Chapter 139 - Azidoazide Azide

"Apa yang terjadi???" Adora bertanya dengan nada yang sangat pelan karena merasa takut akan sikap yang dilakukan oleh Alisya yang terlihat sangat serius dan waspada.

"Ssussttt" Rinto menaikkan tangannya memberi tanda kepada Adora untuk tetap diam menunggu perintah dari Alisya. Rinto yakin jika Alisya sudah bersikap seprotektif itu maka ada hal besar yang sedang dihadapinya.

Alisya memandang dengan penuh rasa khawatir yang sangat dalam melihat semua teman-temannya berada didalam Lab itu memperhatikan Alisya dengan tatapan bingung. Alisya memberi tanda untuk Karin mengarahkan semua teman-temannya agar menunduk secara perlahan-lahan. Karin langsung meminta tolong kepada Rinto dan Yogi untuk segera melakukannya dengan cepat dan memberikan pengertian kepada mereka untuk mendengarkan apa yang dikatakan Alisya terlebih dahulu.

"Semuanya, tolong menunduk sepelan mungkin dan jangan lakukan gerakan yang gegabah!" Pinta Rinto kepada semua teman-temannya. Meski tak paham, melihat wajah kelam Rinto dan tingkah serius Alisya serta Karin membuat mereka mau tidak mau mulai menunduk secara perlahan.

"Apa yang sedang kalian lakukan??? kenapa kalian menunduk seperti itu? kalian tidak ingin melakukan praktikum?" Pak Yuda bertanya dengan keras bingung melihat siswanya sedang bergerak turun kebawah dengan sangat pelan. Ia kemudia memadang kearah Karin dan Alisya yang berwajah tegang.

"Ada apa Alisya???" Karin ingin memastikan apa yang sedang di lihat oleh Alisya sehingga membuatnya begitu waspada dan tampak ketakutan karena hal itu.

Alisya terlihat mundur dengan lambat. Setelah posisi mereka cukup dekat dan Gani berada di posisi belakang Alisya dan Karin, Gani di perintahkan untuk berlindung di balik meja bersama yang lainnya.

"Apa yang sedang kalian lakukan??? bukannya kalian harus mengambil alat untuk praktikum?" pak Yuda semakin kesal ketika melihat Alisya dan Karin hanya mematung dipintu masuk ruang Alat Laboratorium.

"Maaf pak, tapi sebaiknya kami tidak masuk kedalam ruangan itu untuk sekarang!" terang Alisya meminta dengan sopan.

"Apa maksudmu? memangnya kenapa jika kalian masuk kedalam?" pak Yuda mulai kesal dan marah merasa Karin dan Alisya sedang membuat alasan.

"Aku rasa kotak itu berisi Azidoazide Azide!!!" terang Alisya memikirkan bagaimana caranya untuk mengeluarkan kotak itu dari sana.

"Apa?? Azidoazide Azide??? mana mungkin kotak itu berisi barang itu? itu adalah kotak yang berisi gelas kaca, labu erlenmeyer dan juga tabung reaksi!" kata pak Yoga membantah apa yang dikatakan oleh Alisya.

"Aku tidak tau bagaimana barang itu bisa diberikan kepada bapak, tapi yang jelas tulisan jepang pada kotak itu menjelaskan bahwa itu adalah Azidoazide Azide yang akan dengan sangat mudah meledak!" tegas Alisya yakin apa yang ia lihat pada kotak itu.

"Tapi kami tidak pernah memesan zat itu! Zat seperti itu sangat dilarang jika digunakan dalam praktikum sekolah karena sangat berbahaya!!!" pak Yuda berusaha membela diri karena ia hanya menerima apa yang sudah dikirimkan kepada mereka.

"Azi... Azdo apa?? kenapa dengan itu?" Tanya Beni sangat penasaran dengan posisi kembali berdiri karena bingung atas apa yang sedang mereka hadapi.

"Azidoazide Azide adalah zat kimia paling mudah meledak dan bereaksi, Nitrogen jika berikatan dengan nitrogen lain merupakan molekul yang paling stabil di dunia, tetapi tidak bagi Azidoazide Azide. Nitrogen memiliki ikatan 3 rangkap yang kuat yang bearti ketika dia akan berikatan ia akan mengeluarkan banyak energi, akan tetapi pada Azidoazide Azide atom nitrogen saling berikatan sedemikian rupa sehingga tidak ada yang berikatan rangkap 3 dan membuatnya sangat tidak stabil sehingga ia sangat ingin menstabilkan dirinya yang sekaligus akan mengeluarkan banyak sekali energi alias BOOM!" Jelas Karin memberikan mereka peringatan agar mereka lebih waspada.

"Seberapa mudah zat ini dapat meledak?" Tanya Rinto mengambil posisi yang cukup aman.

"Mengerakannya, Menyentuhnya, Meninggalkannya di atas piring kaca, Mengeksposnya dengan cahaya terang,

Mengeksposnya dengan sinar x-rays, Memasukannya ke dalam spektrometer,

Menyalakan Spektrometernya,

Dan TIDAK MELAKUKAN APAPUN!!!!" Tegas Alisya yang semakin frustasi dengan keberadaan barang berbahaya tersebut di Lab praktikum dengan kemungkinan paling berbahaya dapat meledak kapan saja.

"Kau bermain-main denganku??? apa kau pikir aku tidak mengetahuinya?? jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal. Mana mungkin sekolah memasukkan alat seberbahaya itu disekolah?" pak Yuda membentak dengan sangat keras merasa harga dirinya sedang direndahkan oleh Alisya yang seolah bersikap tau tentang segala hal.

"Maaf pak, tapi itu...." tak mendengar ucapan Alisya pak Yuda dengan sombong ingin membuktikan bahwa apa yang dia katakan adalah benar sehingga ia dengan cepat membuka pintu untuk masuk kedalam. pak Yuda yang hanya bermaksud untuk membuka pintu tanpa disadarinya gerakannya memberikan hentakan yang sangat keras didinding.

Alisya yang melihat gerakan pak Yuda langsung menariknya dengan sangat keras namun terlambat, hentakkan keras yang ditimbulkan oleh pak Yuda seketika membuat kotak itu meledak dengan sangat keras menghancurkan kaca, peralatan sekaligus membakar ruangan itu dengan sangat cepat.

Seluruh siswa panik dan berteriak bahkan beberapa dari mereka ada yang mendapatkan luka yang sedikit parah karena percikan pecahan kaca yang berhambur. Alisya yang berhasil membuat pak Yuda terlempar ke bawah meja dengan hentakkan yang sangat keras menghantam Karin membuat keduanya aman dari ledakkan. Kedua tangan Alisya yang sibuk menyelamatkan pak Yuda dan menjatuhkan lemari untuk melindungi mereka membuatnya terhempas bersama lemari dengan sangat keras serta mendapatkan luka yang cukup parah. Telinga Alisya berdenging dengan sangat keras membuat kepalanya sakit dan tak bisa bergerak untuk beberapa saat. Beruntunglah saat itu ia menggunakan alat peredamnya sehingga tidak memberikan dampak yang lebih namun tetap saja Alisya tak bisa mengatasinya dengan baik.

"Alisya!!!, kau baik-baik saja???" Teriak Karin karena posisi mereka yang terpisah oleh besarnya lemari sehingga tak bisa melihat jelas tubuh Alisya.

"Keluarkan mereka semua sebelum Api menyebar lebih luas!!!" teriak Alisya berusaha menahan sakit kepada Karin.

"Bagaimana bisa?? bagian pintu tempat kita keluar sudah tertutup oleh Api dari pintu lab itu!" Teriak Emi panil sambil memegang lengan Feby membantunya berdiri karena luka yang ia dapatkan saat kaca melesat dan menancap di pahanya.

"Beni, buka horden jendela itu dan basahi dengan Air!!!" Rinto bergerak memecahkan beberapa kaca jendela yang berada dibagian belakang kareba api sudah membakar bagian depan kelas.

"Basahi masker kalian dengar air juga agar kalia bisa bernafas dengan baik!!!" tambah Karin membantu pak Yuda untuk keluar. Asap yang mengepul membuat mereka cukup kesulitan untuk bernafas. jendela yang pecah belum mampu mengeluarkan sejumlah asap yang terdapat didalam kelas.