Chapter 86 - Aku Menyukai Alisya

"Apa ini???" Alisya menepuk alat itu pelan.

"Ungkapan perasaanku padamu!" Alisya mengeram dan inging membuang alat itu.

Adith dengan cepat menghentikan tangan Alisya dan tertawa kecil.

"Pakailah, alat itu dapat kamu gunakan dengan sangat baik terutama diruang karaoke yang memiliki pengeras suara yang sangat besar!" ucap Adith tersenyum nakal.

"Kau mengembangkan alat mu lagi? hebat!!!" puji Alisya tulus.

Reaksi polos Alisya membuat Adith tertawa puas. Adith langsung menarik tangan Alisya masuk kedalam ruangan dimana Alisya tidak merasa risih lagi dengan suara bising itu. Kedatangan Adith sejenak membuat semuanya sedikit canggung namun karena Yogi dan Karin suasana jadi lebih cair.

"Hebattt!!! tak ku sangka kau benar-benar mau datang kemari." Yogi setengah berteriak begitu melihat Adith.

"Aku sudah menyiapkan baju dan sepatu untukmu!" Rinto menyerahkan sebuah baju Kaos polos dan jacket tebal untuk diberikan kepada Adith yang masih menggunakan kemeja lengkap karena dari kantor.

"Terimakasih!!!" senyum Adith mengambil tas belanjaan tersebut.

"Hei... kalian tidak lapar? sudah hampir 3 jam kita berada disini!" Rinto mengingatkan waktu mereka yang tak terasa sudah lama berlalu.

"Yang lain juga sudah pada pulang dari tadi!" Yogi melihat ruangan yang sudah sepi karena yana dan yang lainnya sudah kelelahan dan pulang satu persatu.

"Sudah selama itu kalian berada disini???" tanya Adith takjub tak percaya.

"Benar, karena terlalu banyak orang tadi akhirnya mereka tidak sadar waktu sudah berlalu. Berkatmu semua bisa bersenang-senang dengan nyaman!" Yogi mematikan volume yang semula dikecilkan oleh rinto tapi masih belum mendapat tanggapan dari teman-temannya karena terlalu asik.

"Tidak seru, Alisya bahkan belum memilih satu lagupun dan menyanyikannya" Adora berbicara menggunakan mick yang masih menyala.

"Ummm... aku jadi penonton saja!" Alisya masih belum terbiasa dengan kehebohan mereka.

"Ayolah Alisya,,, kita kan baru kali ini kumpul bersama!!!" bujuk Feby manja.

"Aku rasa satu lagu tidak akan membutmu pingsan!" tambah Karin.

Baru saja Alisya ingin menjawab, perutnya sudah berbunyi dengan keras karena lapar. Sedari tadi mereka hanya memesan makanan ringan yang tidak membuat Alisya kenyang.

Suara perut Alisya yang terdengar cukup keras memecah kesunyian ruangan karena menanti jawaban Alisya. Adith tersenyum puas dimana yang lainnya juga ikut tertawa karenanya.

"Sepertinya perut Alisya lebih utama!!!" Adith bangkit dari tempat duduknya.

"Benar,, sebaiknya sekarang kita keluar cari makan dulu!" ajak Karin setelah menarik nafas dengan tenang karena perutnya juga ikut keroncongan.

"Apa bunyi perut bagi perempuan sekarang adalah sebuah kode biar para laki-laki bisa peka???" Cela Yogi mendengar suara perut Karin.

Karin yang malu dengan cepat memukul bahu Yogi cukup kuat membuatnya meringis kesakitan sedang yang lainnya tertawa pelan.

Mereka kemudian keluar dari tempat karaoke tersebut menuju lobi namun tertahan karena hujan masih cukup deras turun sehingga mereka menunggu hujan reda di lobi sembari menunggu Adith yang masih berganti pakaian agar lebih nyaman.

"Maaf aku tidak sengaja!!" Alisya kaget seseorang menabraknya dan menumpahkan satu gelas jus ke pakaiannya.

"Aduh mas, lain kali hati-hati dong!" Karin mengingatkan sambil membantu Alisya membersihkan tumpahan Jus di bajunya.

"Kau tidak apa-apa Alisya??" Rinto menghampiri Karin dan Alisya yang duduk tak jauh dari mereka.

"Aku tidak apa-apa! Syukurlah Jas Adith tidak terkena cipratannya!" Alisya langsung melepaskan jas Adith dari tubuhnya agar tidak terkena kotoran jus yang tumpah.

"Biar aku bantu bersihkan!" orang itu langsung setengah jongkok mencoba untuk membersihkan baju Alisya.

Rinto dengan cepat menepis tangan orang tersebut. Alisya tersenyum jika Rinto tidak menghentikan tangan orang itu, bisa saja ia mematahkan tangan pria tersebut.

"Jangan berani menyentuhnya, pergilah dari sini biar kami yang mengurusnya!" tatap Rinto tajam dengan menggenggam erat tangan si penabrak. Rinto marah melihat tampang bajingan pria tersebut yang seolah ingin melecehkan Alisya.

"Hei,, santai bung. Aku hanya ingin membantu! Jika kau tak ingin di bantu mungkin ini cukup untuk membeli baju baru." Pria tersebut melempar uang puluhan lembar dengan arogan.

Alisya tersenyum melihat tingkah pria bodoh itu.

"Jika itu kurang, aku bisa memberimu lebih! Dengan kau tidur denganku." Matanya menggerayangi tubuh Alisya dan Karin dengan liar.

Karin tertawa lebar mendengar ucapan pria itu. Sedang Rinto hampir saja melayangkan tinju ke arah orang itu namun dihentikan oleh Alisya.

"Terimakasih, tapi aku tidak membutuhkan uangmu apa lagi dirimu!!!" Alisya balik memandang pria itu dengan senyuman licik yang sangat menghina harga diri si pria.

Melihat Yogi, Beni serta Doni yang berjalan mendekat membuat sang pria tersenyum angkuh dan berlalu pergi melangkah dengan penuh percaya diri. Mengangkat kedua jarinya memberntuk huruf V dengan terus berjalan memperlihatkan punggungnya.

"Apa sebenarnya yang di inginkan pria itu???" Yogi terlihat marah dan dengki melihat si pria arogan berjalan pergi.

"Sungguh Arogan sekali!!!" Maki Emi jengkel.

"Abaikan saja!!! Kita hanya akan terlihat bodoh jika mudah terpancing oleh pria mabuk sepertinya" Tegas Alisya acuh tak Acuh bangkit dari kursinya.

"Mabuk??? aku tak mencium bau alkohol darinya!" Rinto ingat betul saat ia dengan pasti berhadapan muka dengan pria itu, ia tidak mencium bau alkohol dari mulutnya.

"Bukan minuman, tapi narkoba!" terang Karin yakin melihat ekspresi dan bola mata dari pria itu sebelumnya.

"Narkoba???" Beni tidak yakin apa yang dimaksudkan oleh Karin.

"Benar, Narkoba jenis baru dimana orang yang menggunakannya tidak terlihat sedang mabuk atau sakau seperti jenis narkoba yang lainnya, tapi narkoba jenis itu memberikan efek halusinasi yang cukup tinggi dimana penggunanya akan dengan mudah merasakan gairah yang sangat tinggi dengan efek nge Fly yang rendah. Jenis ini yang sedang populer karena cukup aman digunakan sebab orang-orang pada umunnya takkan bisa mendeteksinya dengan mudah mengenai gejala-gejala pemakainya" Jelas Yogi ketika mengingat jenis narkoba itu sedang marak beredar saat ini.

Karin mengangguk membenarkan apa yang dikatakan oleh Yogi.

"Jika benar seperti itu, dari mana kalian bisa mengatakan bahwa pria sebelumnya tadi menggunakan narkoba?" Beni penasaran karena tidak begitu jelas melihat ciri-ciri yang dimaksudkan oleh Yogi.

"Bola mata pria tadi terlihat memerah dengan lingkaran biru disekitar kelopak matanya serta sikapnya yang lebih terlihat agresif dibanding Arogan. itu tandanya dia mengkonsumsi narkoba jenis baru yang berjenis Fleks "Flying S*ks" yang bisa berakibat sangat fatal jika dikonsumsi berlebihan!" Karin menambahkan penjelasan yang diberikan oleh Yogi.