Chapter 38 - Kertas Hasil Ujian

Sudah seminggu mereka semua bertarung dengan semua barisan huruf huruf dan angka yang menari di kepala mereka memperlihatkan keangkuhan pembuat soal bahwa hal ini mudah sedang bagi yang melihat ini tak kalah dari sebuah pertarungan hidup dan mati masa depan seorang siswa.

"Uweeeekkk,,," Beni keluar dengan perut mual karena terlalu memaksakan otaknya dalam mengambil strategi hebat.

"Keluarkan saja semua,,, hari ini ujian sudah selesai." Yogi datang memukul kecil punggung Beni.

"Aku merasa lega sekali akhirnya hari ini sudah selesai" Tambah Adora yang keluar dengan wajah lesu.

"Kalian habis bergulat di dalam?" Ibu Arni memandang satu persatu siswanya yang keluar dari ruang ujian.

"Bu, didalam horor...." Beni menghampiri Ibu Arni memasang wajah memelas.

"Mukamu lebih horor,,," Ibu Arni menjetik kepala Beni dengan telunjuknya.

"Sekarang yang utama adalah hasilnya!" Karin menatap Alisya yang berjalam keluar dengan santai.

"Aku yakin Alisya bisa menyelesaikan tantangan itu" Rinto dan lainnya memperhatikan Alisya dengan penuh harap.

"Aku sudah berusaha, hasilnya bisa kita lihat besok!" Tatap Alisya sedikit ada keraguan dimatanya.

"Aku yakin kamu pasti bisa! sebagai gantinya hari ini aku ajak kalian makan diluar!" Adith muncul dari belakang alisya dan berbisik di telinga Alisya yang ia buat sedikit keras untuk di dengar oleh yang lain.

"Makan??? ada yang bilang makan??? traktir????" Muka Beni bersinar cerah.

"Gila! Tanduk iblisnya muncul kalau soal makan" Yogi nyengir melirik ke arah Beni.

Karin tertawa melihat ekspresi Beni yang sudah berlumuran liur karena perkataan Adith. semuanya menatap adith penuh harap berharap mendapat tiket ajakan.

"Ibu tau tempat yang bagus! kebetulan ibu sengaja datang kesini buat menyemangati kalian" Ibu arni memberi tanda kepada Adith.

"Semuanya bisa naik ke mobilku! Yogi kunci.." Adith mengambil motor Yogi agar bisa bersama Alisya.

Wajah Adora tak kalah terkejut mendengar ucapan Adith. mereka tak menyangka akan bisa menaiki mobil Adith yang super mahal dam Vanci tersebut. Mata mereka segera berbinar-binar dan berlomba menuju parkiran.

"Kenapa kau selalu muncul dimana saja?" Alisya menghadap Adith dengan tatapan tajam.

"Karena aku bisa mencium aromamu yang membutuhkanku!" Adith sengaja mendekatkan tubuhnya dan menghirup aroma Alisya untuk menggoda Alisya.

Alisya ingin membalas kalimat Adith namun Adith sudah menarik tangannya dengan cepat melewati kerumunan mata yang kini melihat mereka dengan terheran-heran.

Semua orang tak menyangka kalau kali ini Adith sudah lebih terang-terangan memperlihatkan kedekatannya bersama Alisya. Bahkan tak tanggung-tanggung meski itu dihadapan para guru ataupun kepala sekolah yang tak sengaja lewat tak jauh dari mereka. Alisya hanya bisa menepuk matanya dan memijit kepalanya yang tidak sakit.

*****

"Alisya dimana?? Dia sudah menerima kertas hasil ujiamnya?" Rinto bertanya kepada Karin yang teduduk lemas.

"Kamu kenapa Karin?" Yogi menghadap wajah Karin yang terlihat lesu.

"Aku... Yogi, Rinto,, Aku..." Karin hanya menunjukkan kertas miliknya.

"Wow... kamu juara 1 umum sekolah???" mengalahkan para elit?" Rinto membalik-balikkan kertas hasil ujian milik Karin.

"Kamu hebat Karin.. selamat!" Yogi menepuk pundak Karin bangga.

"Punya kalian bagaimana?" Karin bertanya dengan wajah yang penuh harap.

"Aku tak berani membuka kertas milikku! paling seperti biasa hanya menjadi yang terakhir meski lulus!" Rinto menatap kertas hasil ujian ditangannya.

"Aku juga sama!" Yogi melihat kertasnya dengan mata yang bergetar.

"Karin,, Alisya mana? alisya mana? aku mau nunjukin kertas hasil ujian milikku!" Beni masuk menyerbu di antara Yogi dan Rinto.

"Kami juga Karin,, kami ingin berterimakasih kepada Alisya!" Adora, emi dan Feby juga tak kalah semangatnya.

"Aku juga belum melihat Alisya sejak tadi! entah dia kemana!" Karin yang terlalu terpaku dengan hasil miliknya tak mengetahui keberadaan Alisya.

"Ada apa sebenanrnya?" Tanya Yogi penasaran.

"Lihat ini!!!" mereka berempat segera memberikan kertas hasil ujian masing-masing.

"Beni juara satu kelas??? adora kedua, Emi ketiga dan Feby ke empat??? ini serius??" Yogi membaca hasilnya tak percaya.

Mendengar hal itu karin dengan cepat mengambil kertas milik Rinto dan Yogi karena penasaran.

"Kalian berdua masuk sepuluh besar juara umum sekolah! Rinto 3 dan Yogi 5..." Mata Karin membelalak tak percaya.

"Ini semua karena ringkasan materi yang kalian berikan kepada kami benar-benar sangat membantu kami" Jelas Feby dengan wajah haru.

"Kopian yang kalian berikan sangat mudah dipahami sehingga kami tidak begitu kesulitan dalam mengejar materi yang ketinggalan" tambah Emi yang mulai meneteskan air matanya.

"Aku sangat berterimakasih kepada kalian dan Alisya yang sudah membantu kami sampai sejauh ini" Lanjut Adora tertunduk malu mengingat perlakuan kedua orangtuanya kepada Alisya.

"Bukan hanya bisa lulus dan tidak dikeluarkan, kami malah mendapatkan nilai yang lebih baik dari sebelumnya!" Beni menggenggam erat kertas hasil ujiannya.

"Terimakasih karena kalian sudah mempercayai Alisya dan berani untuk datang ke sekolah" Karin mencoba mencairkan suasana.

"Sekarang yang perlu kalian lakukan adalah menjelaskan semuanya kepada Alisya mengenai masalah yang sebenarnya kalian hadapi" Jelas Rinto.

"Yang terpenting sekarang adalah kita harus mencarinya!" Lanjut Yogi.

"Masalah itu, aku tidak begitu yakin tapi sepertinya..." Emi tidak berani melanjutkan kalimatnya.

"Alisya mungkin akan berada dalam bahaya" Adora berani membuka mulutnya.

Tanpa pikir panjang mereka semua segera keluar dan berhambur mencari Alisya.

"Kalian mau kemana??? Dimana Alisya?" Wajah Adith cerah bersinar seolah ingin memberitahukan sesuatu.

"Sejak menerima kertas hasil ujiannya, aku tak melihat Alisya." Ucap Karin.

"Kami juga sudah memghubunginya beberapa kali tapi dia tidak mengangkatnya" Wajah Rinto menunjukkan ke khawatiran.

Adith langsung mengambil Handphonenya dan melacak keberandaan Alisya melalui GPS miliknya namun ia tidak bisa mendapatkan keberadaan Alisya.

"Sepertinya GPS miliknya sengaja dimatikan" Adith kesal membanting tangannya keudara.

"Jadi bagaimana sekarang? Aku takut kondisinya kambuh!" Karin menatap dengan cemas.

"Begini saja, kita berpencar dan mencari disemua sudut sekolah!" Pinta Rinto menenangkan.

"Aku akan pergi bertanya ke Ibu Arni" Ucap Karin mantap.

"Kami akan mencari di bagian belakang" Beni segera berlalari di ikuti Emi dan Feby.

"Kalau begitu kami akan ke arah kompleks" Rinto segera bergerak ditemani Yogi dan Adora.

Melihat mereka semua sudah memencar, Adith dengan cepat menuju ke arah Pos tempat monitor CCTV sekolah berada. Dari situ Adith bisa melihat Alisya yang berjalan meninggalkan kelas dengan wajah yang sangat serius.

Adith terus melihat kearah Alisya berada dan menghilang di Area parkiran, akan tetapi Adith tidak melihat kalau Alisya keluar dari parkiran tersebut karena ada satu titik buta dimana CCTV yang berada disana terhalang oleh laba-laba yang bersarang tepat dihadapan kaca lensa CCTV.

Beberapa saat kemudian mereka semua berkumpul ditengah lapangan dengan wajah penuh keringat dan nafas terengah engah.

"Bagaimana kalian menemukan Alisya?" Tanya Beni setelah berhasil mengatur nafasnya.

"Jika kami menemukannya, kami takkan kembali kesini!" Jawab Yogi tegas.

"Aku melihat Alisya menuju parkiran tapi setelah itu tidak ada tanda dia keluar ataupun kembali kekelas" Adith datang dengan langkah berat.

"Kemana sebenanrnya anak itu?" Rinto mulai gusar karena cemas.

"Alisya pergi menemui kakeknya!" Karin yang baru muncul langsung menjelaskan situasinya.

"Katakan padaku dimana dia pergi menemuinya?" Adith langsung berdiri tepat dihadapan Karin dan Menatap tajam ke arah Karin.

"Adith, ini tidak semudah yang kau bayangkan!" Jelas Karin menenangkan Adith.

"Apa maksudmu?" Adith kesal dengan perkataan Karin yang terdengar meragukannya.

"Kakeknya bukanlah orang yang bisa kamu hadapi" tambah Rinto.

"Apa yang kalian katakan sebenanrya? sepertinya hanya aku yang tak mengetahui apapun mengenai Alisya!" Adith mencengkram Handphone di tangannya dengan kuat.

"Tidak Dith, kami semua juga tidak tau seperti apa kakek Alisya, tapi dia melarang kami untuk mencari tahu lebih lanjut demi keselamatan kami" Yogi berusaha menenangkan Adith.

"Bukankah Alisya sudah mengingatkanmu untuk percaya padanya? Biarkan kali ini kita percayakan masalah ini kepada Alisya!" Lanjut Karin.

"Tapi bagaiman jika dia berada dalam bahaya?" Adith mendengus kesal.

"Dia tidak akan apa-apa! percayalah padanya" Pinta Karin.

"Setelah dia kembali, dia akan menepati janjinya padamu untuk menjelaskan siapa dirinya" Yogi mengingatkan perjanjian keduanya.

Perkataan Yogi membuat pikiran Adith lebih tenang meski hatinya masih belum yakin dan terus merasa resah sebelum bisa melihat keadaan Alisya secara langsung.

Mereka semua hanya bisa saling pandang dipenuhi dengan segala macam pemikiran masing-masing. Mereka hanya berharap Alisya akan kembali tanpa terjadi apapun.