. Bagaimana?”
kata-kata Pak Mun terhenti, dia mendengarkan Han bicara.
“ Nona Daniah sudah di temukan,
malam ini tuan Saga akan tinggal di hotel.” Pak Mun terdengar bernafas lega. “
Ceritakan garis besar yang terjadi di pesta semalam.”
Pak Mun menjelaskan secara garis
besar semua kejadian yang berlangsung pada saat pesta ulang tahun ibu. Bagaimna
nona Daniah mendapatkan perlakukaan bukan hanya dari ibu tapi juga dari para
tamu. Dia bagai menantu yang tidak diingankan. Ibu sangat sempurna menjadi ibu
yang berperan jahat malam itu.
“ Katakan pada nyonya untuk tidak
muncul di hadapan tuan Saga sampai beberaapa hari ke depan, kalau perlu suruh
dia pergi keluar negri sekalian.” Han yang jauh lebih kesal, karena merasa
sikap nyonya kali ini sudah sangat merepotkan.
“ Baik.”
“ Besok pagi datanglah ke hotel,
dan ceritakan pada tuan muda seperti yang kau ceritakan padaku tadi. Jangan
buat dramatisasi sedikitpun dalam ceritamu, mengerti.”
Seperti ini saja pasti sudah
membuat tuan muda sangat kesal.
“ Baik.”
“ Baiklah, istirahatlah,
terimakasih kerja kerasnya untuk hari ini.”
“ Baik.”
Sambungan telfon terputus.
Sial, aku saja mengigil marah
mendengar bagaimana perlakuan nyonya apalagi tuan Saga nanti. Cih, kenapa kau
membuat semua orang susah nyonya. Apa kau juga tidak mengenali putramu
bagaimana. Seharusnya kamu jadi orang pertama yang mendukung Daniah dan tuan
Saga. Karena wanita itulah yang membuat tuan Saga bisa bersikap lebih manusiawi
belakangan ini.
Setelahnya dia mengirimkan pesan pada staff sekertarisnya yang dia utus membantu persiapan ulang tahun nyonya. urusan selesai, dia meletakan hpnya.
Han bangun dari sofa, melepaskan
semua pakaian dan mengambil handuk, ia masuk kamar mandi. Berendam air hangat
pasti bisa membuat badan nyaman gumamnya pelan.
Kalau seperti ini apa aku bisa
menyimpulkan kalau nona Daniah sudah mulai membuka hatinya pada tuan muda.
Walaupun belum seratus persen, tapi dia sudah mulai menyukai tuan muda kan. Apa
ini artinya semua bisa berjalan jauh lebih mudah sekarang. Paling tidak dia
sudah tidak akan berfikir kabur lagikan.
Pengakuan cinta, kalau tuan muda
menyatakan perasanya, apa nona Daniah akan menyambutnya dengan tangan terbuka.
Tapi benarkah bisa semudah itu. Aku yakin dari awal dia sudah menjaga hatinya
untuk tidak boleh mencintai tuan muda. Dia bahkan berencana mengunakan Helen
untuk bisa kabur. Sampai hari ini tuan muda masih memakai jaminan keluarganya
agar dia tetap patuh di sampingnya. Apa kutanyakan langsung saja padanya akan
perasaanya ya.
Dia pasti tidak akan mengakui
apa-apa.
Setelah merasa cukup segar Han
keluar dari bak mandinya. Mengambil pakaian ganti lalu keluar, dia menjatuhkan
diri di sofa lagi. Ketukan pintu
membuatnya menoleh. Pelan dia bangun.
“ Kau sudah datang,” seseorang
mengangukan kepala di depan pintu yang terbuka. “ Masuklah!”
“ Baik tuan,” dia masuk, sementara
Han menutup kembali pintu tanpa bersuara. Melangkah mendekati laki-laki yang
sedang berdiri tegak dengan kedua tangan sigap berada di samping tubuhnya.
Berdiri dengan posisi siap. Han semakin berjalan mendekat. Lalu.
Plak!
Pukulan telak di bahu dan tendangan
ringan di kaki. Membuat laki-laki itu limbung dan terjatuh.
“ Bagaimana kau bisa sebodoh itu?”
Laki-laki yang terjatuh itu segera bangun dan berdiri dengan sigap lagi. Dia
bahkan tidak berani menjawab sepatah katapun. “ Bagaimana kau bisa membiarkan
nona Daniah menghilang dari pandanganmu!”
“ Maafkan saya tuan.”
“ Kau tahukan bagaimana kekacauan
perusahaan setelah Helen pergi. Kali ini tuan muda bisa jauh lebih gila dari
waktu itu.”
Semalam saat pesta sudah mau
berakhir, dia sudah berdiri di radius lima meter dari Daniah. Mengawasinya
dengan seksama. Karena pesan yang dia terima mengingatkannya bahwa tidak boleh
terjadi hal apapun pada nona Daniah sampai tuan Saga kembali. Tapi dia harus
kehilangan nona dari pandangannya karena nyonya memintanya membantu Helen dari
kerumunan para tamu yang berebut bicara padanya. Dia akan menyimpan rapat
alasan semalam. Kalau sekertaris Han tahu, dia sedang membantu Helen dan
membiarkan Daniah pergi dari pandangannya. Dia yakin dia tidak akan berjalan
dengan kakinya keluar dari kamar ini.
“ Duduklah, sampai kapan kau mau
berdiri di sana.”
“ Baik tuan, terimakasih.” Dia
duduk di sofa, mengambil jarak aman dari sekertaris Han. Han meraih telfon
hotel. Dia memesan dua gelas susu hangat dengan sesendok madu. Kebiasaan
sebelum tidur.
“ Apa semua sudah selesai dengan Helen.”
Tanyanya lagi setelah meletakan telfon hotel.
“ Sudah tuan, saya akan bawa
setelah peresmian danau hijau.”
“ Huh! Dia pasti sangat bangga di
pesta ulang tahun nyonyakan?” kesal sendiri dengan pertanyaannya. Kesabaran Han
menghadapi tingkah Helen sepertinya benar-benar sudah sampaai ambang batasnya
lagi.
“ Ia tuan, karena nyonya
memperkenalkannya sebagai calon menantu ideal yang dia inginkan.”
“ Merepotkan sekali!”
Ketukan pintu membuat pengawal
laki-laki itu bangun dan segera membuka pintu tanpa menunggu Han memberi
perintah, dia membawa dua gelas susu di tangannya.
“ Silahkan tuan.” Dia menyodorkan
gelas. Han mengambilnya, lalu giliran Han yang mengambil gelas yang ada di
nampan dan menyerahkannya kepada pengawal laki-laki itu.
“ Minumlah! Kau sudah bekerja keras
hari ini. Maaf aku sudah memukul mu tadi.” Menyodorkan gelas yang di terima
dengan sopan oleh pengawal laki-laki itu.
“ Terimakasih tuan. Tidak tuan,
saya pantas menerimanya karena kecerobohan saya.” Dia meminum susunya sambil
mengeryit, dia tidak pernah minum susu lagi. Bahkan dia sudah lupa rasanya susu
seperti apa. glek, ini tidak enak, gumamnya pelan. Tapi dia menghabiskan dalam
beberapa kali tegukan, tentu saja sebelum Han mengosongkan gelasnya dia sudah
harus menghabiskan miliknya.
Han meletakan gelasnya yang sudah
kosong lalu bangun menuju kursi di mana dia meletakan jasnya. Mendapati
dompetnya. Dia mengeluarkan selembar kertas.
“ Pulang dan istirahatlah, temui
anak dan istrimu. Bersenang-senanglah dengan mereka sehari.”
Wajahnya berbinar sambil menerima
selembar cek yang diberikan sekertaris Han.
“ Terimakasih tuan."
" Kau terlihat senang sekali, kau pasti sangat mencintai istri dan anakmu ya."
Pengawal laki-laki itu tersenyum penuh kebanggaan. " Tentu saja tuan, mereka penyemangat dan sumber kebahagiaan saya."
" Aku bisa melihat itu."
" Tuan juga, semoga segera bertemu dengan wanita yang tepat, tuan Sagakan sudah bertemu dengan nona Daniah. sekaraang giliran anda untuk memikirkan diri anda sendiri."
" Kau mau mati ya." Han menendang meja hingga bergoyang. " Pergilah sebelum aku berubah pikiran dan membatalkan liburan seharimu."
Wajah pengawal laki-laki itu pias, dia bangun.
" Hehe, saya hanya bercanda tuan. terimakasih atas kebaikan anda selama ini pada saya dan keluarga saya. selamat malam." Dia menundukan kepalanya sopan. Sementara Han juga bangun dari duduknya. mensejajaari langkah pengawal laki-laki itu. mengantarnya keluar pintu.
" Terimakasih untuk hari ini." Menepuk bahunya dua kali. pengawal laki-laki itu mengangukan kepala tersenyum.
" Hanya ini yang bisa saya lakukan untuk membalas kebaikan anda tuan." Dia menundukan kepalanya sampai Han menutup pintu kamar.
Cih, kau selalu saja menang kalau membanggakan keluarga dan wanita yang kau cintai ya
Waktunya tidur, selamat malam. Hari ini sekertaris Han tidur terlelap tanpa memimpikan apapun.
BERSAMBUNG
Han memang suka gitu, dia akan melakukan apapun supaya segala sesuatunya berjalan dengan semestinya untuk tuan Saga...