Chapter 164 - Weekend

Setelah sebulan lebih terus berada dirumah sakit, Karin mengajak Alisya dan yang lainnya untuk setidaknya menikmati akhir pekan mereka dengan berjalan-jalan disekitar Cendekia Street sambil berburu belanja sembari mencari hadiah untuk ulangtahun Zein di malam hari.

"Oke, jadi kalian akan kemana dulu nih?" tanya Riyan memandang semua teman-temannya dengan penuh antusias.

"Ummm... pertama-tama dan yang paling utama, kita harus mencari tempat yang menyediakan banyak pakaian bagus untuk berpakaian casual entar malam! Senayan City akan lebih bagus, namun aku tetap memilih untuk ketempat ibu Gani dan Gina!" Seru Karin tidak sabar ingin segera mendandani Alisya dan Akiko.

"Yup, benar!!! Setelah dari sana kita bisa menuju ke beberapa tempat untuk membelikan sebuah hadiah untuk Zein..." terang Adora ingin segera pergi.

Tanpa buang waktu lama, mereka dengan segera pergi dan membuat seisi tempat ibu Gani dan Gina teracak acak oleh kelakukan mereka yang mencoba berbagai jenis pakaian. Para priapun tidak ketinggalan antuasias untuk mencoba beberapa pakaian dan saling menilai satu sama lain.

Setelah cukup puas, merekapun segera mencari cafe untuk melepas lelah dan mengisi perut terlebih dahulu sebelum bergerak ke tempat yang lain. Adith dan Alisya berjalan memimpin teman-temannya yang masih bercanda ria. Adith dan Alisya tak sengaja bertemu dengan seorang laki-laki yang menepis seorang cewek dengan kasar.

"Ada apa?" tanya Karin melihat Adith dan Alisya tiba-tiba berhenti dan terdiam.

Tidak mendapat jawaban, ia dengan segera menoleh kearah tatapan Alisya dan Adith sedang melihat. Karin dan yang lainnya juga ikut menyaksikan bagaimana laki-laki itu mendorong seorang cewek dengan keras dan membentak bentanknya dengan kasar.

"Dan akan selalu ada manusia sampah seperti dia!" Yogi menatap dengan penuh rasa emosi. Meski tak mengenali cewek itu, ketika melihat kejadian itu sontak saja membuat mereka cukup kesal karenanya.

"Apa kau memikirkan seperti apa yang aku pikirkan?" Alisya memandang Adith dengan senyuman nakal.

Melihat lirikan Alisya, Adith paham akan apa yang sedang dipikirkan olehnya sehingga ia melonggarkan sedikit pakaiannnya dan sedikit merapikan pakaiannya. Ia segera mendekati wanita itu bersiap untuk beracting layaknya seorang pangeran penyelamat.

Adith merangkul pinggang si cewek dengan sopan dengan hanya menaruh tangannya ke pinggang wanita itu dengan memberi jarak agar tidak benar-benar menyentuhnya.

"Apa yang kamu lakukan disini? Bukankah sudah ku bilang jangan temui dia lagi? Kenapa kamu masih tidak bisa meninggalkan dia?" Ucap Adith dengan penuh mesrah.

"Siapa kau? Jangan ikut campur urusan orang sembarangan yah?" Bentak pria itu dengan kasar.

"Ikut campur??? Puhahaaha... Jangan bercanda!!! Kau pikir hanya karena kau laki-laki jadi kau bisa bertindak lancang dan kasar seperti itu pada perempuan? Apalagi kepada wanita cantik seperti dia!" Adith memandang cewek itu dengan penuh cinta.

Alisya tersenyum melihat acting Adith yang tampak seperti seorang Actor Korea ternama. Wajah gantengnya sangat mendukung perannya sebagai seorang pangeran penyelamat.

"Karin, kau tau apa yang harus kau lakukan bukan?" Alisya melirik dengan tatapan penuh kelicikan.

"Jangan berbuat sesuatu yang aneh. Serahkan saja padaku, biar aku yang menyelesaikannya nanti!!!" Karin segera bergerak pergi sedang yang lainnya terbengong tak paham.

"Kita mau kemana? bukannya mau makan?" tanya Akiko tak paham situasinya.

"Ikutlah, nanti juga kau akan tau!" ucap Ryu antusias.

"Sepertinya akan menarik. Aku selalu suka dengan cara kalian menyelesaikan masalah!" Ucap Riyan berlalu pergi meninggalkan Alisya dan yang lainnya mengikuti langkah kaki Karin.

Si cewek hanya terdiam tak bisa berkata apa-apa. Dari cara Adith memperlakukan dirinya dengan tetap menjaga jarak membuatnya tak bisa memikirkan apapun dan otaknya seolah ngeblank untuk waktu yang cukup lama.

"Apa yang kamu bilang??? Dia cantik? Kau bisa lihat bagaimana dekilnya dia? Selama ini aku mau dekat dengan dia karena dia selalu membantuku tapi lama kelamaan ia seolah mengira kalau aku benar-benar mencintainya. Apa zaman sekarang sedikit perhatian sudah dikatakan suka? Cihhh... Tidak sudi aku menjadi pacarmu!" Ucap pria itu langsung membuang ludahnya dengan tatapan menghina.

"Apa yang kamu lakukan disini? Aku sudah menunggumu sedari tadi di cafe, dan... Apa-apa'an pakaianmu ini? Dari mana kamu mendapatkan pakaian ini?" Alisya datang menghampiri mereka dan menatap cewek itu dengan tatapan Aneh.

"Huhhh??? Aku.. Aku,,," cewek itu bingung tak tahu harus berkata apa. Ia bingung dengan Adith dan Alisya yang tiba-tiba datang padanya dan bersikap seolah mengenalinya.

"Hahahahahha... Dia itu cewek miskin yang hanya punya otak tentu saja dia punya pakaian lusuh satu lemari full dikamarnya!" Ucap pria itu dengan angkuh.

"Oh ya? Apa kau sudah pernah kerumahnya?" Tanya Adith mencoba menganalisa pria dihadapannya itu.

"Kerumahnya? Buat apa? Dari penampilannya saja semua orang bisa menebak kalau dia itu miskin!!! Tiap kali ada acara kumpul dia selalu saja beralasan dan menghindar. Hahahahaa... Mana sanggup dia mengikuti gaya hidup kami?!!!" Nadanya semakin lama semakin angkuh membuat Alisya jadi jengah.

"Sayang,,, kamu ngapain sih lama amat!!!" Terial seorang perempuan dari kejauhan.

"Woy,, sudah belum sih? Pestanya udah dimulai nih.." Teriak temannya yang seorang cowok.

"Buruan... Ngapain sih lo ngurusin cewek begitu? Lu mau ketinggalan pestanya si Zein? Dia orang kedua di Indonesia loh? Kita bisa kehilangan moment kalau telat!" Teriak yang lainnya.

Mendengar mereka menyebutkan nama Zein, Adith dan Alisya tersenyum simpul. Sepertinya mereka baru saja berbelanja dengan menghabiskan semua uang yang sudah susah payah dikumpulkan oleh cewek ini dilihat dari cara ia menangis dan tidak diizinkan ikut bersama mereka.

"Kau akan menyesal karena sudah menilai seseorang dari penampilannya!" Ucap Alisya dingin dengan senyuman yang menawan.

Laki-laki itu langsung terpesona dengan senyuman Alisya dan lambaian rambut Alisya yang menampar lembut pipinya.

"Eehem... Siapa sebenarnya kalian? Kalian tampak berada dilevel yang sama! Berbicara dengan kalian hanya membuang-buang waktuku saja." Ucapnya berbalik menuju ketempat teman-temannya.

Tepat saat ia melangkah, sebuah mobil sport mewah edisi terbatas berhenti tepat dihadapannya. Ia takjub dengan mobil itu dan langsung melotot mengaguminya.

"Buruan naik, yang lainnya sudah nungguin! Ucap Yogi mengklakson mobilnya dengan pelan.

Beberapa saat kemudian deretan mobil-mobil mewah lainnya berjejer rapi dimana Karin, Gani, Riyan serta Ryu sudah ikut parkir bersama yang lainnya.

Adith dengan lembut mengajak cewek itu naik ke mobil Yogi yang berplat A D1 TH. Si pria melongo kaget melihat mereka berlalu dengan serentak meninggalkan dirinya berdiri diam dipinggir jalan.