Chapter 102 - Sudah ku duga

Hari pertama mereka mulai dengan belajar dengan serius dibawah bimbingan para guru di siang hari dan Alisya juga Karin disore hari. Karin berusaha membantu semampunya saat beberapa temannya memiliki kelemahan dalam memahami pelajaran yang mereka dapatkan di siang hari.

"Karin, bagaimana kamu menyelesaikan persamaan ini? Adora melihat soal matematika yang sedikit sulit untuk ia selesaikan sendiri.

"Oh yang ini, kamu bisa lihat dihalaman ke 35 disitu akan ada persamaan yang menjadi awal untuk bisa menemukan persamaan ini kemudian untuk bisa memahaminya maka kamu harus melihatnya dengan cara seperti ini lalu masukkan rumus persamaan yang ini!" Karin membimbing Adora secara lebih sederhana dengan menyesuaikan tingkat pemahaman yang dimampuinya.

Emi dan Feby menghentikan sementara apa yang sedang mereka kerjakan untuk tidak ketinggalan melihat informasi yang didapatkan oleh Adora. Sedang Yogi dan Rinto ditambah Beni dengan sigap memberi memo pada halaman yang dimaksudkan oleh Karin untuk memudahkan mereka dalam mengingatnya.

"Alisya, bagaimana cara kamu memahami persamaan linier ini?" tunjuk Gina pada buku catatannya.

Suara Gina membangunkan kesadaran teman-temanya yang lain untuk memperhatikan Alisya.

"Pertama tama kalian harus tau bahwa persamaan linier dapat digambarkan dalam sebuah grafik dalam sistem koordinat kartesius . Suatu Persamaan akan tetap bernilai benar atau EKWIVALENT ( ) , Apabila ruas kiri dan ruas kanan ditambah atau dikurangi dengan bilangan yang sama. Persamaan linier dapat diselesaikan dengan cara ini..." Alisya menjelaskan dengan sangat sederhana menggunakan modul yang ada dihadapan mereka masing.

Ekspresi wajah mereka terlihat sangat bersemangat saat mereka bisa memahaminya dengan baik berkat penjelasan yang diberikan oleh Alisya.

"Sudah ku duga!" Adith muncul setelah menggeser pintu dengan pelan.

"Adith,,,," Gina dan Yana dengan cepat menyerbu dihadapan Adith namun tetap memasang jarak karena teringat akan kebiasaan Adith yang tak menyukai bau parfum.

"Aku heran kenapa lampu dikelas kalian masih menyala saat yang lain sudah balik sejak sore tadi, ternyata benar kalian. tapi sepertinya kalian semakin berusaha seperti ujian tahun sebelumnya!" Adith melewati tumpukan wanita dihadapanya dan duduk dengan manis dihadapan Alisya.

"Kelas lain sudah pulang?" Adora kaget melihat keadaan diluar sudah mulai menggelap.

"Ya ampun, ternyata sekarang sudah jam 9 malam. baru kali ini kita larut dalam belajar sampai tak terasa waktu sudah berlalu begitu cepat!" Emi berseru heboh saat melihat jamnya yang sudah semakin larut.

"Jadi, apa yang kau lakukan disini? sudah jam segini kenapa kau kemari bukannya pulang kerumah?" Alisya bertanya sembari menunduk bersikap cuek karena malu mengingat saat Adith dengan jantan mengatakan cinta padanya.

"Aku punya beberapa hal yang harus aku selesaikan untuk minggu depan. Aku penasaran apa yang sedang dilakukan oleh kelasmu dengan lampu yang masih menyala, selain itu aku ingin melihatmu juga!" goda Adith dengan senyuman mempesonanya.

"Ehem... aku bingung saat melihat Adith menuju kesini ternyata itu karena Alisya? apa yang kalian lakukan sampai tidak pulang sementara malam sudah semakin larut?" Riyan masuk kedalam kelas melihat semua orang dikelas Mia2 lengkap. Riyan se sekali mencuri pandang melihat ke arah Karin. Ia datang bersama Zein.

"Um.. tidak seperti kalian yang memiliki kecerdasan tinggi, kami harus melakukan belajar ekstra pada sore hari sebagai tambahan untuk siap mengikuti ujian minggu depan!" Karin sengaja menjawab mewakili teman-temannya yang tentu saja akan takut bersuara dihadapan para elite itu.

Adith tidak memperdulikan mereka dengan larut bersama Alisya membahas masalah penyelesaian linier yang bisa menggunakan 4 metode salag satunya menggunakan metode substitusi. Alisya dan Adith larut dalam perdebatan sedang yang lain hanya memandang dengan tatapan bingung.

"Pasangan yang cocok! kami sudah se canggung ini tapi dengan santainya mereka berdebat!!!" Adora menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Sepertinya menarik, mungkin sedikit berbera dengan kalian. para Elite hanya melakukannya selama 2 hari saja untuk seluruh mata pelajaran yang akan diujikan, namun dibanding kami semua dia lebih cepat. Kami bahkan memerlukan waktu lebih lama sedang dia hanya menyelesaikannya dalam 2 jam." terang Zein duduk bersandar di meja bagian depan.

"Hal yang seharunya dikerjakan selama seminggu dia lakukan dalam waktu 2 jam? Aku tau dia jenius tapi wowww..." puji Feby tak tau kalimat apa lagi yang bisa dia ucapkan karena kagum.

"Dia manusia kan???" bisik Emi takjub dengan kejeniusan Adith yang luar biasa.

"Para Elite benar-benar sesuatu! meski tak sebanding dengan Adith, waktu dua hari adalah waktu yang cukup cepat! sedang kita harus mengerjakan semuanya dengan 2 waktu dalam seminggu!" tambah Gina lemas.

"Lalu kenapa dia belum pulang?" Yogi berkata sambil melihat kearah Adith.

"Aku juga tak tau, sepertinya itu karena ia tidak melihat Alisya keluar dari kelasnya dan memilih menunggu sampai Alisya keluar!" Riyan mulai mengambil tempat duduk melihat ke arah meja yang penuh dengan tumpukan buku.

"Apa kami boleh membantu?" Zein tertarik untuk memberikan mereka bimbingan melihat keseriusan mereka dalam belajar.

"Benar, selain membimbing kalian kami bisa mengilas balik materi-materi yang sudah ada!" tambah Riyan semangat.

"Bagaimana? apa kalian tidak mau?" Zein bingung dengan reaski terkejut mereka.

"Tentu saja kami mau!!!" jawab mereka serempak membuat Adith dan Alisya menoleh ke arah mereka.