Malam sudah semakin larut ketika
mobil memasuki gerbang utama. Hanya ada beberapa penjaga yang bertugas malam
yang terlihat masih bersiaga di posisi jaga mereka masing-masing. Sisanya sudah
masuk ke dalam kamar mereka. Meluruskan kaki dan punggung setelah seharian
bekerja keras. Mengumpulkan kembali ceceran tenaga untuk dipakai besok kembali.
Perputaran rutinitas harian yang tiada habisnya.
Sesampainya kendaraan di dekat
pintu utama. Han ikut masuk mengikuti
Saga, dia ingin melihat dan memastikan sendiri. Bagaimana suasana hati Daniah
saat ini. Apakah dugaannya benar, tentu saja harus benar, karena diakan selalu benar.
Ko mohon cemburulah nona, tuan muda
sudah menendangku karena kemunculan Helen, kalau sekarang anda tidak cemburu
habislah aku malam ini.
“ Apa semua sudah masuk ke kamar?”
Duduk di sofa menyapu ruangan yang sepi. Bahkan Pak Mun sudah mematikan beberapa lampu di sudut ruangan yang sudah tidak mungkin di lewati orang lagi.
Pak mun bangun setelah meletakan
sandal di samping kaki Saga. mulai memberikan informasi dari hasil pengamatannya.
“ Nona Jen dan nona Sofi cukup lama
di luar setelah makan malam tadi, tapi nona Daniah hanya turun dari kamar untuk
makan malam.” Pak Mun menjelaskan.
Sepertinya aku selamat. Han.
“ Kenapa?” Saga sudah mulai
terpancing untuk tersenyum.
“ Siang tadi nona bertiga menonton
tv bersama acara peresmian danau hijau. Tapi nona Daniah juga tidak menonton
sampai acara selesai.”
“ Kenapa?” wajah Saga sudah mulai
terlihat senang sekarang.
Lihat tuan muda sudah mulai girang.
Sepertinya aku bisa pulang sekarang dengan tenang.
Pak Mun melihat ke arah sekertaris
Han, meyakinkan diri apa dia boleh menyampaikan informasi ini. Han mengangukan
kepalanya.
Tentu saja sampaikan saja, bahkan
kalau kau lebih-lebihkan itu akan jadi semakin baik.
“ Nona Daniah terlihat mulai kesal
saat melihat nona Helena dalam acara peresmian tadi. Apalagi saat anda berjalan
dan memilih duduk di sampingnya.”
“ Semarah apa dia?”
Aku akan senang kalau kau
membanting sesuatu misalnya.
“ Sepertinya dia memaki dalam hati,
karena wajahnya terlihat sangat kesal. Dia bahkan pergi setelah menjatuhkan
sekotak stroberi.” Walaupun itu sebenarnya tidak sengaja. “ Setelah itu nona
benar-benar masuk ke dalam kamar. Saat anda naik ke podium dan meresmikan danau
hijau nona Jen memanggilnya. Tapi nona Daniah tidak keluar kamar. Dia hanya
keluar kamar untuk makan malam lalu kembali ke kamar lagi.”
“ Wahh sepertinya dia kesal sekali.
Baiklah, terimakasih kerja keras pak Mun hari ini. Istirahatlah!” Saga bangun
dan menepuk bahu Pak Mun, puas dengan hasil kerjanya.
“ Baik tuan muda. Selamat malam.”
Pak Mun membungkukan kepala, berlalu membawa sepatu Saga dengan sangat
hati-hati di tangannya.
“ Saya akan mengantar anda sampai
ke kamar tuan muda.” Han mengikuti langkah kaki Saga di belakangnya. Han
membukakan pintu kamar. “ Tuan muda saya mohon jaga emosi anda walaupun apa
yang nona Daniah lakukan nanti.”
“ Pulang sana! Kamu pikir aku
sebodoh itu apa.”
Andakan memang bodoh akhir-akhir
ini kalau berhubungan dengan nona.
Tapi Han berlalu benar-benar dengan
perasaan tenang. Satu masalah terlewat pikirnya. Sekarang tinggal pernyataaan
cinta secara resmikan.
Memasuki kamar, Saga mendapati
lampu sudah di matikan, saat dia melewati tempat tidur dia diam sebentar. Melihat
Daniah di bawah selimut sampai menutupi lehernya. Hanya sedikit kepalanya yang
terlihat.
Kau sedang pura-pura tidur ya.
Dia tidak mendekat lalu langsung
masuk kedalam ruang ganti baju. Masuk ke kamar mandi lalu berganti dengan baju
tidurnya. Menyisir rambutnya dan menatap wajahnya sendiri di cermin.
Kita lihat, secemburu apa kau?
Tergelak melihat dirinya sendiri.
“ Sayang, kau sudah tidur?”
mendekat ke arah tempat tidur.
Cih, memanggilku sayang setelah kau
berduaan dengan Helen. Jangan pikir aku akan melunak karena kau panggil sayang
ya.
Daniah berada di bawah selimut,
masih memejamkan mata, memiringkan tubuhnya kekiri sambil memeluk bantal
guling. Saga naik ke atas tempat tidur, masuk ke dalam selimut. Menjatuhkan tubuhnya
ke atas bantal yang nyaman. Dia menyentuh kepala Daniah lembut. Membelainya
perlahan.
Aku ingin mencium dan memeluknya.
“ Sudah tidur ya?” diam tidak ada
sahutan. Saga mengeser tubuhnya mendekat.” Sayang.” Saga menarik rambut Daniah.
Cukup keras membuat gadis itu tidak bisa untuk tidak mengeluarkan suara.
Daniah pura-pura menguap, dia
membalikan badan. Tapi tetap berada di bawah selimutnya rapat. “Sudah pulang
ya? Tidurlah, kamu pasti lelahkan.”
“ Tidak juga.” Memainkan rambut
Daniah lagi.
Daniah menyentuh tangan Saga,
menghentikan suaminya memainkan rambutnya. Lalu melepaskan tangan Saga saat dia
sudah meletakannya di atas tempat tidur.
Jangan menyentuhku, dasar tidak tau
malu.
“ Kau pasti sangat senang hari ini
kan.” Daniah bertanya singkat. Tentu saja, kau bertemu Helen di danau hijau dan
duduk berdua bersandingan, kau pasti sangat senang sekarang.
“ Lumayan.” Aku senang melihat
wajah-wajah bahagia orang-orang.
Lihat! Lihat! Kau senang sekalikan.
Jadi pergi sana, pergi pada helen kenapa kau malah pulang kemari.
“ kemarilah!” Saga menarik selimut
agar terbuka, dia ingin Daniah mendekat padanya. Tapi Daniah diam saja, dia
tidak bergerak ataupun menjawab dengan kata-kata. Dia sedang memberanikan diri
untuk melakukan aksi protesnya. “Kemari!” karena Daniah tidak bergeming Saga
menarik selimut dengan keras sampai selimut itu menumpuk dalam dekapannya. Di
lemparkan selimut itu ke lantai.
“ Kenapa kau tidur tidak memakai
baju tidur?” melihat pakaian yang di sembunyikan Daniah di bawah selimutnya
tadi.
Lagi-lagi Daniah diam tidak
menjawab. Dia malah memiringkan tubuhnya. Wahh, ternyata kecemburuan
benar-benar bisa menjadi bahan bakar keberanian ya. Kalau dalam situasi normal
jangankan diam sampai Saga mengeluarkan perintah untuk ketiga kalinya. Baru
berteriak sekali saja nyalinya pasti sudah menciut.
“ Ganti bajumu!” tapi percayalah
Saga sudah mulai tergelak sekarang. Dia mulai menikmati suasana hati Daniah
yang buruk. “ Ganti bajumu dengan baju tidur sekarang!” sudah mulai meninggikan
intonasi.
Lihat, sejauh mana kau akan
membangkang.
“ Tidak mau!” menarik bantal guling
semakin erat dalam pelukan.
Aku pasti sudah gila! Ini pertama
kalinya semenjak menikah aku berani mengatakan tidak mau di depannya.
“ Hahaha.”
Apa! dia tertawa.
“ Baiklah! Karena aku sedang
senang, kubiarkan kau membangkang hari ini.” Masih tersisa gelak di udara.
Sesenang itu ya kau bertemu Helen,
kalau begitu ceraikan aku dan pergi ke pelukannya sekarang, kenapa kau masih di
sini. eh, apa yang kau lakukan?
Saga sudah mendekat, menempelkan
tubuhnya. Daniah bisa merasakan nafas Saga di punggungnya. Apalagi saat
laki-laki itu mengulung rambutnya ke atas. Dia sudah menempelkan bibirnya di
bahunya. Dan meletakan tangannya tepat di atas dada Daniah.
Kurang ajar, singkirkan tanganmu!
Tangan itu sudah tidak bisa diam.
Semakin keras cengkramannya. Daniah menyentuh punggung tangan Saga. Membuat
laki-laki itu menghentikan gerakanan tangannya. “ Kenapa?” tanyanya.
“ Tidurlah, kau pasti lelah.” Tapi
dia memaki dalam hati dengan suara sangat keras. Daniah memindahkan tangan Saga
ke belakang pinggangnya. Tapi belum dia meletakan tangannya tangannya sendiri,
Saga sudah kembali ke posisi semula tadi dia meletakan tangan. Lagi-lagi
melakukan tindakan serupa. Jauh lebih keras dari pada yang tadi. Sambil meringis
pelan. Lagi-lagi Daniah menghentikan tangan Saga dan memindahkannya ke balik
punggungnya lagi. Saga mencium punggungnya keras. Dengan bekas warna merah
tertinggal di sana.
“ Aku memang membiarkanku sedikit
membangkang, tapi jangan bersikap kurang ajar juga.” Saat lagi-lagi Saga
mengembalikan tangannya ke posisi yang tadi, Daniah tidak punya keberanian
untuk memindahkan tangan itu.
Hei, jiwa yang sedang cemburu gila,
beri aku keberanian lagi sialan.
Tapi tetap dia tidak berani
menghentikan tangan atau bibir saga yang sudah melakukan aktivitas semaunya.
“ Apa kau menonton acara peresmian
tadi?”
“ hemm.”
Saga tergelak mendengar jawaban
Daniah.
Wahhh, wahh, kenapa aku sesenang
ini dengan sikapmu ya. Tunjukan kecemburuanmu lebih dari ini.
“ Apa kau menonton sampai selesai?
Apa aku terlihat keren di sana.” Semakin memancing, tahu Daniah yang malas
untuk sekedar menanggapi.
Huh! Kau mau aku memuji apa. kalau
kau serasi dengan Helen.
“ Tentu saja, kau terlihat sangat
tampan di antara lautan manusia. Helen juga terlihat sangat cantik. Kalian
terlihat sangat serasi sekali.”
Aku menyebut nama Helen tapi kau
malah tertawa. Lihatkan kau masih sangat menyukainyakan. Sekarang lepaskan
tanganmu jangan menyentuh tubuhku. Biasanya kau akan mencekik atau menciumku
sampai aku kehabisan nafas kalau aku menyebut nama Helen.
“ Lepaskan aku!” sebenarnya Daniah
mengatakannya tidak terlalu keras, tapi karena dia menarik tangan Saga dan
menjatuhkan tangan itu dengan keras menjauhi tubuhnya membuat Saga mendesah.
“ Sudah ku bilangkan jaga sikapmu!”
dia sudah mulai menaikan intonasi suaranya. “ Kau sedang menolakku sekarang.”
Daniah mengigit bibirnya keras.
Bagaimana ini, dia sepertinya
sangat marah.
“ ia, kau menolakku!” menuding
kening Daniah dengan telunjuknya.
Haha, lihat sampai kapan kau akan
menunjukan kemarahanmu.
“ Ia aku sedang menolakmu. Kenapa?
Kamu marah. Pergi dan temui Helen sana.” Mendorong tubuh Saha yang duduk di
sampingnya.
Kecemburuan gila, kenapa dosis
keberanianmu berlipat ganda begini. Hei, hentikan aku. Kalau laki-laki ini
benar-benar marah aku bisa mati malam ini juga.
“ Jangan menyentuhku. Sentuh Helen
sana!”
Saga tertawa keras, suaranya
memenuhi langit-langit kamar. Membuat Daniah menciut, dan tawa itu seperti
menyadarkannya. Dia melihat tangan yang baru dia pakai mendorong Saga.
Aku benar-benar sudah gila. Aku
mendorongnya dalam keadaan sadar.
“ Baiklah, karena aku sedang senang
sekarang, aku maafkan pembangkangan dan sikap kurang ajarmu malam ini.” Menjatuhkan
diri ke samping tubuh Daniah. Masih ada sisa gelak tawa. Dia sudah menaikan
kakinya. Mendekap tubuh daniah dalam pelukannya. Gadis itu mengoyangkan
tubuhnya agar di lepaskan. Hanya sejauh itu sepertinya energi kecemburuan yang
di hasilkan. Karena dia terlihat mulai diam dan membiarkan Saga melakukan apa
yang ia inginkan.
BERSAMBUNG