Chapter 124 - I'am Muslim But Not a Terorist

"Maaf atas ketidaknyamanan anda!" kepala polisi menunduk dengan sangat dalam meminta maaf atas perlakuan yang telah didapatkan Adith.

"Tidak apa-apa! Sangat baik jika mereka memperketat keamanan bandara ini tapi tetap saja meskipun saya berpakaian muslim bukan berarti saya seorang teroris. Jangan melihat segalanya hanya dari penampakan luarnya saja. Teroris bukanlah pengikut Islam. Membunuh orang lain dan meledakkan orang lain dan menaruh bom di beberapa tempat dan hal-hal ini tidak sesuai dengan kaidah-kaidah Islam. Jadi, orang-orang sekarang sadar bahwa muslim bukanlah teroris." Jelas Adith menggunakan bahasa Jepang dengan sangat fasih yang membuat mereka semua yang telah jahat kepada Adith merasa sangat malu.

Adith yang memberitahu mereka dengan sangat tenang dan lemah lembut dalam menjelaskan mengenai pakaian serta kepercayaannya seketika menusuk hati mereka dengan sangat tajam bagaikan seribu tamparan peringatan keras. Namun terasa sejuk karena suara Adith yang memberi penekanan dengan cara yang santun.

"Ya,,, I'am Muslim But Not a Terorist" Gani muncul dengan wajah berkeringat dan lelah. Ucapan Gani langsung mendapat permintaan maaf dari semua pihak petugas bandara termasuk kepala polisi bandara yang berdiri tepat di sebelah paman Yoshio meminta maaf untuk yang kesekian kalinya.

"Sebagai permintaan maaf kami, kami akan memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kedepannya tanpa melihat tampilan yang dikenakan oleh masing-masing dan tetap waspa serta menjadikan hal ini sebagai sebuah peringatan bagi kami" Tegas kepala polisian dengan penuh rasa tanggung jawab.

"Terimakasih, mohon kerja sama anda dalam melindungi semua masyaratak tanpa terkecuali" Tegas Adith tetap santun.

"Tuan Adith, mari saya antar ke tempat nona Alisya berada!" Ajak paman Yoshio dengan sangan santun membuat Adith merasa kurang enak karena dirinya yang lebih tua.

"Bersikap bisasa saja paman, orang tua kami mengajarkan untuk tetap menghargai orang yang lebih tua apapun kedudukannya!" pinta Adith untuk paman Yoshio menyamankan diri.

"Terimakasih banyak atas pengertiannya!" mereka keluar ditemani oleh kepala polisian dan Gani serta paman Yoshio sehingga tak mendapatkan hambatan selama perjalanan menuju lokasi titik pertemuan mereka terlebih karena bandara Tokyo selalu ramai dan sibuk.

"Kamu disini?? kenapa aku tak menyadarimu? Seingatku di beberapa chapter sebelumnya author tak menyebutmu." tanya Adith kaget melihat Gani yang tidak disadarinya kalau ternyata Gani ikut bersama mereka.

"Itu karena aku selalu memisahkan diri beristirahat karena barang Gina dilimpahkan kepadaku! Aku cukup kelelahan harus mengikuti langkah kalian semua dan bahkan hampir ketinggalan pada penerbangan sebelumnya" terang Gani sudah lebih bernafas legah karena Adith membantunya mengambil sebagian barang bawaanya.

"Lalu kenapa kau tak ikut bersama Zein dan yang lainnya?" Adith ingat betul kalau tak ada seorangpun yang mengikutinya saat dirinya ditangkap.

"Aku sebenarnya sudah bergerak pergi, namun karena aku lihat ada sesuatu yang tidak beres aku langsung mencari kantor official bandara ini dan melaporkan apa yang sedang terjadi. Tak ku sangka aku bertemu dengan kepala komandan yang sedang mengadakan inspeksi dan..." Gani melihat ke arah paman Yoshio dengan tatapan bingung.

"Pak Takahashi menyuruh saya untuk memastikan kalian semua tiba dengan selamat dan mendapatkan pelayanan dengan sangat baik. Tepat sebelum kami beranjak pergi dari bandara ini saya melihat kalau Gani san terlihat sedang melaporkan sesuatu sehingga saya membantunya menjelaskan dalam bahasa jepang kepada kepala Komandan kepolisian bandara!" Terang paman Yoshio yang seolah mengerti tatapan dari Gani.

"Maaf sudah merepotkan kalian semua, terimakasih banyak atas segala bantuannya!" ucap Adith berhenti di platform 5 tempat pesawat jet pribadi mereka berada.

"Tidak usah sungkan! sebelum itu Tuan Takahashi ingin berbicara dengan Anda!" Paman Yoshio menyodorkan sebuah handphone yang sudah terhubung dengan kakek Alisya.

"Halo Adith, sepertinya kau mengalami perjalanan yang cukup berat hari ini. Maaf karena tidak bisa menjamu mu dengan sangat baik!" ucap Kakek Alisya lembut menggunakan bahasa Indonesia yang Fasih namun masih dengan logat Jepangnya.

"Jangan terlalu merasa terbebani pak Direktur!" terang Adith sedikit canggung untuk berbicara dengan nyaman.

"Ada hal yang harus kami sampaikan kepadamu, ini mungkin akan sangat membebanimu tetapi kai yang sudah jauh terhubung dengan Alisya sudah tidak bisa melepaskan diri lagi karena keberadaan kalian berdua telah hampir diketahui dan itu semua akan menjadi sangat berat bagi Alisya!" terang Kakek Alisya dengan sangat hati-hati menjelaskan kepada Adith.

"Maksud Anda diketahui??" Adith berusaha menganalisis arah percakapan kakek Alisya.

"Black Falcon telah bergerak!!!" tegas Kakek Alisya yang membuat Adith mengerutkan keningnya menahan rasa terkejutnya.

"Itu artinya kalian tidak bisa kembali ke Indonesia saat ini karena Ayah Alisya sedang berusaha menghapus beberapa jejak kalian semua di Indonesia. Karena dia tidak bisa mennyelesaikannya semua maka Kakek Alisya terpaksa mengirim kalian keluar negeri dengan alasan memberikan hadiah liburan" Nenek Alisya mulai ikut berkomentar dari belakang kakek Alisya.

"Untuk itu kalian memintaku yang secara kebetulan sedang menghampirir Alisya untuk mengalihkan perhatiannya selama kami akan melakukan liburan kali ini" Tebak Adith yang mulai memahami situasi yang sedang dimaksudkan oleh kakek dan nenek Alisya.

"Sudah ku duga kau sangat cerdas!!!" Puji Kakek Alisya bangga.

"Semenjak bersamamu Alisya selalu menurunkan tingkat kewaspadaannya sehingga ia tak mudah menjadi curiga namun sebaliknya jika kau dalam bahaya. Untuk itu aku ingin kamu mengalihkan perhatian Alisya dengan mengajaknya ketempat yang selama ini selalu di impikannya sewaktu kecil. Alisya sangat menyukai kebun binatang dan peswat jet pribadi kalian akan diterbangkan langsung kesana!" Pinta nenek Alisya dengan sangat tulus.

"Aku juga sudah mengirimkan beberapa pengawal terlatihku untuk menemani perjalan kaliam disana dan mereka yang akan mengurus seluruh perjalanan kalian. Adith... ku serahkan Alisya padamu saat ini" Kakek Alisya terdengar sangat serius sebelum akhirnya menutup teleponnya setelah mengucapkan salam perpisahan dengan Adith.