Chapter 135 - Tantangan

Didalam perpustakaan.

"Ummhh,,,," Alisya terbangun karena sesuatu yang dingin menempel dipipinya.

"Sejak kapan perpustakaan beralih fungsi menjadi ruang untuk tidur???" Adith duduk dan membuka kaleng minuman kopi susu yang dingin lalu menyodorkannya kepada Alisya.

"uhhhh.. Adith!!!" sapa Alisya meluruskan badannya dan meneguk pelan minuman dari Adith.

"Apa yang kau lakukan disini? Sekarang sudah malam kenapa kau tak pulang dulu?" Adith membelai lembut rambut Alisya dan menepikannya ke telinganya.

"Ada beberapa laporan praktikum yang aku cari, tanpa sadar aku sampai tertidur. Karin dan yang lainnya sudah pulang?" Alisya melirik dimana teman-temanya sudah tak berada disana.

"Iya, mereka sudah pulang sejak 1 jam yang lalu! Mereka ingin membangunkanmu ketika aku datang, tapi melihatmu cukup pulas aku melarang mereka dan membiarkan mereka pulang tanpa dirimu!" Jelas Adith membereskan buku-buku yang berada diatas mejanya.

"1 jam yang lalu??? kenapa kau tak membangunkanku? lalu apa yang kau lakukan selama itu?" Alisya segera membereskan barang-barangnya bersiap untuk pulang.

"Menatap wajah polosmu yang tertidur dengan damai" senyum Adith nakal memberikan beberapa folpen miliknya. Godaan Adith mendapatkan pukulan lembut dari Alisya.

Setelah selesai berbenah, keduanya keluar berjalan kaki menuju rumah Alisya. Adith sengaja ikur berjalan kaki dengan Alisya untuk mendapatkan waktu lebih banyak berdua dengannya. Kesibukan mereka berdua dalam belajar serta Adith yang sesekali harus kekantor Ayahnya membuat mereka semakin jarang untuk bertemu meski sering berkirim pesan atau foto tetap saja mereka saling merindukan satu sama laiinya.

"Adith,," Alisya membuka suaranya pelan sembari terus berjalan ditrotoar yang tidak begitu ramai oleh pejalan kaki.

"Ummm???" pandang Adith mendehem memeluk tas Ransel Alisya didadanya karena ia juga memiliki tas Ransel dipunggungnya.

"Cita-cita kamu apa??? maksud aku mungkin seorang CEO diperusahaan ayahmu, tapi aku yakin kamu pasti punya cita-cita atau impian yang ingin kamu lakukan sendiri sesuai keinginanmu!" Alisya berjalan sedikit kedepan menghadap Adith penasaran dengan apa yang akan dikatakannya.

"Memangnya kamu punya impian atau cita-cita atau hal yang ingin kamu lakukan sendiri?" tanya Adith balik sambil terus melirik kebelakang Alisya memastikan agar ia tak tersandung.

"Kamu apa-apa'an sih.. kan aku yang tanya deluan! Harusnya kamu jawab dulu sebelum bertanya!!!" Alisya berhenti dan membanting kakinya kesal.

"hahahhaha,, tapi aku mau jawab kalau kamu dulu yang kasih tau aku tentang cita-cita kamu!" Adith mencubit pipi Alisya dengan gemas karena wajah kesalnya.

"Kok nggak adil banget sih.. ya sudah gimana kalau kita taruhan? yang kalah harus menceritakan terlebih dahulu cita-citanya dan mengikuti 1 permintaan dari yang kalah!" tantang Alisya dengan penih keyakinan pada Adith.

"Taruhan? Oke, aku suka taruhan! Jadi apa taruhannya?" Adith merasa begitu semangat menerima tantangan yang diberikan oleh Alisya.

Alisya tidak menjawab pertanyaan Adith dan hanya mengenggam erat tangannya dan membawanya kesebuah lapangan basket. Disana ada beberapa anak kecil dan remaja yang masih bermain basket.

"Waahhh.... ada kak Ali,,," Teriak seorang anak berlari menghampiri Alisya dengan penuh semangat ketika melihatnya datang.

"Kak Ali ayo kita main basket lagi!!! Kali ini kami nggak akan kalah, dan yang kalah harus mentraktir semua orang!" tantang seorang anak yang lainnya.

"Boleh siapa takut!!! tapi setelah itu kalian harus menuruti perintahku..." ucap Alisya penuh semangat.

"Sepertinya kau suka sekali menantang orang, bahkan anak kecilpun kau sikat? bagaimana dengaku?" bisik Adith dengan senyuman yang nakal.

"Puuuffttt,,, maaf aku jadi melupakanmu! oke teman-teman.. perkenalkan dia Adith te..." Alisya dengan santai memperkenalkan Adith.

"Pacar kak Alisya yah?" sambar seorang anak dengan cepat.

"...man kakak disekolah! Plakkkk.... dengerin dulu kalau orang ngomong!!!" Alisya menjitak anak itu dengan keras karena malu.

"Kok tau!!!" Adith menunduk melihat kearah anak itu tersenyum menggoda.

"Adith.. jangan buat mereka salah paham!" Alisya mencoba menghentikan Adith berkata yang lebih lagi. "Anak sekolah mana boleh pacaran??? belajar dulu yang utama!!!" tegas Alisya memandangi mereka semua.

"Habis.. dia membawakan tas kak Ali!!!" ucap anak yang lain.

" Lagi pula, kak Ali kan tidak pernah membawa atau berjalan dengan cowok sebelumnya!!! tambah seorang anak yang lebih besar.

"Kan sudah kakak bilang dia itu tem..." Alisya masih mencoba untuk menjelaskan kepada mereka. Mengingat umur mereka yang masih terbilang remaja membuat Alisya tak ingin mereka berpikiran yang aneh-aneh.

"Kak Adith ganteng, cocok sama kak Ali" seorang anak yang lain tidak memperdulikan Alisya lagi.

"...an kakak disekolah!!! Ptak, ptakkk!!!" Alisya menjitak anak itu sebanyak dua kali dengan cepat. "Sudah kakak bilang dengarkan dulu kalau orang lagi ngomong! Kalau kalian masih nggak sopan kakak tidak akan pernah main kesini" Alisya marah dan ingin beranjak pergi namun dihentikan oleh mereka semua.

"Tapi kakak harus hati-hati, kak Alisya galak!!! bisik dua orang anak yang sudah mendapat jitakan Alisya. Adith tertawa terbahak-bahak melihat tingkah mereka dan mengusap kepala mereka dengan lembut.

Alisya bermain bersama kumpulan Anak-anak itu yang pada akhirnya Alisya lah yang menang. Melihat ekspresi bahagia dari Alisya juga anak-anak itu membuat Adith begitu bahagia. Tiba-tiba saja bola basket melayang dengan keras ke arahnya.

"Giliranmu tuan Jenius!!! Taruhannya adalah permainan basket, dan mereka yang akan menjadi saksinya!" tantang Alisya dengan senyum sinis.

Membuka pakaian sekolahnya menyisakan baju kaos putih Adith dengan gagah memasuki lapangan. Memandang Alisya dengan tatapan tajam dan mengedipkan mata nakal menantang Alisya sembari mendribel bola beberapa kali.

"Ayo kak Adith... jangan mau kalah sama kak Ali" teriak seorang anak dengan sangat keras di ikuti teriakan teriakan heboh lainnya.

"Wow.. Tuan Jenius, tak ku sangka pesonamu begitu kuat sampai-sampai penggemarku seketika beralih pihak sekarang!!!" Senyum Alisya sinis sambil memasang kuda-kuda pertahanan.

Semua anak-anak itu sontak saja mendukung dan menyemangati Adith dengan sangat antusias yang seketika lapangan menjadi sangat ramai.