Chapter 91 - Jadi dont Worry!

"Anjay,,, sapu tangan kesayanganku!!" Karan berteriak keras melihat tingkah Karin.

"Kakak sayang sama sapu tangan apa sama aku sih??? ini doang juga!!!" Karin menyodorkan kembali saputangan Karan.

"Yah sayang kamu lah..." senyum Karan membujuk Karin yang merajuk karena dibandingkan dengan sebuah sapu tangan.

Sebenarnya Karan tidak mempermasalahkan lendir yang menempel di sapu tangan tersebut namun karena sapu tangan itu adalah pemberian dari Alisya sehingga itu sangat berharga baginya karena itulah satu-satunya pemberian dari Alisya kepadanya.

"Karin, kau baik-baik saja???" Adora dan yang lainnya datang menghampiri dengan wajah yang sangat khawatir.

"Aku baik-baik saja! kenapa kalian kembali kesini? aku pikir kalian sudah pergi kerumah sakit bersama Beni dan Gani" Karin kaget melihat mereka kumpul dihadapannya.

"Kami baik-baik saja! tidak mengalami luka yang cukup parah" Beni dan Gani datang tak jauh dari mereka.

"Meski begitu, kalian seharusnya masih mendapatkan pengobatan kan??" Karin terdengar ketus dan ngotot.

"Aku rasa mereka sudah mendapatkan pengobatan makanya kesini" senyum Karan melihat mereka.

"Mereka kesini juga untuk mendapatkan makanan!" Emi berkata dengan semangat.

"Hahhh??? makan???" Karin mengerutkan keningnya heran.

Rinto menunjukkan gambar Sarilaut yang dikirim oleh Adith yang berada di pinggir jalan yang tak jauh dari tempat mereka.

"Kami sudah terlalu banyak mendapatkan wawancara dari pak polisi untuk itu kami sangat kelaparan dan Adith mengajak kami ketempat ini" seru Feby sudah tak sabar.

"Ayo kita juga kesana, kita semua juga belum makan terlebih karena kejadian tadi!" ajak Beni cepat.

"Benar, aku sudah sangat lapar nih! Gani dan Gina kompak.

Wajah positif yang ditunjukkan oleh teman-temannya membuat Karin tersenyum penuh syukur.

"Oke kita kesana, Alisya juga pasti sudah menunggu kalian disana!" Karan bangkit dari tempat duduknya dan merapikan pakainnya yang tidak kusut ataupun kotor.

"Sebelum kita kesana, ada hal yang ingin aku sampaikan kepada kalian semua!" Karin menarik nafas dalam.

"Jangan memberitahu Alisya dan jangan menyinggung tentang apa yang baru saja terjadi. iya kan" ucap mereka hampir bersamaan dengan penuh semangat.

"Dari mana kalian mengetahui itu?" tanya Karin takjub.

"Rinto yang memberitahukan kepada kami" Tegas Gani.

"Jangan khawatir, kami memang sangat berterimakasih kepada Alisya karena sudah menyelamatkan kami dan ingin mengucapkan hal itu kepada Alisya!" tambah Yana lembut.

"Tapi kami juga tidak ingin Alisya malah tersakiti olehnya!" timpal Feby.

"Oleh karena itu kami setuju untuk merahasiakannya!" seru Yogi.

"Dan takkan menyinggung apapun dihadapan Alisya!" imbuh Beni.

"Jadi dont Worry!!" senyum Gina cerah.

Karin memeluk Adora dan Emi di ikuti Gani dan Feby yang juga ikut memeluk Karin. Karin bersykur karena diberikan teman-teman yang penuh perhatian dan kasih sayang seperti mereka.

Tidak butuh waktu lama untuk mereka sampai dan takjub dengan semua hidangan yang tak kalah mewah begitu melihat berbagai jenis makan yang tersedia diatas meja.

"Tempat ini tidak sesuai dengan bayanganku!" seru Adora yang berpikir bahwa Sarilaut yang mereka kira takkan semewah dan sebesar itu.

"Karin!!!" Alisya menghampiri Karin secepat kilat membuat Karin takut jika Alisya mengingat apa yang baru saja terjadi.

"Kamu kemana saja sih?? Aku sudah lapar dari tadi, Adith hampir menjualku jika kau terlambat beberapa menit karena hidangan ini terlalu banyak untukku!" celoteh Alisya setelah melepaskan pelukannya.

Karin tertawa mendengar ucapan Alisya yang sedang mengadu kepadanya.

"Aku malah mengkhawatirkan Adith yang akan jadi tulang belulang karena kamu lapar!" goda Karin mendorong bahu Alisya centil.

"Apa kau bilang???" Alisya langsung mengunci leher Karin karena ucapannya.

"Berthengkharlah Yebih Yama harna hami hudah hapar "Bertengkarlah lebih lama karena kami sudah lapar" Karan menyantap makanan dengan cepat membuat yang lainnya duduk dengan penuh semangat.

"Hanjutkhan!!! (Lanjutkan)" tambah Adith yang sudah duduk persis seperti apa yang sedang dilakukan Karan.

"Woyy,,, kalian tega sekali!!!" Alisya dan Karin marah hampir bersamaan.

"Besok kita lanjut! sekarang perutlah yang utama!" seru Alisya langsung duduk makan.

"Hoke!!! (Oke)" ucap Karin dengan mulut penuh.

Mereka semua tertawa karena kecepatan tangan Karin saat meraih makanan diatas meja saat Alisya masih mencoba duduk. Mereka makan sambil sesekali bercanda dan bercerita dengan penuh heboh.

"Kami balik dulu yah???" Gani dan Gina masuk setelah mobil jemputannya datang. Begitu pula dengan Adora dan yang lainnya. Di ikuti oleh Karin dan Karan.

"Aku serahkan Alisya padamu! Lindungi dia" pesan Karan tepat sebelum ia masuk kedalam mobil.

"Hati-hati dijalan" ucapnya tanpa membalas kalimat Karan. Adith hanya tersenyum kecut mendengar ucapan Karan.

"Adith,,, tolong temani Alisya dan jangan biarkan dia jalan sendirian yah???" teriak Karin dari dalam mobil.

"Memangnya sejak kapan aku sendirian?" ketus Alisya.

Alisya melambai melihat kepergian Semua teman-temannya dan tiba-tiba saja hujan turun dengan deras. Adith menarik tangan Alisya untuk menepi namun Alisya tak bergeming dan diam mematung ditempat. Hujan deras mengguyur keduanya yang masih berada di pinggir jalan.