Chapter 179 - Cepat Periksa!

Setelah selesai mengarahkan teman-temannya, Alisya dengan cepat melompat ke pohon berayun dari satu dahan ke dahan yang lain lalu mendarat dengan sempurna dibalik pohon dan duduk senyap didekat pagar rumput.

Alisya melihat kearah depan dan belakang serta sekitarnya, ada sekitar 2 penjaga dibagian kiri dan 2 lagi disebelah kanan serta satu tak jauh dari hadapannya. Dengan tanda yang diberikan oleh Alisya, Karin langsung melompat kearah pohon dan meluncur dengan cepat menuju ketempat Alisya berada.

Kelas mereka yang berada dilantai atas membuat mereka terpaksa harus menggunakan pohon yang berada tak jauh dari jendela, namun bagi yang tak berpengalaman melompat kesana adalah pilihan yang cukup berbahaya.

Sesaat sebelum Alisya melangkah, tiba-tiba saja Rinto dan Yogi mengikuti langkah kaki keduanya. Karena terburu-buru, Yogi langsung menindih Rinto yang terlebih dahulu melompat yang membuat beberapa penjaga menoleh kearah mereka.

Rinto yang merintih kesakitan begitu pula yang dirasakan oleh Yogi seketika bungkam dan merintih dalam diam karena dibekap oleh Karin dan Alisya.

Para penjaga tidak merasa curiga karena tidak melihat pergerakan aneh disana. Alisya dan Karin masih belum bergerak dari tempatnya karena ingin memastikan bahwa semua baik-baik saja saat ini. Alisya terus mengawasi gerak gerik para penjaga sambil perlahan-lahan melepas tangannya dari mulut Rinto.

"Kau...!!!" Rinto menendang Yogi karena kesal.

"Maaf, aku tak sengaja! Aku pikir kau sudah berada jauh dariku tadi." terang Yogi masih berusaha menahan sakit akibat mendarat dengan ceroboh diatas tubuh Rinto.

"Kenapa kalian ikut? kalian ingin kita tertangkap??" Karena kesal Karin dengan kuat menarik kedua bibir Yogi dan Rinto yang tak menuruti perkataan mereka.

"Karin...." Alisya dengan cepat memberi tanda kepada Karin untuk segera menunduk karena penjaga melihat kearah mereka.

Karin yang kaget langsung menunduk sedang kedua tangannya masih berada dimulut Rinto dan Yogi sehingga mereka secara bersamaan menunduk rapat di rerumputan, bedanya bibir Yogi dan Rinto yang monyong karena tarikan Karin mendarat sempurna dengan keras di atas rumput Jepang liar.

Merasa sakit karena tertusuk-tusuk oleh tajamnya rumput jepang liar, Rinto dan Yogi meronta-ronta untuk menaikkan kepala mereka. Melihat itu Alisya dengan cepat menekan kuat kembali kepala mereka berdua agar tak terlihat oleh penjaga.

Setelah beberapa detik, penjaga itu akhirnya kembali melihat kearah lain dan menuju ketempat penjaga yang lain untuk berbincang-bincang. Merasa sudah aman, Alisya dan Karin melepaskan pegangan mereka untuk memberikan ruang kepada Rinto dan Yogi.

"Okeh, kalian boleh ikut tapi dengan syarat jangan tertinggal dari kami! Jika tidak aku akan mengunci kalian di gudang belakang." Ancam Alisya langsung menyuruh mereka untuk bergerak menuju ke samping gedung dimana disana terdapat satupun penjaga dan Adith sudah meretas CCTV nya.

Rinto dan Yogi yang kepalanya masih merapat dengan rumput menaikkan jempolnya kemudian bangkit mengikuti Karin yang sudah lebih dahulu berlari kearah samping gedung diikuti oleh Yogi sedang Alisya berada ditempat sambil terus memperhatikan penjaga dari jauh.

Melihat Yogi yang telah menghilang dibalik tembok Alisya segera berdiri dari tempat duduknya menuju kearah mereka. saat ia sedang posisi melangkah suara debukkan yang sangat besar berbunyi dengan keras dibelakangnya. Alisya yang kaget menoleh kebelakang dan melihat Beni sudah jatuh terlentang melekat rapat diatas rumput.

"Bunyi apa itu?" ucap si penjaga yang kaget dengan suara yang sangat keras itu.

"Aku juga tak tau, tapi arahnya dari pohon sana!" ucap penjaga yang lain.

"Cepat periksa, jika ada sesuatu kita bisa dihukum!" perintah seseorang dengan tetap pada posisinya untuk melihat keadaan sekitar.

Para penjaga yang kaget dengan cepat langsung menuju ketempat sumber suara bersama dengan yang lainnya. Tidak ada waktu lagi dan Karin serta yang lainnya sudah berada dari balik tembok, Alisya terpaksa menyeret paksa Beni karena hanya mampu meraih kakinya saja.

"Apa itu???" Karin dengan cepat berbalik arah ingin melihat ketempat Alisya yang mana suara keras itu berasal dari sana. Ketika ia menoleh, Rinto sudah berada tepat dibelakangnya dengan wajah kacau dan merah-merah serta bibir yang memble akibat tusukan dari rumput jepang liar yang cukup tajam.

"Uaaaa... pppppp!!!! Rinto membekap mulut Karin yang ingin berteriak keras karena kaget saat melihat wajah dan bibir bengkak Rinto dan Yogi yang sangat mengejutkan.

"Kau mau kita ketahuan???" Ucap Rinto yang kemudian melepas perlahan-lahan bekapannya pada mulut Karin. Karin mengangguk dengan mata berair. Baru kali itu Karin merasakan takut yang amat hebat hanya karena wajah merah dan bibir bengkak keduanya.

"Bagaimana mungkin wajah kalian bisa sekacau ituuhhh" Karin berbisik dengan menggertakkan giginya antara takut dan juga kesal yang tiada tara.

Yogi yang penasaran langsung mencoba mengintip dari balik tembok namun ia sudah melihat Alisya yang dengan santainya menyeret Beni yang setengah pingsan karena jatuh dari atas pohon.

"Kenapa si bodoh ini ikut kemari juga!!!" Karin memukul jidatnya melihat Beni ikut-ikutan bersama mereka sekarang. Rinto langsung membantu Alisya dengan cepat untuk langsung ikut menarik tubuh Beni hingga berada dibalik tembok.

"Apa yang harus kita lakukan??? para penjaga itu sekarang mengarah kesini" Bisik Karin melihat penjaga yang semakin mendekat ke arah pohon.

"Adith, bisa kau buka pintu belakang gedung kolam renang tidak? kami dalam situasi yang berbahaya saat ini!" ucap Alisya menekan alat peredamnya menghubungi Adith.

"Masuklah, aku sudah membukanya sedari tadi" Ucap Adith cepat terus memperhatikan gerak gerik mereka dari kamera tikus.

Alisya langsung memberi tanda kepada Rinto untuk membuka pintu belakang gedung kolam renang. Sedang Ia dengan cepat membopong tubuh Beni menuju pintu belakang itu.

"Tidak ada apa-apa disini!" ucap seorang penjaga tak melihat apapun disana selain dedaunan dan ranting yang berjatuhan dari atas pohon.

"Tidak mungkin tidak ada apa-apa! Dari mana arah datangnya sumber suara itu kalau bukan karena sesuatu yang cukup besar terjatuh dari atas pohon! ucap seorang penjaga yang lain.

Mendengar ada suara-suara yang cukup aneh, iapun dengan segera menuju kebalik tembok tepat dimana Alisya dan yang lainnya berada.

"Cepatlah, Penjaga itu menuju kemari! Mana Yogi" tanya Karin begitu ia sadar kalau Yogi sedang tak bersama mereka.

Tiba-tiba saja Yogi berlari pelan dengan tangan yang sedang memegang kucing. Kucing itu ia lemparkan menuju ke wajah salah seorang penjaga yang akan menghampiri mereka dibalik gedung. Kucing itu dengan bringas mencakar wajah si penjaga yang membuat teman-temannya yang lain tertawa melihat kejadian tersebut.