Chapter 122 - Tangkap Karin

Adith segera keluar ruangan setelah memberi tanda kepada ayahnya. Mengetahui maksdu dari bunyi pesan dari pak Takahashi, ayah Adith langsung mengangguk pelan. Semua orang tidak menyadari kepergian Adith karena ayah Adith dengan cekatan mengambil Alih seluruh rapat dan membubarkannya.

"Adih, pak Takahashi,,," paman Dimas langsung menghampiri Adith yang baru saja keluar dari ruang rapat Direksi.

"Aku tau paman, Alisya akan kembali ke Indonesia untuk itu dia menyuruhku untuk mengugunakan pesawat JAL (Japan Air Lines) yang memiliki waktu tempuh hanya 1 jam 40 menit untuk sampai ke sana secepatnya!" ucap Adith melonggarkan dasinya yang membuatnya serasa sesak dari tadi.

"Bukan hanya itu saja, pak Takahashi juga sudah membuat rencana untuk mencegat rencana kepulangan Alisya dan memberikan hadiah dengan mengatur liburan bersama sebagai hadiah atas keberhasilan semua dalam membantu Alisya menang darinya lalu!" tambah Paman Dimas mengikuti langkah Adith dengan sangat cepat untuk segera menuju ke bandara.

"Kalau begitu aku harus menghubungi teman-teman yang lainnya! Jam berapa sekarang?" tanya Adith dengan cepa saat akan memasuki mobilnya.

"Kurang 20 menit jam 12 siang! Dan hari ini adalah hari jum'at nak Adith!" ucap paman Dimas mengingatkan Adith dengan lembut.

"Aku hampir lupa!!! kita pulang dulu paman, aku harus meminta izin kepada mama sebelum pergi dan bergantian untuk sholat jum'at... Aku akan berangkat jam 1 siang" tegas Adith tersenyum hangat masuk kedalam mobil dan memasang sabuk pengamannya.

"Biarkan paman mengantarmu sampai ke bandara, kita bisa sholat berjama'ah dimesjid!" terang paman Dimas memacu mobilnya kencang.

"Terimakasih banyak paman!!! Maaf merepotkanmu..." Adith menunduk dalam memijit kepalanya yang terasa sakit karena mendapat banyak tekanan ditambah dengan pikirannya yang terus melayang kepada Alisya.

Tanpa menjawab paman Dimas terus memacu kencang mobilnya namun tetap berusaha melembutkan kemudinya agar Adith tetap merasa nyaman di dalam mobil. Sesampainya dirumah Adith segera mandi dan berganti pakaian menggunakan baju kokoh dan sarung serta kopiah hitam juga memakai wewangian. Mengambil sejadah lalu turun kebawah meminta izin kepada ibunya dan menjelaskan situasinya.

"Adith, ibu sangat mendukung semua hal yang kamu lakukan selama kamu tidak pernah melupakan semua kewajiban seperti saat ini, karena dengan ini kamu akan belajar untuk terus mendisiplinkan diri dan mengendalikan diri dengan sangat baik!" tegas Ibunya mengingatkan Adith dan menciumnya sebelum pergi.

Karena tak sempat berganti pakaian dan terlalu terburu-buru, Adith hanya sempat berganti sarung menggunakan celana kain panjang berwarna hitam yang biasanya ia taruh dibelakang sebagai persiapan setelah selesai melakukan kewajibannya sebagai muslim dan diantar oleh paman Dimas.

"A... Adith??? kamu yakin berangkat dengan pakain itu? tunjuk Yogi melihat Adith masih menggunakan baju kokoh berwarna putih tulang yang sangat kontras dengan kulitnya yang bersinar cerah.

"Tidak apa-apa Adith, kamu malah kelihatan sangat tampan dengan baju itu!" Adora memperbesar matanya untuk bisa melihat adith secara full layar melalui pupilnya.

"Laki-laki Idaman!!!" lanjut Emi yang tak berkedip bahkan sedetikpun sejak kedatangan Adith.

"Tampan, Jenius, Baik hati, Seorang Direktur, " Feby menatap dengan tajam.

"Berbakti dan Sholeh juga!!!" Sambung Gina meleleh melihat Adith yang mengalihkan dunia mereka.

"Semua milik Alisya!!!!" Ucap Karin dengan suara dingin. Suara retak kaca tiba-tiba saja memecah bayangan mereka di ikuti tatapan para wanita yang patah hati yang kembali bangun dari dunia khayalnya yang menyakitkan.

"Tangkap Karin!!! dia perlu diberi pelajaran untuk tidak boleh mengganggu para Fans yang sedang menghalu ria" teriak Adora jengkel kepada Karin.

Yogi dan Beni tertawa terbahak-bahak mendengar kata mematikan yang dikeluarkan oleh Karin sedangkan Rinto hanya tersenyum tipis melihat tingkah mereka semua.

Bukan hanya Adora dan yang lainnya yang terpesona dengan kemunculan Adith dibandara yang masih menggunakan baju kokoh namun juga hampir seluruh perempuan yang berada dibandara tak bisa mengalihkan pandangan mereka dari Adith bahkan sampai ada beberapa suami dan pasangan lain yang harus bertengkar dengan istri serta pasangannya karena tingkah mereka. Bahkan ada beberapa ibu-ibu yang berteriak histeris saat melihat Adith.

Adith yang bahkan harus kerepotan mendapatkan salam dari mereka yang sempat mengenalinya saat acara siaran langsung yang menjadi salah satu rencana PaknTakahashi Yamada dalam pertimbangan pemilihan Direktur dalam perusahaan Narendra berikutnya.

"Apakah semua sudah lengkap??? bisakah kita berangkat sekarang?" tanya Adith setelah selesai bertarung dengan para ibu-ibu yang super heboh dan merasa keram diwajahnya karena harus tersenyum santun saat melayani mereka.

"Tunggu sebentar, aku lagi menunggu satu orang lagi" Ucap Karin setelah berhasil lolos dan melumpuhkan teman-temannya yang berusaha mengejarnya.

"Bukan satu tapi 3 orang!" Adora menambahkan dengan suara ngos-ngosan karena kelelahan dan kesakitan akibat kuncian Karin.

"Sial,, aku lupa kalau Karin seorang Pro!!!" Feby mengatur rahangnya seolah mengalami pergeseran persendian.

"Bahkan kita berempat sampai keringat dingin dan kelelahan hanya untuk menangkapnya saja!!!" tambah Emi yang tak kalah mengenaskan.

"Kalian baik-baik saja? tak ku sangka kalian masih sempat bermain-main!!!" ucap Adith kesal melihat mereka yang bersikap santai.

"Kami tidak sedang main-main!!!!" teriak mereka bersamaan membuat Adith terkejut karena bentakan mereka.

"Kau harus belajar memahami perempuan lagi Dith!!" Karan datang menepuk pundak Adith dari belakang.

"Kau harus ingat kalau perempuan tidak pernah salah!!!" Tambah Zein dengan membawa tiket JAL.

"Dan Pria akan selalu salah!!!" Ucap Riyan tak mau kalah.

"Oke cukup para pujangga!!! sekarang kita berangkat secepatnya!!! Alisya mungkin akan menyadari semuanya sekarang.." tegas Adith tak memperdulikan ucapan mereka.

"Tidak perlu khawatir, Akiko sudah mencegah Alisya sampai kita berada disana tepat waktu jadi tugas kita sekarang adalah mengurus semua itu!!!" tunjuk Zein menenangkan Adith sambil menunjuk barang bawaan para gadis.

"Kapan mereka punya waktu mengerjakan ini semua?? Perempuan memang sangat luar biasa dengan segala kerumitannya!!!" wajah Adith menggelap saat barang bawaan teman-temannya.