Chapter 123 - Berikan Pasportmu

Selama berada di atas pesawat tak pernah sedetikpun Adith bisa menutup matanya meski hanya sekedar untuk menenangkan pikiran dan hatinya.

"Istrahatlah Dith, bapak tadi sudah memperingatkanku untuk memastikanmu tertidur meski hanya sebentar dipesawat. Kamu suda seminggu ini tak bisa tertidur dengan benar karena banyaknya pekerjaan kantor yang harus kamu selesaikan selama liburan ditambah karena fokusmu yang terus saja teralihkan pada Alisya!" Yogi menepuk pundak Adith yang melayangkan pandangannya kearah jendela dengan tatapan nanar.

"Aku baik-baik saja Yog, aku hanya merasa marah sekaligus kesal padanya saat ini. Ini adalah yang kedua kalinya Alisya pergi tanpa memberitahu keberadaanya. Banyak hal yang membuat Alisya selalu menempatkan dirinya dalam bahaya. Aku bahkan tau betul bahwa kemampuan Alisya jauh di atas dan melebihi diriku yang membuatku tak bisa mendekati selangkah juga tak mampu menggapainya. Tapi meski begitu aku masih tetap ingin melindunginya meski itu harus bertaruh nyawa.. aku,," Yogi memegang pundak Adith kuat menghentikan ucapan Adith yang terlalu pesimis.

"Kau dan Alisya sangat terhubung satu sama lain, dan kau tau??? Alisya takkan pernah mengizinkanmu melakukan hal itu! kau sudah melihatnya sendiri di tempat karaoke tempo hari, bagaimana rapuhnya dia saat kau terbaring tak sadarkan diri. Dibanding bertaruh nyawa, kenapa kau tidak mencoba untuk lebih kuat lagi? jika itu harus melebihi kemampuan Alisya, maka lampauhilah dia dan lindungi dia!!!" Tegas Karan terbangun dari tidurnya saat mendengar Yogi dan Adith berdiskusi disebelahnya.

"Tapi Alisya...." Suara Adith terdengar parau karena kelelahan dan tidak memiliki tenaga yang cukup.

"Bukankah hari ini kamu sudah memiliki satu kekuatan yang cukup besar? sebuah kekuasaan yang dapat membantumu untuk bisa melindungi seseorang!" Yogi mengingatkan posisinya yang kini jelas telah dimilikinya.

"Aku yakin kau bisa Dith!!!" Tegas Zein dengan nada dingin namun terdengar mendukung.

"Karena kami tau betul bahwa jika kau sudah memutuskan maka takkan ada kata berhenti sebelum kamu berhasil mencapainya" tambah Riyan dengan penuh senyuman.

"Tak ku sangka akhirnya kita bisa berkumpul berempat lagi seperti ini" Yogi merasa terharu melihat kondisi mereka saat ini, mereka terpecahkan satu sama lain karena perempuan. Dan terhubungkan kembali juga karena seorang perempuan.

"Jangan lupakan aku!!!" teriak Aurelia yang merasa dirinya bagian dari kelompok masa lalu.

"Yogi, amankan dia sebelum ada perpecahan disini" tunjuk Riyan yang membuat Yogi tertawa gemas melihat Aurelia murung dan memonyongkan bibirnya karena ucapan Riyan.

"Anehnya si pemecah berada di pesawat bersama kita dan sekarang kita dengan begitu antusias pergi ke si penghubung!!!" Zein menutup matanya dengan majalah.

"Sungguh persahabatan yang rumit!!! Manusia memang akan dengan mudah untuk memaafkan karena mereka masih menginginkan kehadiran orang itu dalam kehidupannya dengan memberinya kesempatan!" seru Karan kembali keposisi tidurnya.

Adith tidak terlalu fokus terhadap apa yang mereka katakan dimana ia kembali melayangkan pandangannya kearah jendela menggengam erat tangannya tak sabar ingin bertemu dengan Alisya. Sesuai jadwal, pesawat JAL yang ditumpangi oleh Adith dan yang lainnya tiba tepat waktu di Tokyo setelah menempuh waktu selama 1 jam 40 menit.

Zein yang telah berbicara dengan Akiko dengan cepat mengarahkan semua teman-temannya untuk menuju ketitik pertemuan mereka. Namun tiba-tiba saja pihak bandara menghentikan Adith dan meminta paspornya dengan tatapan tajam dan penuh curiga.

"Berikan pasportmu!!!" bentak si petugas menggunakan bahasa inggris.

"Ada apa??" tanya Adith bingung tak memahami situasi apa yang sedang terjadi.

"Aku katakan sekali lagi berikan pasport mu!!!" bentaknya lagi lebih ganas yang mengundang perhatian banyak orang dan petugas lainnya untuk datang mendekat.

"Oke,, oke.." ucap Adith tetap tenang merogoh kantong bagian belakangnya.

"Hentikan!!! angkat tanganmu ke atas!!!" petugas polisi itu langsung menodongkan senjata kearah Adith yang membuat Adith kebingungan kemudian mengangkat tangannya. Semua orang mendadak berteriak dengan sangat keras saat melihat polisi itu menodongkan senjata dengan tatapan waspada petugas lainnya yang juga menodongkan senjatanya masing-masing.

"Ada apa ini? apa yang sedang kalian lakukan?" Ucap Karan menggunakan bahasa Jepang. Karan tampak marah dengan sikap dari para petugas polisi bandara tersebut, namun bukannya mendapat jawaban Karan malah dihalangi seolah mereka sedang melakukan perlindungan.

"Apa yang terjadi dengan Adith?" Adora melihat kearah Adith dengan penuh rasa khawatir.

"Sepertinya mereka salah paham kepada Adith karena baju kokohnya!!!" terang Karin memikiran jalan keluarnya.

Seorang petugas yang lainnya merogoh kantong bagian belakang Adith dan memeriksanya dari atas sampai kebawah. Adith mulai kesal tetap berusaha tenang dan menganalisis situasi yang sedang terjadi.

"Bawa dia!!!" tegas nya memerintah rekannya untuk membawa Adith keruang pemeriksaan.

"Hentikan,,, lepaskan dia! Apa kesalahannya?? teriak Emi menggunakan bahasa Indonesia yang hanya dianggap angin lalu oleh para petugas itu.

"Adith... apa yang sedang terjadi???" teriak Riyan melihat Adith telah dibawa pergi.

"Riyan, biarkan saja! mereka hanya salah paham dan lihat sikap Adith, dia dengan santai mengikuti mereka karena yakin bahwa ia bisa menyelesaikannya sendiri." cegah Zein tepat ia selesai menyelesaikan seluruh urusan mereka dengan Akiko.

"Ulur waktu untukku!!! Aku akan menyusul secepatnya, jangan khawatir.. usahakan agar dia tidak menghilang lagi" ucap Adith berhenti sejenak sebelum kemudian didorong dengan kasar menuju ruang pemeriksaan.

Setelah memasuki ruang pemeriksaan, Adith mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakan dimana para petugas itu meminta Adith untuk melepas pakaiannya secara menyeluruh namun kemudian tidak mendapatkan apa-apa!

"Apa yang sudah kalian lakukan???" paman Yoshio masuk dan menerobos kedalam ruang pemeriksaan membuat mereka semua langsung tertunduk takut sedang Adith kembali memasang bajunya.

"Tuan, Yoshio kami mencurigai dia adalah seorang teroris dan...." pukulan keras menghantam petugas polisi yang dari awal melakukan semua hal yang tidak mengenakkan kepada Adith.

"Berhentilah dari pekerjaanmu sebagai seorang polisi jika kau hanya melihat seseorang dari pakaiannya saja!!!" bentak kepala Komandan Polisi bandara yang datang bersamaan dengan paman Yoshio.