Chapter 144 - Membangunkan Iblis

"Apa yang baru saja terjadi??? aku tidak mengingat apapun tapi begitu sadar aku sudah berada dibawah dan terbaring menelungkup!!!" tanya Adora bingung terhadap kejadian yang baru saja dia alami. Kejadian penembakan itu sangat cepat namun sebanding dengan respon kewaspadaan dari Keluarga Karan serta ayah Alisya. Terlebih dengan Alisya yang dengan kondisi parahpun masih bisa merasakan adanya bahaya.

"Gerakan mereka sangat cepat dan halus sehingga kita tak menyadari apa yang baru saja terjadi" Jelas Rinto menganalisis kejadian yang baru di alaminya.

Adith yang sedari tadi berdiam diri kini sudah berdiri menghadap tubub Alisya yang sedang membelakanginya. Adith masih kaku mengamati Alisya dihadapannya yang sedang dalam mode membunuh namun entah kenapa Adith merasa aura itu tidak ditunjukkan kepada mereka dan aura itu penuh dengan perlindungan yang tetap saja tetap membuat Adith bergetar selama merasakannya saat ia membelakangi Alisya sebelumnya.

"Bahkan dengan keadaan seperti itu kau secara tak sadar akan berusaha melindungi orang lain terlepas dari siapapun orang itu. Aku selalu saja dilindungi olehmu!!!" suara Adith lirih menyesali dirinya yang tak punya kekuatan apapun untuk melindungi Alisya.

"Alisya memiliki pendengaran yang sangat sensitif sehingga Sepertinya Alisya sudah mengenali kalian satu persatu dalam hatinya dengan menandai ritme jantung kalian masing-masing yang membuat alam bawah sadarnya menanamkan alaram perlindungan penuh." Jelas Ayah Alisya secara perlahan mulai mendekati Alisya namun merasarakan aura lain Alisya bergerak dengan penuh waspada.

Melihat itu Adith perlahan mendekati Alisya dan mendekapnya. Alisya yang awalnya sudah menancapkan tangannya ke batang leher Adith secara perlahan mendengar ritme jantung Adith yang penuh kehangatan dan juga bercampur dengan kesedihan mulai melemas tenang. Tangannya kemudian ia jatuhkan dari leher Adith mengarah ke dada Adith tepat dimana ritme yang menenangkan itu mengusik telinganya. Dengan mata tertutup dan tak sadarkan diri secara perlahan mampu menggapai alam bawah sadarnya yang kemudian dirasakan oleh Adith bahwa aura membunuh yang dikeluarkan oleh Alisya perlahan-lahan mulai menghilang.

"Mereka yang sengaja untuk memberikan peringatan kepada Alisya ternyata sekarang sedang membangunkan Iblis dalam dirinya!" Ayah Alisya menatap dengan penuh rasa sedih yang mendalam.

"Apakah karena ini Alisya mampu lolos dari black Falcon dan mendapatkan julukan Alpha?" tanya Karan dengan tatapan serius ke ayah Alisya yang hanya dibalas anggukan.

"Alisya mendapatkan banyak luka-luka karena ia memilih melindungi banyak orang. jika saja bukan karena kecerobohan seseorang maka ini takkan mungkin bisa terjadi. Alisya mungkin takkan mengalami luka separah ini" Karin tertunduk dalam kekesalan akan dirinya yang selalu saja berada dibawah Alisya dan selalu saja menjadi orang yang terus dilindungi oleh Alisya sedang dia dengan bangga berkata ingin melindungi Alisya namun selalu saja terjadi sebaliknya.

Melihat wajah murung Karin Ayahnya menghampirinya da mengelus lembut kepala Karin.

"Kau sudah melindungi teman-temanmu dengan sangat baik! Ayah yakin kalau Alisya sudah menganggap kamu juga melindungi teman-temanmu menggantikan dirinya!" Tatapan pak Hadi membuat setitik sinar dihati Karin yang kelam.

"Alisya akan sangat berterima kasih ketika kamu melindungi yang lain dibanding harus mementingkan ego mengorbankan yang lain untuk melindunginya!" Karan menepuk kepala Karin untuk menyemangatinya.

Alisya yang perlahan-lahan jatuh melemas karena pelukan Adith dengan cepat Karan dan pak Hadi menariknya masuk kedalam Van dan melakukan operasi pada besi yang menancap di dada Alisya. Semua orang menunggu dengan penuh rasa khawatir yang sangat tinggi dan masih belum dapat menghilangkan rasa takutnya.

*****

"Quenbyku sayang, ingatlah satu hal! Kau memiliki kemampuan melebihi semua anak seusiamu. Mungkin saat ini kamu akan membenci ayah dan kakekmu karena telah memberikan pelatihan yang sangat keras terhadapmu, tapi ibu yakin suatu saat nanti kemampuanmu akan sangat berguna untuk melindungi seseorang termasuk orang-orang yang sangat kamu cintai!" Ibu Alisya memeluk hangat tubuh Alisya yang masih dibasahi oleh peluh karena latihan keras yang tengah dijalaninya.

"Apa itu artinya aku juga bisa melindungi ibu???" tanya Alisya polos dengan tatapan yang mampu melelahkan siapaun yang melihat tatapan polos itu.

"Tentu saja!!! jika kamu terus berusaha menjadi kuat maka bukan hanya ibu yang bisa kamu lindungi, kamu bisa melindungi siapapun yang ingin kamu lindungi dalam hidupmu" senyum ibunya dengan penuh rasa kasih sayang.

"Tapi ingat!!! kekuatan yang kamu miliki adalah untuk melindungi bukan untuk membunuh ataupun menyalahgunakannya, okeh??? dan misi kamu saat ini adalah menjalankan perintah untuk melindungi mereka yang kau cintai." Ibu Alisya menaikkan jari kelingkingnya memohon janji Alisya.

"Iya, Ali janji!!! Ali akan menjalankan misi dengan sangat baik dan membuatmu bangga ma!!!" senyum Alisya melingkarkan kelingkingnya ke kelingking ibunya. Kelingking imut Alisya hampir tidak mampu melingkari jari ibunya yang lebih besar sehingga ibu Alisya tertawa gemas.

****

"Kau sudah melakukannya dengan baik, kamu sudah melindungi teman-temanmu dengan sangat baik!" Ibu Alisya membelai rambut Alisya lembut di pangkuannya.

"Tapi waktu itu aku tak bisa melindungi mama, aku bahkan tak cukup kuat untuk melindungi mama, aku..." Alisya menangis tersedu-sedu dipangkuan ibunya.

"Alisya... lihatlah senyum mereka yang berhasil kau lindungi, mereka sekarang bisa hidup karena perlidungan darimu. Seseorang akan semakin bertambah kuat jika memiliki seseorang untuk di lindungi" Wajah Adith serta teman-temannya terlintas dalam bayangan saat ibunya melirik kearah seseorang.

"Tapi ma aku,,," Alisya bangun dari pangkuan ibunya menatap dengan penuh kesedihan.

"Jangan menyalahkan dirimu sendiri terhadap apa yang sudah terjadi. Mama tau kau bisa melindungi mama, tapi diatas semua itu orang tualah yang punya tanggung jawab lebih untuk melindungi anaknya. Untuk itu jangan pernah sesali apa yang sudah mama lakukan, karena mama sangat bahagia saat mampu melindungimu! Dan sekarang..." ibu Alisya membantu Alisya bangkit dengan memegang bahunya lembut.

"Pergilah karena ini bukan waktunya untukmu berada disini. Kau punya banyak orang yang harus kau lindungi, dan mereka sudah menunggumu dengan penuh rasa khawatir" Adith sudah berdiri menghadap kearah Alisya mengulurkan tangannya. Hal yang sama dengan yang dilakukan oleh Karin dan teman-temanya, Karan, Nenek, kakek juga ayahnya serta semua orang yang dicintainya menjulurkan tangan mengharap kedatangan Alisya.

"Aku mencintaimu ibu!!! aku sangat mencintaimu, aku sangat mencintaimu, sangat sangat sangat mencintaimu!!!" Alisya mengatakannya berkali-kali sampai nafasnya hampir habis dan suaranya serak.

"Pergilah dan tunaikan misimu dengan baik! ingat kau sudah berjanji pada ibu. Ibu bangga padamu Quenbyku sayang...." ibu Alisya melepaskan gengaman tangannya dengan lembut dan mendorong Alisya kearah teman-temannya dengan senyuman hangat yang kemudian membuat Alisya memberanikan diri dan menyambut uluran tangan Adith.