Chapter 153 - Sulfhemoglobinaemia

Adith terbangun dan mengusap matanya pelan melihat sekeliling yang tampak asing baginya. Setelah cukup sadar, Adith kemudian teringat kalau ia berada di ruang rawat Alisya sehingga dengan cepat pandangannya mengarah ke ranjang tempat Alisya namun matanya tidak menemukan Alisya di sana.

"Ali...." baru saja ia ingin beranjak berdiri kepala Alisya sudah terjatuh bersandar di bahu Adith. Alisya tertidur dengan sangat pulas disampingnya.

Rambut Alisya menutupi sebagian wajahnya yang membuat Adith dengan lembut melingkarkan rambut hitam Alisya ke telinganya dan tersenyum hangat melihat wajah lebih jelas lagi.

"Pufftt, Bagaimana bisa kamu dengan pasrah tertidur seperti ini di samping laki-laki hah???" cubit Adith gemas karena Alisya tertidur dengan sangat pulas disampingnya.

Tepat setelah itu ia melihat tulisan panjang di lengan kanannya.

"Pulanglah dan rawat ibumu, dia sudah sangat kelelahan karena merawat diriku selama ini. Gantikan aku untuk mengucapkan terimakasih dengan berikan dia ciuman dan makanan yang banyak agar dia bisa tertidur dengan sangat pulas!!!" Tulisan Alisya memenuhi sepanjang lengan kanannya dengan spidol merah yang entah dari mana ia mendapatkannya. Adith tersenyum melihat emoticon yang Alisya bubuhkan dibagian akhir.

Adith kemudian menggendong Alisya dan menempatkannya di atas ranjang dengan sangat pelan lalu menyelimutinya. Adith membelai hangat pipi Alisya yang masih tertidur dengan pasrah.

"Aku akan menjemputmu besok!" bisik Adith ditelinga Alisya dan memberikannya kecupan di dahinya. Adith berusaha keluar dari kamar dengan melangkah pelan agar tidak membangunkan Alisya dan tidak menghasilkan suara berisik.

Tepat setelah Adith menutup pintu kamar Alisya, hembusan Angin bertiup kencang menghempaskan horden yang menutupi jendela yang tak terkunci.

"Debukkkk!!!" sebuah pisau sudah melayang menancap di gagang pintu geser kamar Alisya.

"Oucchh,, kejam sekali" suaranya terdengar dingin dengan desahan yang tidak merasakan sakit.

"Kau akan merasakan lebih jika berani menyentuhnya!!!" Alisya sudah bersandar dengan nyaman di ranjangnya.

"Ouuhh,, aku melihatmu masih tertidur pulas jadi melihat dia keluar dari kamarmu membuatku penasaran!" Ucapnya lagi mencabut pisau yang menancap cukup dalam ditangannya.

"Siapa kau!" Alisya berkata tanpa melihatnya dan bergeser ketepi ranjang menangkupkan kedua tangannya dengan suara dingin.

"Oh ayolah... kau tentu tau siapa aku! bukankah kau sudah mengetahuinya karena menancapkan pisau ini ke tanganku. Jika itu orang lain tentu kau takkan langsung melakukan itu bukan?. Siapa pria tadi? pacarmu? wah ganteng sekali???" serunya penuh semangat meski ekspresi wajahnya tampak di buat-buat.

"Apa yang kau inginkan???" tanya Alisya menatap tajam ke arahnya.

"Kau ternyata kaku sekali yah!!! Nggak seru nih.." ucapnya duduk di Sofa menggigit buah yang dia ambil dari meja disamping Alisya.

"Gerakannya cepat!!! aku bahkan tak sempat melihat ia mengambil buah itu, auranya sangat berbahaya!!!" batin Alisya seperti bisa mendengar desiran aura yang meliputi seluruh tubuhnya.

"Oh ini??? dari tatapanmu kah sepertinya kaget melihatku mengeluarkan darah berwarna hijau yah???" ucapnya sambil mengangkat tangannya yang berdarah. Darah yang menetes dari tangannya terkihat berwarna hijau yang membuat Alisya sedikit memicingkan matanya ketika melihat darahnya tersebut.

Alisya hanya terdiam dengan ekspresi datar tak memperdulikan ucapannya.

"Aku mengidap kondisi dimana darahku berwarna hijau yaitu kondisi Sulfhemoglobinaemia dimana warna hijau yang tercipta akibat darah banyak mengandung belerang atau sulfur. Aku terlalu banyak mengonsumsi obat-obatan yang mengandung sumatriptan untuk menghilangkan rasa sakit di kepalaku selama disuntikkan serum Bionano. Tubuhku tidak sekuat dirimu sehingga aku harus berkorban banyak!" tegasnya sambil mengusap darahnya dengan santai.

"Aku tidak peduli dengan apa yang ingin kau katakan!" seru Alisya acuh tak acuh dengan ocehannya. "Apa yang kau inginkan di kamarku?" tanya Alisya dengan tatapan tajam dan dingin.

"ck ck ck ck,,, tentu saja kau harus peduli!!! karena kamu, kami harus mendapatkan pelatihan lebih keras dan kejam serta berbagai penelitian yang diharapkan bisa melampauimu dan aku berhasil melakukan itu!" Tegasnya tak kalah dingin dengan aura mencekam yang ia keluarkan.

Alisya tak merasa tertekan dengan aura mengintimidasi yang dikeluarkannya sehingga ia tetap diam dan duduk dengan tenang di tepi ranjangnya. Alisya menekan auranya dengan sangat baik sehingga dia hanya santai melihat Alisya.

"Jadi kau yang berkode Omega?" tanya Alisya datar.

"Ya benar!!! aku tersanjung kau bisa mengingatku dengan sangat cepat. Terlebih oleh seorang elite seperti dirimu. Waahhh,, rasanya sangat luar biasa. Aku pikir kau serius tidak mengetahuiku karena bertanya siapa aku tadi, wahhh... terimakasih banyak kau sudah mengingatku! Hanya kau yang bisa melihat simbol yang aku selipkan pada kebakaran di lab itu." cerocosnya tanpa henti dengan ekspresi menjijikkan yang membuat Alisya mual melihatnya.

"Bagaimana organisasi bisa menemukanku???" Alisya masih menatap dingin datar tak berekspresi.

"Ummm... Bukan organisasi yang menemukan mu, tapi aku. Aku yang menemukanmu tapi belum melaporkannya. Karena aku masih ingin memastikan beberapa hal sebelum akhirnya melaporkannya ke organisasi. Mengetahui umurmu yang tak berbeda jauh denganku membuatku berpikir bahwa mungkin saja kau akan masuk ke sekolah dan aku akhirnya mendaftar disekolah negeri berharap menemukanmu. Benar saja seorang teman memperlihatkan fotomu yang sedang berada diatas panggung tampil dengan sangat cantik. Awalnya Aku tak mengira kau begitu terang-terangan memperlihatkan dirimu. Butuh waktu untuk menemukan informasi mengenai dirimu karena beberapa berita lainnya atau apapun tidak kutemukan." jelasnya bangga karena bisa menemukan Alisya dengan sangat mudah.

"Sepertinya kau sudah salah dengan tidak melaporkan kepada organisasi mengenai keberadaanku!" terang Alisya tersenyum sinis.

"Tidak, tidak aku hanya tak ingin organisasi menganggu kesenanganku. Selain itu apa yang bisa kau lakukan? aku pikir kau yang masuk daftar kode hitam organisasi adalah seseorang yang sangat berbahaya. Ternyata hanyalah anak SMA biasa yang tak berguna sama sekali. Cukup mudah untuk membunuhmu yang hanya dengan sedikit peringatan saja sudah membuatmu terbaring kritis selama sebulan!" Ia melangkah mendekati Alisya dan memperhatikan wajah Alisya yang terlihat lemah.

"Terimakasih sudah membuatmu mengkhawatirkan ku!!! Tapi aku rasa kau kemari bukan karena mengkhawatirkan keadaanku bukan? aku rasa akan lebih baik jika kau membunuhku dengan cepat disini saat tubuhku masih cukup lemah" senyum Alisya melihat tingkahnya yang memandang remeh dirinya.

Mungkin karena sesama perempuan Alisya merasa bahwa ego yang dimilikinya sangatlah tinggi sehingga dengan mudah ia menyombongkan dirinya.