Chapter 94 - Olah Raga Gabungan

"Jalanya kok cepat-cepat amat sih??? bisa santai dikit napah?" Adith mengejar langkah Alisya yang sangat cepat.

"Kamu kenapa malah ikutin aku sih? aku nggak mau orang liat kesekolah bareng kamu!" tegas berbalik marah membuat langkah Adith terhenti.

"Jangan berhenti mendadak, hal yang tidak diinginkan bisa terjadi" Adith berada pada posisi yang sangat dekat dengah tubuh Alisya.

Alisya kaget tak ingat kapan terakhir kali ia berdiri disamping Adith, tubuh Adith terlihat lebih tegap dan tinggi sampai sekarang matanya tertancap lurus di leher Adith yang jenjang.

Ia mundur beberapa langkah karena grogi dan jantungnya berdetak sangat cepat membuat tubuhnya seketika memanas.

"Dari mana kamu mendapatkan baju seragam sekolahmu?" tanya Alisya mengalihkan pembicaraan.

"Puffttt,, bukankah kau melihat pak Dimas datang memberikanku baju ini?" tawa Adith menggoda Alisya yang berusaha menenangkan diri.

"Oh,,, ummm... iya aku lupa! lalu kenapa kamu tidak ikut bersama pak Dimas saja? bukankah akan lebih baik? dengan begitu kamu tak perlu capek-capek dan bisa sampai dengan cepat ke sekolah!" Alisya berbalik dan berjalan lagi tanpa menoleh kebelakang.

"Karena kamu juga pasti tidak akan ikut naik ke mobil bersamaku! selain itu,, aku ingin jalan bersama denganmu seperti ini, ini cukup klasik dan romantis" ucap Adith mengejar langkah Alisya.

"Kamu kenapa sih sejak pagi su...." ucapan Alisya terhenti karena bibir hangat Adith sudah mendarat hangat didahinya.

"Sudah ku bilangkan jangan berhenti mendadak!" Adith melepaskan ciumannya dan tersenyum nakal.

"Dasar mesum!!!" Alisya menendang keras tulang betis Adith dan berlari dengan wajah memerah malu meninggalkan Adith yang meringis kesakitan.

Melihat Alisya yang berlari kencang, Adith hanya tersenyum simpul puas dan merasa menang dari Alisya sekali lagi.

Tidak butuh lama untuk mereka sudah berada di depan gerbang sekolah. Setelah sidik jari mereka langsung menuju ke tempat apel sekolah yang membuat semua mata tertuju kepada mereka berdua.

Alisya datang dengan

Melihat Alisya yang sangat menawan datang bersamaan dengan pangeran berkharisma membuat mereka tak bisa mengalihkan pandangan mereka dari keduanya.

"Wow... apa nih??? kenapa mereka datang bersamaan?" Bisik Adora ke telinga Emi dengan menutup mulutnya.

"Apa menurutmu dia semalam tidak pulang?? maksud aku tidur dirumah Alisya!" terka Emi melakukan hal yang sama dilakukan oleh Adora.

"Kau gila!!!" tampar Adora dipunggung Emi karena tebakan beresikonya.

"Bagaimana mungkin dia tidur dirumah Alisya dan memakai pakaian seragam sekolah?" Ucap Febi menggetarkan mata Emi dan Adora yang tampak seperti ibu-ibu sosialiya yang sedang bergosip ria lalu bergetar karena ketahuan.

"Adith memang tidur dirumah Alisya karena semalam hujan deras dan nenek Alisya menahan Adith pulang. Untuk seragamnya, pak Dimas membawakannya pagi tadi tapi Alisya sudah pasti akan menolak untuk naik mobil bersma Adith dan pak Dimas!" Karin menyusup ditengah mereka membuat ketiganya berteriak kaget.

"Kenapa aku merasa ikutan ketahuan bergosip!!!" sungut Feby pada dirinya sendiri malu.

Teriakan heboh mereka segera mendapat panggilan dari guru penerima apel sehingga mereka mendapatkan hukuman dengan membersihkan taman sekolah. Sedangkan Karin menghilang secepat kilat menuju kelas meninggalkan mereka.

"Karin, kamu kok tega sih ninggalin kita disana?" Adora menerobos masuk melihat Karin yang sedang membereskan mejanya.

"Bukannya memang hanya kalian yang kena hukum?" Alisya bertanya bingung dengan keluhan Adora.

"Karin juga ikut ngegosipin kam..." mulut Adora secepat kilat dibekap oleh tangan halus Karin yang mungil.

"Kamu mau dibunuh Alisya karena ketahuan ngegosip???" ancam Karin ketelinga Adora.

Emi dan Feby yang melihat hanya bisa menertawakan tingkah keduanya.

"Ke ruang ganti yuk, jam masuk sudah bunyi tuh..." ajak Feby mengalihkan pembicaraan.

"Ruang ganti? kita ada pelajaran olah raga hari ini?" Alisya melemparkan pandangan bingung dengan wajah serius.

"Loh, kamu lupa sama roster hari ini?" Emi memandang serius ke arah Alisya.

"Buruan, kalian sudah ditunggu sama pak guru di lapangan!" Rinto mengingatkan dengan pakaian seragam yang sudah berganti dengan pakaian olah raga.

"Iya, iya, ini juga sudah mau kesana!" ketus Adora masih kelelahan karena membersihkan taman sekolah yang cukup luas.

"Tau sendiri kan pak guru olah raga tidak suka dengan mereka yang datang terlambat ke lapangannya. Jika tidak kalian akan kena hukuman lagi" Yogi mengingatkan dengan memunculkan kepalanya di jendela koridor agar mereka mempercepat langkahnya.

"Aku masih disini gara-gara nungguin kalian nih!" terang Karin menebus kesalahan meninggalkan mereka saat kena hukuman.

"Oh iya, hari ini kita akan ada pelajaran olah raga gabungan, Mia 1 dan Mia 2 akan olah raga bersama hari ini!" lanjut Rinto dengan tersenyum licik mengingatkan mereka.

Beberapa dari mereka langsung berhamburan keluar menuju ke ruang ganti dan bergantian secepat kilat agar tak terlambat dan tidak mendapat hukuman. Terkena hukuman dihadapan para Elit adalah beban malu yang tidak pernah bisa mereka bayangkan.

"Buruan aku nggak mau kena hukuman!!!" Teriak Karin melihat mereka masih saling berpandangan bingung. Setelah itu dalam hitungan detik Yogi dan Rinto terhempas jauh akibat serbuan dari kelima cewek luar biasa tersebut.