Di dalam kamar setelah kepergian
Saga yang penuh drama. Daniah menghela nafas panjang. Menarik selimutnya lagi. Dia
mengambil bantal melatakan di balik punggungnya untuk bersender. Dia penasaran
ada apa dengan peresmian danau hijau. Dia memang tidak menonton sampai selesai,
karena dia sudah tahu akhir apa yang akan dia lihat. Dan dia tidak punya
keberanian untuk melihat tontonan yang akan di lakukan Saga untuk helen. Diapun
tidak bertanya pada Jen atau Sofi, sepanjang makan malam kemarin dia memang hanya
membisu. Kedua adik iparnya tidak berani bertanya, apalagi ada pak Mun di dekat
mereka.
“ Apa ini? Jadi dia tidak melamar
Helen di peresmian kemarin?” Daniah gemetar menjatuhkan hp yang dia pegang. “
Dia tidak menyebut Helen sama sekali dalam pidatonya, tidak mengajaknya juga
naik podium. Dia malah bilang mau mengajakku melihat matahari terbit terbit
danau hijau.” Dalam siaran live di tv nasional. Daniah tidak bisa mempercayai
ini, walaupun namanya tidak di sebut tapi jelas dia mengatakan istriku,
begitukan.
Jadi itu artinya aku kan?
Jadi ini artinya apa? Apa dia
benar-benar suka padaku.
Hei?
Tidak mungkinkan
Tuan Saga menyukaiku,
Hei?
Ketukan pintu membuat Daniah
terkejut dengan pikirannya sendiri. Di satu sisi dia merasa senang. Namun di
lain pihak dia merasa takut jika ternyata dia mengambil kesimpulan yang salah. Menyalah
artikan perasaan Saga. Dia menarik selimutnya. Menjawab suara wanita yang meminta izin untuk masuk.
“ Selamat pagi nona, saya membawa
sarapan anda.” Maya muncul membawa nampan berisi sarapan pagi Daniah. Gadis itu
panik melihat penampilannya saat ini. Dia menarik selimutnya sampai ke leher. Takut
Maya melihat sesuatu yang seharusnya tidak dia tunjukan. Stempel kepemilikan
milik tuan Saga gila itu.
“ Maya, masuklah!” Daniah merasa
senang melihat siapa yang datang. “ Maya, apa tuan saga sudah pergi?”
Maya mendekat ke tempat tidur. Meletakan
sarapan di pojok tempat tidur. Dia memandang Daniah yang sibuk menyembunyikan
dirinya di bawah selimut.
“ ia nona tuan muda sudah berangkat.”
“ Baguslah, bisa bisa tolong
ambilkan pakaianku di kamar. Aku tidak mungkin lari keluar kamar tanpa pakaian,
senang kamu datang.”
“ Saya ambilkan jubah mandi saja
apa nona mau? Anda sarapan dulu sebelum kembali ke kamar.”
“ Ah ia jubah mandi, kenapa aku
tidak kepikiran tadi.”
“ Baiklah, maaf merepotkanmu
maya.”
“ Tidak apa-apa nona, ini sudah
tanggung jawab saya.”
Maya masuk ke dalam kamar mandi
mengambil apa yang ia sebutkan, Daniah memintanya memalingkan wajah agar bisa
memakai jubah mandinya. Setelah selesai dia membawa nampan duduk ke sofa.
“ Terimakasih Maya, duduklah, kamu
sudah sarapan?” mengambil jus dalam gelas. “ Makanlah, kita bagi dua. Hehe.”
“ Terimakasih nona, saya sudah
sarapan tadi. Silahkan nikmati dengan nyaman.”
“ Kenapa Maya di sini?” mengunyah
cepat, dia sudah lapar dari tadi sebenarnya. “ Tapi aku suka Maya di sini.
hehe.” Hari-hari berat terkurung dalam rumah segera di mulai.
Masa percobaan hukuman, kalau kau
lolos dalam masa percobaan ini tanpa melanggar satupun kata-kataku, aku akan
membiarkan kau beraktifitas normal seperti biasanya. Kau sudah sangat membuatku
kecewa, aku harap kau bisa instropeksi diri selama aku melarangmu keluar rumah.
Paham!
Daniah mengunyah sambil tersenyum
kejut mengingat ultimatum Saga semalam. Tapi dia benar-benar bernafas lega
semua bisa dia lewati, dan dia ataupun keluarganya masih selamat.
Tapi, kenapa aku harus membayar
hutang sebanyak pil yang aku telan. Itukan mengelikan sekali. Aku bahkan tidak
mau mengingat-ingat.
Malu dan kesal bercampur aduk jadi
satu.
“ Anda tidak apa-apa nona?”
“ Eh Maya, maaf aku sedang tengelam
dalam pikiranku sendiri.” Tersadar ada seseorang di sampingnya. “ Oh ya kenapa
Maya bisa di sini. apa di pindah tugas?”
“ Benar nona, pak Mun bilang, tuan
muda meminta saya menemani anda selama anda ada di rumah. Karena anda kurang
sehat jadi beberapa hari ini tuan muda katanya melarang anda ke luar rumah.”
Haha, jadi itu situasi yang tersebar
di rumah ini. Terserahlah, jauh lebih baik dari pada aku ketahuan minum pil
kontrasepsi dan di kurung di dalam rumah kan.
“ Terimakasih ya Maya, kamu
penyelamatku.”
Perbincangan mereka semakin seru
saja. Maya memposisikan dirinya sebagai teman yang tanpa canggung menimpali
perkataan Daniah.
Semoga aku tidak melakukan
kesalahan apapun, aku tidak mau menghianati nona Daniah. Tapi aku juga takut
membuat tuan Saga kecewa.
Maya hanya berharap hubungan tuan
Saga dan Daniah akan selayaknya hubungan normal dua manusia yang saling
mencintai.
Gedung Antarna Group beraktivitas
dengan sibuk. Lalu lalang orang bergegas. Semua orang bekerja dengan tekun,
menyelesaikan tugas mereka masing-masing. Membayar apa yang sudah mereka terima
dari Antarna Group setiap bulannya.
Pintu lif khusus presdir tertutup.
“ Di mana Leela?, apa yang di
kerjakannya sekarang.” Lift yang mereka masuki sudah naik menuju lantai tertinggi
Antarna Group.
“ Karena nona Daniah tidak akan
keluar rumah beberapa hari saya berniat
mengirimnya keluar kota, ada beberapa masalah terkait manajer operasional
perusaahan transportasi. Saya akan mengirimnya hari ini.” Han sudah memberi
perintah pada Leela, dia sekarang pasti sudah menuju bandara.
“ Jangan, kirim yang lain saja. Katakan
padanya untuk bersiap nanti. “
“ Anda mau kemana tuan muda?”
apalagi ini, jangan membuat agenda kacau mendadak begini.
“ Aku ingin makan siang dengan
Daniah.”
“ Kenapa?” Heran, Han tahu
jelas-jelas nona Daniah sedang dalam masa percobaan tahanan rumah. Dia bahkan tidak
di izinkan pergi ke rumah belakang sekalipun kan. Tidak boleh selangkah pun keluar dari pintu rumah utama.
“ Aaa, dia sedang di hukum tidak
boleh keluar rumah kan, kalau dia makan siang sendirian pasti dia akan kesepian.
Aku akan menyuruhnya ke kantor dan menemaniku makan siang. Siapkan semuanya
nanti.”
Apa! lantas apa perlunya anda
menghukumnya kalau begitu. Bebaskan saja dia dari hukuman.
“ Kenapa? Apa kau sedang berfikir
aku aneh.” Tertawa, karena melihat Han mengeryit.
Han mengangukan kepala.
“ Makanya jatuh cinta dan temui
wanitamu sendiri sana.”
Han menyeringai dan angkat bahu
mendengar perkataan Saga. Tepat pintu lift terbuka, dia keluar di susul Saga.
“ Han, aku akan membebaskanmu dari
sumpahmu.” ucapan Saga terhenti saat Han berhenti dan berbalik menatapnya.
“ Saya akan melakukannya nanti,
setelah memastikan anda hidup dengan bahagia tuan muda. Sekarang jangan
kuatirkan saya.” Han mempersilahkan Saga memasuki ruangannya.
Cukup selesaikan laporan hari ini,
saya sudah senang.
Saga menepuk bahu kanan Han. " Terimakasih." katanya lirih.
Han masuk ke dalam ruangannya
sendiri setelah memastikan Saga duduk di mejanya. Dan mulai bekerja dengan dokumen-dokumen yang harus di tanda tangani. Dia mengambil
hpnya.
“ Kau sudah naik pesawat?” diam
mendengarkan. “ baguslah, kembalilah. Hari ini tugasmu hanya menjemput nona dan
membawanya ke kantor saat makan siang.” diam mendengarkan. " Jangan bertanya apapun, lakukan saja."
Semoga semua hal berjalan baik hari
ini.
Selang tidak lama setelah membereskan tumpukan kertas di depannya, menelfon beberapa orang, dan memberikan instruksi kepada semua staff sekertarisnya Han meninggalkan gedung Antarna Group. Sekertaris Han
datang bersama beberapa pengawal ke ruko milik Daniah. Dia menjelaskan
sekenanya bahwa dia harus melakukan pemeriksaan sebentar di dalam ruko. Semua karyawan
di minta keluar. Mereka menunggu dengan panik dan gelisah. Tika menghubungi
Daniah ada apa sebenarnya. Kenapa sekertaris tuan Saga muncul tiba-tiba dan
mengeledah toko. Daniah menenangkan kalau tidak ada apa-apa. dan mengatakan
biarkan saja dia melakukan apa yang dia suka.
“ Biarkan saja Tika, ahh, aku tidak
bisa menjelaskan alasannya sekarang. Tapi biarkan saja dia melakukan apa yang
dia inginkan. Jangan protes, jangan menjawab kata-katanya. Jangan bertanya apapun padanya. Oke.” Dia orang
menakutkan Tika jangan mengusiknya. Daniah yakin sekertaris Han sedang mencari
pil kontrasepsi, takut kalau dia menyembunyikannya di kantor.
Cih, orang itu sungguh hati-hati.kalaupun aku seberani itu aku kan masih bisa beli di apotik. tunggu, dia tidak akan iseng mencari tahu di mana aku membeli pil itukan.
Tika walaupun sudah mendengar dari
Daniah tapi tetap saja merasa tidak tenang. Dia menatap ruko. Tidak ada suara
apapun dari dalam seperti jatuhnya rak atau pecahnya sesuatu. Tika berharap
mereka mengeledah tanpa memporak porandakan isi toko. Tidak seperti di
drama-drama kan kalau orang sedang mencari sesuatu pasti asal banting-banting.
Sekertaris Han muncul bersama
pengawal yang membawa kotak dan juga sebuah figura foto besar.
Bukannya itu foto ibu mbak Niah
“ Maaf tuan itu foto ibu mbak Niah kan, Kenapa anda membawanya?” Tika mendekat,
menunjuk foto yang di pegang salah satu pengawal di belakang sekertaris Han.
“ Terimakasih nona atas kerja
samanya, silahkan kembali bekerja. Maaf sudah menggangu kenyamanan anda.” Tidak
menjawab kebinggungan Tika.
“ Ah ia. Tapi maaf tuan, bukankah
seharusnya anda menjawab kalau ada seseorang bertanya.”
Hei Tika, apa yang kau lakukan. Kau
lupa pesan Daniah tadi jangan protes dan menanyakan apapun. Di hadapan mu ini
bukan manusia sembarangan yang bisa kau tanyai se enaknya. Salah sedikit habis
hidupmu nanti.
“ Maaf.” Han memberi instruksi
dengan tangannya agar para pengawal di belakangnya pergi. Mereka terlihat meletakan
barang-baarang yang mereka ambil di dalam ruko ke dalam mobil milik sekertaris
Han. “Sepertinya saya sampaai harus mengatakan ini kepada anda ya.” Mentap
lurus Tika, tapi Tika tak kalah gentar dia juga menatap sekertaris Han. “
Jangan ikut campur apapun tentang nona Daniah jika itu melibatkan tuan Saga.”
“ Apa!.” Tapi Tika mundur ke
belakang, karena merasa cara bicara sekertaris Han berbeda dari yang dia dengar
tadi. Atau yang pernah ia ingat sebelumnya. “ Baik maafkan saya sudah lancang
pada anda tuan.” Menyembunyikan kecemasannya. Walaupun tetap tidak bisa
menyembunyikan apapun. Han tahu gadis di depannya sudah merasa takut. “ Tapi,
mbak Niah baik-baik saja kan?” memberanikan diri bertanya.
“ Tentu saja, nona kami baik-baik
saja. Terimakasih sudah mengkhuatirkannya.”
“ Syukurlah. Tapi.” Menatap Han
lagi. “ Bisakah anda tidak menakutkan begitu, saya kan hanya bertanya. Hehe.” benar-benar tertawa menutupi kecanggungan.
Apa-apan gadis ini. Han
“ Baiklah, saya permisi. Terimakasih
kerja samanya nona.”
“ Tentu saja, kami senang membantu.
Anda bisa sering-sering mampir kalau ada mbak Niah.”
Han tidak mengubris kata-kata
terakhir Tika. Dia menuju mobilnya. Menoleh sebentar pada Tika lalu melajukan
mobilnya tanpa sedikitpun berpaling lagi.
Tidak adaa apa pun yang dia temukan
di toko. Hanya foto yang terlihat seperti ibu nona Daniah. Dengan rambut
bergelombangnya.
Aku rasa cukup sebagai peringatan, kalau dia masih berani minum pil itu sepertinya aku harus memeriksa, punya nyawa berapa si dia. Haha, dia memang cuma punya satu nyawa. tapi dia benar-benar punya senjata mematikan yang kalau dia tahu dia bisa membuat tuan Saga melakukan apapun yang ia mintakan.
semoga anda tidak pintar-pintar amat nona, kalau tidak situasinya akan dengan mudah terbalik.
Cinta, cinta, merepotkan sekali. Ah ia, aku harus menyiapkan makan siang. Tahanan rumah yang bisa jalan-jalan ke mana-mana. Wahh, enak sekali anda.
Bersambung