Saga mendesah kesal.
Tempat duduknya tepat berada di
samping Helena. Kursi kehormatan yang sudah di siapkan hanya untuknya. Helen
tersenyum sangat puas hari ini. Senyumnya terkembang jauh lebih sumringah dari
biasanya. Apa lagi ketika kamera tv menyorotnya juga. Karena dia tepat
bersebelahan dengan Saga. Dia memang terlihat sangat cantik. Rambut lurusnya
tampak hitam berkilau, semakin terlihat sempurna ketika dia duduk bersebelahan
dengan Saga.
Bagi Helen acara peresmian danau
hijau adalah upayanya yang terakhir untuk dekat dengan Saga. Dia akan memakai
simpati publik untuk mengiring opini. Keberadaan cinta pertama yang menjadikan
Saga memilih danau hijau dan mengelontorkan dana yang tidak sedikit. Di buat
jadi bahan artikel sedikit saja oleh media akan membuatnya berada dia atas
angin. Dia akan datang pada saga dan berlutut di kakinya nanti, memohon dia
untuk dimaafkan. Begitulah kira-kira rencana matang yang sudah dia susun.
Dia mendekati EO acara dengan
memakai nama Saga. Helena tersenyum penuh kemenangan saat matanya bertemu
dengan pandangan kesal sekertaris Han. Dia tidak tahu apa-apa. Karena semua rencana
matang Helena sudah tercium Han sejak awal.
Tepuk tangan fokus ke atas
panggung. Seorang selebriti yang biasanya menjadi mc acara tv nasional sudah
naik ke atas panggung. Dengan setelan jas formal, serta di temani wanita yang
angun dan sangat cantik dalam balutan pakaian yang senada.
Kedatangan Saga membuat acara
hiburan di hentikan untuk sementara.
“ Selamat datang kepada tamu kehormatan kita semua tuan Saga Rahardian
Wijaya, terimakasih sudah meluangkan
waktu berharganya untuk datang dalam peresmian. Kami di sini dengan bangga
mewakili seluruh warga kota sangat berterimakasih, karena mendapatkan hadiah
luar biasa berupa danau hijau yang indah
ini.” Tepuk tangan membahana. “ Danau hijau adalah dedikasi Antarna group
kepada masyarakat. Sebagai wujud kesuksesan dan dukungan masyarakat untuk Antarna
Group dalam setiap lini usahanya. Mari kita beri tepuk tangan dan ucapan
terimakasih kita semua untuk presdir Antarna Group. Silahkan maju ke podium
tuan Saga Rahardian Wijaya.”
Tepuk tangan membahana. Sorot kamera
mengikuti setiap langkah saga. Dia meninggalkan kursinya, berjalan dengan penuh
pesona naik ke atas podium.
Sementara di kursinya Helena
gemetar memegang tangannya. Kenapa namanya sama sekali tidak di singgung.
Padahal dia jelas-jelas sudah memberikan informasi tentang dirinya pada EO
acara. Bahwa Saga memilih tempat ini karena kenangan mereka. Wajahnya mulai
pias, ketika pandangannya bertemu dengan sekertaris Han. Laki-laki itu
tersenyum tipis lalu memalingkan wajah menuju podium.
Helena hanya menjadi pemanis dan
tamu undangan yang bahkan namanya tidak ada dalam daftar ucapan terimakasih.
Tempat duduknya yang berada di depan di samping Saga bukan karena prestasi dan
pencapaiannyaa. Tapi karena campur tangan Han.
Tapi kenapa? Jelas-jelas aku
melihat wartawan berbisik saat melihatku tadi. Mereka juga menyapaku dengan
ramah. Walaupun memang tidak menanyakan apapun. Tapi kenapa? Aku bahkan sudah
membocorkan semua informasi penting tentang hubunganku dan Saga.
Sambil mencoba menenangkan dirinya,
dengan tangan gemetar dia memeriksa hpnya. Memeriksa berita yang sedang
tranding. Namanya sama sekali tidak ada. Hanya ada Antarna Group dan danau
hijau.
Sial kemana wartawan sialan itu.
Sudah menerima uangku tapi dia tidak menulis artikel apapun.
Pandangannya beralih menatap
podium. Di sana Saga yang akan selalu mencuri perhatian dimanapun dia berada.
Sangat tampan, sangat percaya diri dan sangat mempesona. Semua hal indah yang
selalu jadi miliknya.
Saga sudah berada di atas podium,
suasana menjadi lengang, tercipta dengan sendirinya. Semua orang terdiam,
tersihir dengan keberadaan Saga. Mereka semua ingin mendengar kata-kata indah
apa yang akan di sampaikan oleh orang paling berjasa dalam pembangunan tempat
ini. Oleh presdir Antarna Group, yang mungkin selama ini hanya mereka dengar
namanya. Mereka lihat dalam berita-berita bisnis di tv atau di internet.
“ Selamat siang semuanya?” suaranya
yang ringan namun terdengar dengan sangat jelas. “ Terimakasih untuk kalian
semua yang sudah hadir pada hari ini, dan juga membantu proyek Antarna Group,
sehingga semua bisa berjalan tepat waktu tanpa ada kekurangan..” Dia turun dari
podium, menundukan kepalanya kepada semua lapisan masyarakat yang ada.
Semua orang menyambut dengan tepuk
tangan yang meriah.
“ Antarna Group bukanlah apa-apa
tanpa dukungan dari kalian semua. Terimakasih atas ketulusan dan cinta
masyarakat untuk mendukung kami selama ini. Danau hijau adalah tempat yang
sangat indah, apalagi matahari terbit yang di lihat dari kursi itu.” Saga
menunjuk kursi putih agak jauh dari panggung, ahh, itu tempat Daniah memakinya
dulu. “ Aku akan mengajak istriku untuk menikmati matahari terbit di tempat
ini, jadi aku harap kalian semuapun bisa menikmati tempat ini dengan bahagia.
Dengan ini aku menyatakan tempat ini terbuka untuk umum. Nikmati dan jaga agar
tetap seperti ini sampai kapanpun.” Tepuk tangan membahana lagi.
Sambutan singkat yang sama sekali
tidak menunjukan apa-apa. tidak menunjukan bahwa dia orang hebat yang berjasa,
atau tidak menunjukan bahwa Antarna Group adalah kerajaan bisnis raksasa yang
bisa melakukan apapun, dia hanya memberi satu info dalam sambutannya. Dia mencintai
istrinya, melebihi kenangan bersama mantannya.
Sorot kamera masih mengantarnya
sampai ke tempat duduknya. Senyum di wajah Helena sudah tengelam sedari tadi.
Dia tidak perduli kamera tv yang mengambil gambarnya.
“ Kenapa? Kenapa kamu jahat sekali
Saga.” Lirih. Dia menundukan kepalanya. “ Apa kau tidak ingat sepenting apa
tempat ini bagi kita?”
“ Hentikan! Aku tidak mau mendengar
apapun darimu. Kalau kau tidak mau malu karena Han menyeretmu dari tempat ini.
Duduk dan tersenyum saja seperti tadi sampai acara selesai.” Saga bicara tanpa
menoleh pada Helen.
Sampai acara selesai tidak ada yang
menyebut nama Helena. Bahkan realese yang diberikan kepada media tidak ada yang
menyinggung sedikitpun tentang kisah masa lalu pertemuan Saga dan Helena di
danau hijau. Cerita kehidupannya seperti tak pernah ada. Bahkan dia
meninggalkan acara sebelum berakhir. Dia menangis sepanjang jalan menuju
mobilnya terparkir. Semua cerita tentangnya sudah rampung.
Di dalam mobil dia menelfon
seseorang. Noah, satu-satunya orang yang bisa dia pakai untuk bersandarpun
tidak bisa dihubungi. Dia membanting hpnya kesal, lalu memutar kemudi keluar
dari keramaian. Helen menepikan kendaraaanya. Mengambil kembali hp yang dia
banting tadi. Menelfon. Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif.
“ Sial, kemana dia. Padahal aku
sudah membayarnya untuk menulis artikel. Tapi tidak ada berita sama sekali
tentangku.”
Gadis itu benar-benar sudah kalah.
Di kamar hotel presidential suite
room
Saga menendang kaki Han keras. Laki-laki
itu hanya meringis sedikit. Menahan agar dia tetap berdiri di posisinya. “ Kau
mau mati ya! Kenapa membiarkan Ele datang hari ini?” Lalu mencengkram jas yang
di pakai sekertaris Han. Mendorongnya sampai dia terjerembah ke belakang. “Kau
tidak mungkin tidak tahu kalau dia datangkan?” berteriak dengan keras.
Sudah sekian lama dari sejak
terakhir kalinya dia berteriak pada Han, kecewa dengan hasil pekerjaan Han.
“ Maafkan saya tuan muda.” Bangun
dari posisinya terduduk, lalu menuju
sofa, menepuk sofa dengan tangannya. “ Duduklah! Anda mau minum apa?” Saga
hanya mendesah. Tapi dia duduk di tempat Han menepukan tangannya tadi. Han
meninggalkannya, membuka kulkas. Mengambil sebotol air dingin. Dia membukakan
tutup botolnya, lalu menyerahkan pada Saga. “ Silahkan tuan muda.” Saga sudah
duduk bersandar di sofa. Memandang sekertarisnya itu.
Cih
Dia menyambar botol, meminum hampir
separuh, lalu menyerahkan botol kembali ketangan Han.
“ Duduklah! Biar aku dengar apa rencanamu?” Suaranya masih sangat kesal,
ingin menhancurkan Han dengan tangannya.
“ Terimakasih tuan muda.” Han duduk
dengan tenang lalu mulai menjelaskan. Begitulah dia, dia bahkan tidak akan
merubah air mukanya hanya karena mendapati kemarahan Saga.
Perihal kedatangan Helena ke
peresmian danau hijau. Han tahu kalau Helena akan memakai simpati publik untuk
mengulirkan isu tentang cinta pertamaa tuan Saga. Dia mendekati EO acara secara
probadi, sampai membeberkan siapa dirinya dan kedekaatannya dengan Saga.
Meminta seorang wartawan media online untuk menuliskan artikel pada saat
peresmian acara. Han tahu semua itu. Tapi dia membiarkan Helen berada di atas
angin dengan mendapat undangan resmi acara hari ini. Begitu pula tempat duduk
yaang juga berdekatan.
“ Saya ingin menunjukan padanya
kalau dia sudah berakhir. Bahwa anda sama sekali tidak memiliki emosi kenangaan
apapun tentang danau hijau, selain ini
adalah wujud bakti Antarna Group pada masyarakat. Walaupun dia ada di samping
ada tapi dia seperti orang asing yang tidak di kenali. Saya rasa itu akan jadi
pukulan telak yang membuatnya tidak menggangu anda lagi. Baik melalui Noah, ibu
anda atau nona Daniah.”
Saga mendesah, menyandarkan kepala
di sofa. Tapi sebentar saja senyum tipis muncul. Dia bahkan mengacak rambutnya
dengan kedua tangan. Lalu selang tidak lama sudah terdengar tawa dari bibirnya.
Sepertinya dia senang dengan penjelasan Han.
Seharusnya aku tahu kau tidak
sebodoh itu.
“ Dan saya ingin anda melihat
bagaimana reaksi nona Daniah setelah anda bersama dengan Helen hari ini.”
“ Kau mau mati?” Gusar lagi.
Apalagi saat Han membawa-bawa nama Daniah.
“ Tidak tuan muda. Kalau nona
menunjukan perasaannya dia pasti akan cemburu nanti. Saat anda pulang dia pasti
akan sangat kesal pada anda. Anda tidak perlu marah dengan reaksi nona yang
seperti itu.”
Karena itu rencana gampangnya. saya sudah lelah dengan gengsi anda dan kebodohan nona muda. kalau kalian sudah menunjukan kecemburuan masing-masing tinggal menyatakan perasaan. gampangkan, semua akan hidup damai kembali.
“ Kau benar-benar mau mati ya.
Semalam aku sudah bertengkar dengannya.” Mengeram kesal, bahkan menendang sofa
yang di duduki Han.
“ Kalau nona cemburu, berarti dia
sudah membuka hatinya untuk andakan. Saya akan menyiapkan pesta kejutan setelah
ini. Anda bisa menyatakan perasaan anda yang sebenarnya padanya.”
Eh, benarkah?
Saga terlihat berfikir. Cemburu?
Benar, jelas-jelas selama ini cuma dia yang menunjukan perasaannya pada Daniah.
Walaupun gadis itu dengan bodohnya tidak pernah menyadari perasaannya. Dia
ingin melihat Daniah cemburu. Kalau perlu dia ingin membuat istrinya itu
menangis kesal.
Saga senang dengan rencana ini. Dia
menunjuk kaki Han dengan ekor matanya. “Sakit?” Han meraba kakinya. lalu mengelengkan kepala.
“ Tidak tuan muda.”
“ Maaf.” lirih. menepuk bahu Han. " Aku tahu kamu tidak akan pernah mengecewakanku."
“ Anda tidak perlu minta maaf. Saya
yang harusnya minta maaf karena sudah membuat anda tidak nyaman.”
Saga masih menepuk bahu Han, menunjukan sikap terimakasihnya. karena Han selalu tahu apa yang ia inginkan. selalu berada di sampingnya dulu, sekarang atau sampai nanti juga.
“ Baiklah, aku mau mandi.” bangun dari duduk. " Kita selesaikan malam ini, lalu pulang. aku ingin bertemu Daniah dan melihat wajah cemburunya."
Eh, semoga anda benar-benar cemburu nona. kalau tidak habislah aku.
Pesta kedua akan kembali
berlangsung. Dengan para pejabat kota, petinggi perusahaan dan orang-orang yang akan silih berganti menyapa dan menjilat jika ada kesempatan.
BERSAMBUNG