Chapter 120 - Rapat Direksi

3 Jam Sebelumnya,,,

Handphone Adith berbunyi sangat kencang mendapat pemberitahuan dari alat peredam Alisya yang sempat Aktif kembali. Ditengah rapat direksi dimana Adith yang ditunjuk sebagai CEO sekaligus direktur sementara dalam penunjukannya dalam beberapa tahun kemarin menggantikan Ayahnya mendapat banyak pertimbangan dari dewan perusahaan. Adith yang masih harus terus menghadiri rapat segera memanggil pak Dimas dengan wajah serius.

"Lacak posisi terakhir dari alat peredam Alisya! Temukan dia bagaimanapun caranya!!!" Pinta Adith dengan penuh harapan sembari berbisik dengan sangat pelan.

"Tentu saja! kau bisa menyerahkan semuanya kepadaku!" Pak Dimas menepuk pundak Adith untuk menenangkannya agar bisa kembali fokus dalam rapat direksi yang sedang dijalaninya.

Rapat direksi itu terdiri atas 2 kubu dimana Adith yang berada pada bagian tengah yang berhadapan dengan ayahnya sebagai direktur utama sekaligus pemilik utama perusahaan yang diberikan oleh ayahnya yang merupakan kakek dari Adith sedang memimpin jalannya rapat. Sedang bagian kiri adalah sejumlah mereka yang menentang posisi Adith dan yang kanan adalah mereka yang mendukung penuh posisi Adith.

Rapat itu bermula karena adik kandung Ayah Adith pak Hendro memiliki seorang anak bernama Elvian berusia 27 tahun lulusan S3 dari Harvard Graduate School Of Bussines kembali ke Indonesia yang kemudian mengajukan diri sebagai Direktur yang lebih mumpuni dibanding Adith yang masih seorang anak SMA saja.

"Aku rasa Adith belum memiliki pengalaman yang penuh terhadap memimpin perusahaan terlebih karena Usianya yang masih sangat muda!" seorang dewan berbicara dengan wajah yang menopang dagunya tinggi.

"Bukan hanya itu, dia juga belum memiliki pendidikan yang cukup untuk bisa memimpin perusahaan, bukankah perusahaan yang hanya dipimpin oleh seorang anak SMA akan sangat membuat malu kita semua?" tambah seorang lainnya.

"Benar, terlebih karena sekarang akhirnya kita memiliki kandidat yang lebih baik dari pada Adith, dia bahkan menjadi lulusan terbaik disana dan ini akan sangat berpengaruh bagi para Investor dalam meningkatkan kemampuan perusahaan kita dalam bidang bisnis baik di Indonesia maupun di luar negri nantinya!" seorang yang lain tak kalah semangat menambahkan pendapatnya.

"Kak, kau harus lebih bijak dalam menyikapi ini. Kami paham jika kamu sangat menginginkan Adith dalam mengambil posisi ini karena selama dialah yang telah berjasa menaikkan saham perusahaan namun tetap saja posisi Adith juga sangat terpengaruh terhadap pendidikan dan kemanpuan dia selama memimpin perusahaan ini!" Adik ayahnya memberikan nasihat kepada Adith dengan nada lembut yang sangat mendoktrin.

Adith semakin tak sabar semenjak handphonenya terus mendapatkan signal lokasi Alisya meski hanya sebentar namun sudah cukup membuatnya tidak tenang untuk berlama-lama mengikuti rapat direksi ini. Adith berusaha memberikan waktu menunggu kabar dari paman Dimas sebelum bergerak dengan sangat gegabah.

"Diatas semua itu, meski Adith terbilang sangat muda dan pendidikan yang masih SMA, selama ini dia bisa memimpin perusahan dengan sangat baik dibawah pengawasan direktur utama!" ucap seseorang memberikan dukungan kepada Adith.

"Bukan hanya itu, dia bahkan bisa dengan mudah mendapatkan kontrak-kontrak kuat dan bekerja sama dengan berbagai perusahaan yang lainnya. Kemampuannya dalam berbicara sekaligus memanage investor asing dan luar sudah tidak diragukan lagi dan mereka sangat puas terhadap kerja Adith." tambah yang lain.

"Terlebih mereka juga mengakui kemampuan Adith yang meski masih seorang SMA, kemampuannya setara dengan seseorang berpendidikan tinggi dalam bidang MBA!" Tegas yang lainnya.

"puftttt... hahahaha,,, jangan buat saya tertawa paman! ah Maaf, mana mungkin Adith seorang anak SMA bisa mengalahkan saya dalam hal itu? kau terlalu melebihkan paman!" Elvian tertawa pelan dengan nada sinis merendahkan Adith yang sedang terduduk diam tak bergeming.

"Jika kau tak mengetahu apapun mengenai Adith, sebaiknya kau berhati-hati nak Elvian!" ucap seseorang memperingati Elvian yang tampak sombong karena pendidikannya.

"Hati-hati, ayolah paman! dari segimanapun aku bahkan memiliki kemampuan jauh melebihi dirinya!" bantah Elvian dengan kesal mengepalkan tangannya yang kemudian Pak Hendro berusaha menenangkannya.

"Kak.. bagaimana kalau,,," belum sempat pak Hendro melanjutkan kalimatnya seseorang masuk kemudian berbisik kepada ayah Adith.

"Maaf sepertinya rapat ini akan di ikuti oleh direktur dari perusahaan Takahashi Yamada! silahkan nyalakan monitornya." semua orang segera tertegun termasuk Elvian dan pak Hendro begitu mendengar nama Takahashi Yamada akan ikut dalam rapat kali ini.

"Ayah, bukankah dia adalah direktur dari perusahan besar yang bukan hanya Di Jepang saja melainkan di beberapa negara termasuk di Indonesia? banyak perusahaan besar lainnya yang ingin bekerja sama dengannya! kenapa dia ikut dalam rapat ini?" Elvian tak bisa menyembunyikan kekagumannya melihat pak Takahashi Yamada akan ikut dalam rapat.

"Terimakasih karena kalian sudah memberikan kesempatan bagi saya untuk mengikuti rapat ini!" ucap pak Takahashi dalam bahasa jepang melalui panggilan Video. Semua orang seketika menunduk memberi hormat kepada pak Takahashi dengan sangat sopan termasuk Adith yang tak kalah terkejutnya.

"Apa yang kami bisa bantu tuan Takahashi??" Ayah Adith berbahasa jepang dengan sangat fasih. Saat ini ia juga tak mengetahui apa tujuan dari pak Takahashi untuk ikut dalam rapat direksi yang sedang mereka laksanakan.

"Saya mewakili beberapa direktur perusahaan besar lainnya ingin memastikan bahwa rapat direksi yang kalian lakukan akan memilih seorang pemimpin perusahan dengan benar dan baik, tentu saja bukan karena ikut campur tangan tapi kami ingin pemimpin perusahan berikutnya dapat memberikan kontribusi yang sangat baik dalam kontrak kerja sama kami terlebih karena kami adalah perusahaan yang sangat pemilih dalam kontrak kerja sama yang berarti kami tidak ingin seseorang yang menjadi pemimpin peusaahaan atau direktur selanjutnya tidak bisa bekerja sama dengan baik bersama kami" Takahashi berbahasa jepang dengan pelan namun sangat menusuk yang membuat Elvian sedikit terintimidasi.

Melihat sikap Adith yang tampak tenang dan tak bergeming membuat rasa ego Elvian meningkat drastis. Elvian merasa bahwa ia lebih hebat dibanding Adith.