Chapter 126 - Gila,, Sakit Tau!!!

Adith sudah dibaringkan kedalam kamar berkat bantuan Karan dan Zein tepat setelah pesawat telah lepas landas. Alisya yang melihat raut wajah Adith yang perlahan-lahan membaik membuatnya ingin beranjak keluar namun tangannya dihentikan oleh Adith.

"Tetaplah disini!!!" pinta Adith langsung menarik Alisya yang kemudian terduduk diranjang yang di tiduri Adith. Adith menggeser kepalanya dan menempatkannya diatas paha Alisya memeluknya erat seolah tak mengizinkan Alisya untuk pergi jauh dari sisinya.

Adith kembali tertidur dengan pulas sehingga mau tidak mau Alisya mengambil posisi bersandar agar lebih nyaman. Alisya terus membelai dan mengelus lembut kepala Adith untuk memberikannya ketenangan.

"Siapa sebenarnya dirimu? kenapa aku merasa kau begitu dekat seolah darahku berdesis kencang saat bersamamu!!! Alisya tak bisa menjelaskan bagaimana perasaanya dan entah sejak kapan hatinya telah melekat erat kepada Adith. Meski ia mencoba menyangkalnya dengan sekuat tenaga maka bagai magnet yang sangat kuat pula dirinya terikat kepada Adith.

"Kau sudah bangun???" Adith tersenyum membelai hangat pipi Alisya. Alisya yang kaget segera bangkit dari posisinya, beruntunglah Adith menekan kuat kepala Alisya agar tidak membenturkan kepalanya dengan kepala Adith.

"Adith,,, kenapa aku yang..." Alisya tak menyangka kalau malah ia yang terbaring lelap diatas tempat tidur.

"Sepertinya kau belum bisa tidur setelah bekerja dengan sangat keras! Paman Yoshio sudah menjelaskan kepadaku bahwa kau belum tidur selama 3 hari kemarin karena berurusan dengan kelompok Tosei-kai" terang Adith mengambilkan Alisya air putih yang hangat.

"Jadi kau sudah tau kalau Aku,,," Alisya yang ingin menyembunyikannya dari Adith mengenai dirinya karena tak ingin Adith menjauhinya kini malah sudah tak bisa lagi menghindarinya.

"Aku tak peduli bagaimana kamu, tentang apa dirimu dan siapapun kamu karena bagiku kau hanyalah Alisya. Dan aku takkan memaafkanmu lagi jika kau menghilang dari hadapanku!" Adith menjitak gemas jidat Alisya yang seketika memerah karena jitakan Adith.

"Gila,, sakit tau!!!" Alisya menguluh dan meringis kesakitan.

"Itu hukuman karena kau sudah menghilang! Dan ini hukuman karena kamu sudah baring ditempatku tertidur! Adith mengangkat tubuhnya dengan sangat mudah lalu menurunkannya kemudian mencium kening Alisya.

"Ini hukuman atau sebuah Hadiah sebenarnya?" tantang Alisya melipat kedua tangannya menatap wajah Adith dengan senyuman nakal.

"Bukan ini hadiah yang akan aku berikan, ada Hadiah lain yang akan aku berikan kepadamu!" Ucap Adith menarik tangan Alisya keluar dari kamar pesawat jet pribadi mewah itu.

"Mana yang lain? pesawatnya sudah mendarat? kenapa cepat sekali. Ini kan bukan JAL!" Alisya kaget saat melihat ruangan telah kosong dan tidak terdapat teman-temanya disana.

"Kau akan mengerti begitu keluar!!!" tarik Adith lembut agar Alisya tetap berada disisinya.

Tepat setelah Alisya keluar dari pesawat, Alisya kaget karena mereka masih belum berada di Indonesia melainkan di Hokaido, Jepang.

"Kenapa kita berada disini? bukankah harusnya kita pulang ke Indonesia?" tanya Alisya bingung tak mengetahui apa yang sedang mereka rencanakan.

"Pertama tama sebaiknya kita keruang tunggu dulu, teman-teman sudah menunggu disana!" Ucap Adith terus menarik tangan Alisya yang memasang wajah penasaran.

"Akhirnya si Quen sudah bangun!!!" Karin menghampiri ketika melihat kedatangan Adith dan Alisya.

"Ada apa ini? kenapa kalian semua berada disini? Akiko dan eh?? Ryu san???" Alisya kaget melihat Akiko dan anak buah Paman Yoshio yang membawa motor ibunya lalu ada bersama mereka.

"Aku mengajak Ryu, makin banyak orang akan makin seru liburan kita!" jelas Akiko penuh semangat.

"Terbaik!!!!" Emi menaikkan jempolnya diikuti tatapan penuh rasa terimakasih dari Feby dan Gina.

"Liburan??" Alisya mengerutkan keningnya tak yakin maksud Akiko.

"Iya Liburan, sudah ku bilangkan kami diberi hadiah oleh kakekmu karena berhasil membantumu memenangkan tantangannya lalu??" terang Karin memajukan wajah kepada Alisya dan bertolak pinggang.

"Kakek mu, maksudku pak Takahashi Yamada sudah mengatur liburan kita selama di Hokaido bersama semuanya. Kau juga ingin mengunjungi kebun binatang bukan?" tanya Adith mengelus kepala Alisya yang seolah masih belum terbangun dari tidurnya sehingga butuh waktu lama untuk bisa memahami keadaan yang sedang terjadi.

"Benarkah???" Alisya menatap dengan penuh Antusias saat Adith menyebutkan kebun binatang yang selama ini ingin sekali dia datangi. terlebih karena itu adalah kebun binatang Hokaido yang selama ini selalu saja diceritakan oleh ibunya.

Kebun binatang Hokaido terkenal karena beragam jenis satwanya yang memiliki koleksi 700 satwa dari 124 spesies. Kita bisa melihat satwa ini lebih dekat tanpa perlu khawatir akan faktor keselamatan. Tak hanya pinguin, kita dapat melihat anjing laut, beruang kutub, burung hantu, dan Macan Amur.

"Tuan, bisnya sudah siap!!!" Ryu memecah khayalan Alisya dengan Bis yang merupakan salah satu kendaraan roda empat yang sangat tidak disukainya.

"Semuanya kita bisa berangkat!!!!" Teriak Beni penuh semangat.

"Umm... kenapa harus Bis???" wajah Alisya muram memikirkan harus menumpangi bis.

"Ya ampun, kita lupa satu hal!!! Alisyah..." desah Yogi yang mengetahui kelemahan Alisya.

"Kau tak perlu khawatir, karena obat mu ada disini bersamamu dan takkan pernah lepas da... ri' muh....! Adith seketika menggendong Alisya dengan cepat dan menaikkanya ke dalam Bis lalu menempatkannya disamping jendela.

Semua orang hanya terbengong melihat kejantanan Adith yang mengangkat Alisya tanpa permisi sehingga mereka tak sadar kalau mereka sedang terbengong dengan apa yang sedang terjadi. Bunyi klakson bis yang dibunyikan oleh Adith langsung mengejutkan mereka dari keter Shockkan yang luar biasa sedang Alisya hanya memijit kepalanya yang tidak sakit karena malu.

"Apa aku akan tahan melihat adegan romantis mereka selama liburan disini? Rinto menangis dalam dia yang disetujui oleh Yogi, Beni, Riyan dan Gani.

"Apa aku harus menyuntikkan serum anti gila agar kebal???" sela Karan bergidik ngilu.

"Ide bagus!!!" tambah Zein yang dibalas tawaan oleh para wanita yang merasa kalau tingkah Adith begitu romantis dan membuat iri. Berbeda dengan Karin yang setuju dengan para Pria yang mematung disana.