Chapter 137 - Praktikum

Di dalam laboratorium Kimia.

"Perhatian semuanya, praktikum yang akan kita lakukan ini akan sedikit berbahaya dibanding dengan praktikum lainnya yang dulu kalian pernah dapatkan sewaktu kalian masih berada dikelas 10 ataupun 11 sebelumnya. Untuk itu bapak harapkan kehati-hatian kalian ketika pelaksanaan praktikum nanti" Pak Yuda guru kimia mengarahkan semua siswa dengan penuh perhatian dan waspada.

"Baik paaak..." Jawab semuanya serentak memahami maksud dari pak Yuda.

"Sekarang silahkan maju kedepan untuk mengambil nomor. Nomor yang sudah didapatkan nanti akan otomastis menjadi nomor kelompok kalian masing!" ucap pak Yuda sambil mengabsen satu-persatu nama siswa untuk mengambil nomor.

Adora menjadi orang pertama yang maju kedepan untuk mengambil nomor diikuti siswa lainnya hingga nama siswa yang terakhir.

"Kelompok 1 menempati meja sebelah kiri terus selanjutnya sampai ke kemeja sebelah kanan berturur turut kebelakang hingga ke kelompok 5. Jika sudah mengambil nomor kalian bisa melihat nomor yang sudah dipegang selanjutnya menuju ke meja kelompok masing-masing" jelas pak Yuda kembali setelah menunjukkan bagian bagian meja yang harus dituju tiap pemegang nomor.

"Oh,, aku kelompok satu" Adora melihat nomornya dan menuju ke meja satu bersamaan dengan datangnya Alisya serta Aurelia.

"Aku tak menyangka kita akan tau kelompok!" Aurelia memandang Alisya dan Adora bergantian. Alisya hanya bisa tersenyum melihat keduanya.

"Jadi, apakah kita bisa mulai???" Beni datang dengan penuh percaya diri bersikap seolah telah resmi menjado ketua kelompok.

"Apa yang bisa dimulai olehmu? kau bahkan tidak tau apa yang akan kita lakukan pada praktikum kali ini" Cela Gani melihat kepercayaan Beni yang berlebihan.

"Jadi siapa yang akan menjadi ketua kelompoknya?" tanya Adora harus cepat memutuskan secepatnya.

"Tentu saja Alisya, dia lebih tau apa yang harus dilakukan!" tegas Gani melirik kearah Alisya.

"Tidak, aku rasa beni lebih cocok!!! kepercayaan dirinya sangay bagus dalam kelompok dia bisa memberi semangat lebih kepada kita semua." Tegas Alisya dengan senyumannya yang nakal.

"Apa yang sedang direncanakan anak itu?" gumam Karin saat melihat senyuman Alisya yang sangat dikenalinya jika sudah merencanakan sesuatu atau mendapatkan sesuatu. Namun Karin belum bisa mengetahui taraf bahaya dari senyuman itu karena Alisya dengan cepat mengubah ekspresinya.

"Kau yakin menunjuk dia sebagai ketua?" Aurelia tak mengerti apa maksud Alisya.

"Tentu saja!!!" tegas Alisya penuh keyakinan. "Energi positifnya bisa membuat kita semua menjadi lebih semangat, selain itu aku takut kurang fokus karena mengantuk dan kelelahan makanya akan lebih baik jika Beni yang menjadi ketua kelompoknya. Aku akan mengawasi dan mengarahkannya nanti" Jelas Alisya meyakinkan teman-temannya.

"Baiklah semuanya, jika semua anggota sudah berada diposisi masing-masing tulislah alat dan bahan yang akan kalian gunakan pada praktikum kali ini berdasarkan modul praktikum yang sudah kalian pegang beserta nama penanggung jawab dari pengambil" terang pak Yuda mengarahkan dengan penuh ketegasan.

"Biar aku yang menulisnya!" Seru Gani mengambil folpen dan kertas yang sudah disediakannya.

"Barang alat berada di gudang sebelah kiri dari pintu masuk lab, sedangkan untuk bahan-bahan berada disebelah kanan. Pertama yang harus kalian lakukan adalah mengambil alat-alatnya terlebih dahulu. Setiap kelompok bisa mengirimkan dua orang anggotanya sebagai perwakilan" pak Yuda membuka gudang tempat penyimpanan alat-alat praktikum.

"Biar aku yang menemaninya, karena cukup mengantuk sebaiknya aku harus menggerakkan tubuhku!!!" Alisya bangkit dari tempat duduknya dan sedikit melakukan perenggangan untuk merilekskan tubuhnya yang sedikit kaku.

"Apa kau baik-baik saja Sya? Kau terlihat cukup lelah!" Karin melihat lingkar hitam dimata Alisya dan wajahnya yang lemas.

"Aku baik-baik saja! hanya entah kenapa semalam aku tidak bisa tertidur dengan baik!" senyum Alisya yang terlihat seolah tak memiliki jiwa.

"Apa yang kau pikirkan? bukankah selama ini kau sudah tidak bermimpi buruk lagi?" Karin memeriksa jam ditangan Alisya namun terlihat normal dan tidak menunjukkan gejala apapun.

"Kau ingat lagu yang dinyanyikan oleh Adith saat malam fetsival di jepang lalu?" Alisya setengah berbisik saat mereka akhirnya sampai dihadapan pak Yuda untuk mengambil alat-alat praktikumnya.

Karin hanya mengangguk pelan mengingat bagaimana reaksi Alisya pada saat itu.

"Ada apa dengan lagu itu?" tanya Karin bingung meski ia takut kalau Alisya mungkin berpikiran yang sama dengan dirinya saat ini.

"Entah kenapa, lagu itu seolah terus membangkitkan kenangan masa kecilku, aku terus saja bermimpi seolah bertemu seorang anak dan aku melihat ada kemiripan dia dengan Adith. Sedang kau tau sendiri sejak kecil aku hanya memilikimu dan kak Karan!" penjelasan Alisya sontak saja membuat rasa khawatir Karin menjadi kenyataan. Yang paling ditakutkan oleh Karin adalah jika pada akhirnya Alisya bisa membedakan itu bukanlah mimpi melaikan kilas balik memorinya, Karin takut jika Alisya tak mampu menanganinya.

"Bisakah kalian berhenti untuk berbicara dan ambil peralatan kalian???" pak Yuda memarahi mereka berdua dengan tatapan dingin yang tajam.

"Maaf pak..." ucap Alisya dan Karin bersamaan.

Tepat saat Alisya melihat Gani berjalan kepintu masuk untuk mengambil peralatan, Alisya melihat sebuah kotak yang berada disudut ruangan tak jauh dari sana. Mengetahui keterangan berbahasa jepang yang menggunakan huruf katakana di kotak tersebut, Alisya dengan segera menarik Gani lalu dengan cepat membekap mulutnya dan mendekatkan posisinya ke arah Gani.

"Jangan bergerak banyak!!! mundurlah secara perlahan-lahan sepelan mungkin yang bisa kamu lakukan!" bisik Alisya ditelinga Gani. Gani yang sudah terbiasa dengan sikap waspada Alisya mengangguk pelan dan mundur sesuai arahan Alisya.

Melihat tingkah Alisya yang diluar dugaan dan tatapan Alisya yang berubah begitu tajam membuat Karin seketika menoleh pada Rinto dan Yogi memberi tanda kalau ada yang tidak beres.

Pak Yuda yang masih sibuk memeriksa bahan dan peralatan yang diberikan oleh siswa dari kelompok lain tidak memperhatikan apa yang sedang dilakukan oleh Alisya kepada Gani.