Chapter 119 - Mencari Adith???

Setelah puas berkeliling untuk memanjakan mata mereka mengagumi kemewahan pesawat jet pribadi yang disediakan oleh kakeknya, Alisya dan kembali terduduk disofa yang interiornya seperti ruang keluarga untuk bersantai namun terkesan mewah.

"Akiko, bagaimana kalau kamu ikut bersamaku ke Indonesia??" pancing Alisya menghentikan Akiko yang ingin pamit pergi.

"Tentu saja aku sangat ingin, tapi aku harus mendapatkan izin dari kakek dan ayah serta ibu terlebih dahulu!" Akiko sangat antusias mendengar ajakan dari Alisya namun tetap saja ia tidak bisa memutuskan hal itu sendiri.

"Aku akan meminta tolong kepada kakek untuk mengurusnya, aku yakin teman-temanku akan sangat senang bertemu denganmu! terlebih karena kamu adalah keluargaku yang sangat manis!" puji Alisya tulus, Ia sudah tidak sabar ingin melihat bagaimana reaksi Rinto, Yogi dan Beni saat melihat Akiko nanti.

Melihat wajah Alisya yang sangat antusias memikirkan para sahabatnya membuat Akiko tak tahan untuk bertanya kepada Alisya.

"Kamu punya banyak teman di Indonesia???" tanya Akiko duduk dengan manis menghadap Alisya seolah siap untuk mendengarkan ceritanya.

"Ummm.... awalnya aku hanya memiliki Karin, dia selalu ada disampingku kapanpun dan dimanapun! Bahkan jika aku harus mandi, dia ingin mandi bersamaku." Alisya tertawa saat mengingat betapa lengketnya Karin bersama dirinya.

"Dan sepertinya sekarang kau sudah memiliki banyak teman.." pancing Akiko lagi.

"Ya kau benar, entah bagaimana aku yang awalnya hanya bersama Karin pada akhirnya mendapatkan teman-teman yang sangat baik dan juga selalu berada didekatku! mereka selalu membuatku tersenyum bahkan tertawa dengan tingkah konyol mereka. Aku tak sabar ingin mengenalkanmu kepada mereka, mereka pasti akan sangat senang bertemu dengan dirimu! Alisya sangat antusias saat menceritakan teman-temannya kepada Akiko sehingga tak menyadari kalau pesawat yang ditumpanginya itu belum bergerak sama sekali.

"Aku juga tidak sabar ingin bertemu dengan mereka, terlebih karena mereka adalah teman-temanmu!" ucap Akiko tak kalah antusias.

"Andai saja kamu bisa ikut bersamaku ke Indonesia sekarang, semua pasti akan lebih mudah!" Alisya mengeluh mengingat Akiko masih harus bersekolah juga meski saat ini ia sedang dalam liburan musim panas.

"Bagaimana kalau kamu kenalkan aku saja sekarang?" pancing Akiko semangat melihat Alisya yang mulai kehilangan semangatnya.

"Kamu mau ikut aku ke Indonesia?" tanya Alisya belum memahami maksud dari ucapan Akiko.

"Bukan, maksud aku disini di pesawat ini!" ucapan Akiko membuat Alisya langsung waspada dengan sekitarnya.

"Benar!!! bagaimana jika kamu lakukan itu sekarang???" Zein masuk keruangan Alisya ditemani oleh Karin dan Riyan.

"Dasar Sahabat kampret!!! kamu menganggapku sahabat tapi kamu pergi kejepang tanpa mengabariku terlebih dahulu? bahkan kamu menyembunyikan kepergianmu! Keterlaluan!!!" Karin langsung menerobos memukuli Alisya karena kesal.

Alisya tak bereaksi dan hanya terdiam kaget melihat Zein dan Riyan berada disana. Alisya tak pernah menyangka kalau mereka bertiga akan menyusulnya kejepang. Nenek Alisya bahkan sudah berjanji untuk tidak memberitahu mereka bahwa mereka akan ke Jepang.

"Bagaimana kalian berada disini? dari mana kalian mengetahui kalau aku di jepang? aku bahkan akan pulang sekarang!!!" Alisya mengelus keras bekas pukulan Karin yang terasa panas dilengannya.

"Bukan hanya kami saja, tapi teman-teman yang lain juga ikut! ini semua adalah hadiah dari kakekmu untuk kita semua yang sudah membantumu menang darinya lalu!!!" Karin melambaikan tangan kepada pramugari untuk segera memanggil teman-temannya.

"Alisyaaaa!!!!" Emi, Febi, Adora dan Gina berteriak dengan sangat kencang saat memasuki ruangan mereka. Dibelakangnya ada Gani, Rinto, Yogi dan Beni serta Karan ditambah dengan Aurelia. Alisya mundur selangkah karena terkejut melihat mereka semua sudah berada diatas pesawat yang sama dengannya sekarang. Pantas saja Jet yang diberikan untuknya sangat besar jika hanya untuk dirinya sendiri.

"Kau keterlaluan sekali, liburan sendirian tak mengajak kami!!!" Adora mengeluh dengan kesal.

"Tapi untunglah kakekmu sangat berbaik hati untuk mengundang kami kesini!" tambah Emi melayangkan pandangannya keseluruh ruangan yang mewah itu.

"Kau selalu saja membuat orang khawatir!" Karan maju mendekati Alisya dengan tatapan tajam.

"Kak Karan?? kak Karan juga ikut? rumah sakit bagaimana?" Alisya terkejut melihat Karan yang seharusnya sibuk dengan pekerjaannya malah berada dijepang saat ini.

"Aku mengambil cuti karena Karin memaksaku ikut dengannya! Apalagi karena kamu menghilang begitu saja" Karan segera mencubit pipi Alisya gemas karena Alisya selalu saja membuat khawatir semua orang meski Alisya juga berusaha untuk tidak merepotkan orang lain.

"Aku tak percaya kalian semua bisa berada disini!" Alisya merasa sangat senang dengan kehadiran mereka namun tiba-tiba saja hatinya menjadi pedih saat melihat Adith tak bersama mereka sehingga ia terus melihat kearah pintu dimana teman-temannya datang.

"Mencari Adith???" tanya Zein melihat wajah kecewa Alisya yang tak melihat Adith diantara mereka semua.

"Ummm... tidak, aku tidak berharap dia akan datang! mungkin saat ini dia sedang sibuk menghadapi pekerjaan diperusahaannya!" Suara Alisya terdengar kuat namun matanya bergetar saat mengucapkannya.

"Kau benar!!!" tambah Riyan. Meski Alisya yakin kalau Adith harusnya menjadi orang pertama yang dilihatnya, tapi saat setelah beberapa saat Adith tak muncul akhirnya harapan Alisya jadi pupus.

"Anooo... kalian tidak melupakan aku kan???" Akiko yang sudah berada disudut terpojokkan karena kehadiran teman-teman Alisya yang membuatnya tak bisa pergi atau berpindah tempat dari letak ia berdiri sebelumnya saat Zein masuk.

"Ah.... Sumimasen,, maafkan kami!!! Adora berekasi cepat dengan menggandeng tangan Akiko. Membawanya ke tengah-tengah mereka dan memberikannya ruang. Akiko sedikit gugup berhadapan dengan semua teman-teman Alisya padahal dia begitu semangat mendengar cerita Alisya sebelumnya.

Alisya tersenyum lalu memeluk Akiko dan mengenalkan Akiko kepada mereka semua. Dan yang paling antusias berkenalan dengannya adalah Beni dan Rinto. Sedang mata Akiko lurus tertuju pada Karan sejak pertama kali Karan memasuki ruangan itu.