Chapter 180 - Mission Imposible.

Beni yang setengah pingsan langsung terbangun dengan tiba-tiba saat Alisya dan Rinto masih mengangkatnya masuk kedalam gedung kolam renang.

Mengenali tempat itu, Beni dengan segera bangkit dan berjalan aneh karena sudah tak sanggup lagi menahan rasa ingin buang air kecilnya. Ia dengan cepat menuju ke ruang toilet yang harus dengan cepat Adith buka ketika melihat gelagat Aneh Beni yang sudah tak tahan.

"Uuuwaaaaahhhhh,,,," lenguhan Beni cukup terdengar oleh Alisya dan lainnya yang terbengong dengan apa yang baru saja terjadi.

"Nikmat dunia mana lagi yang kamu dustakan jika kau dengan leganya mengeluarkan semua hal yang kamu tahan dengan susah payah!!! hahahahha" tawa Beni saat keluar dari toilet dengan wajah sumringah yang polos dan bahagia.

"Bukkkk!" Rinto memukul punggung Beni karena kesal dengan tingkahnya yang sudah beberapa kali membuat mereka ketahuan karenanya.

"Aku sudah tak tahan lagi, aku pikir kandung kemihku akan pecah saat aku terjatuh tadi!" wajah Beni terlihat memelas membuat Alisya hanya menyapu mukanya untuk mencari kesabarannya yang hampir meledak kemana-mana.

"Adith, selanjutnya bagaimana? Aku dan Karin bisa dengan mudah mencapaimu tak perlu waktu lama, tetapi berbeda dengan mereka! Tempatmu masih ada beberapa gedung lagi yang keamanannya lebih ketat karena dekat dengan ruang Aula jika dari sini" tanya Alisya yang kini harus terhambat karena adanya 3 orang pemula yang sedang mengekorinya.

"Jangan khawatir, aku akan buka beberapa akses masuk dari satu gedung ke gedung lain dari dalam, tapi kalian harus hati-hati. Aku akan meretas CCTV disitu untuk bisa melihat pergerakan kalian karena tikus robotku akan mudah ditemukan jika masuk bersama kalian. Akan ku gunakan tikus itu untuk mengecoh mereka saat kalian keluar. Kita tidak punya waktu lagi, pembukaan sudah dimulai" jelas Adith memulai kerjanya dengan sangat cepat.

"Oke baikhlah, aku akan mempercepat pergerakan kami!" tegas Alisya dengan cepat.

"Jadi? apa kau akan tetap membawa mereka bertiga?" tanya Karin menatap Ketiganya yang masih saling pukul dalam diam menyalahkan satu sama lainnya.

"Kita tidak bisa meninggalkan mereka disini, mereka terlalu ceroboh untuk bisa ditangkap. Rinto mungkin akan dengan mudah mengikuti kita, tapi Beni dan Yogi mungkin akan sedikit menghambat." jelas Alisya melihat mereka bertiga yang sudah saling tindih satu sama lainnya dengan tetap berusaha tak bersuara.

"Berhentilah bermain-main!!!!" Karin menatap mereka dengan ganas yang membuat ketiganya langsung meringkuk takut.

"Kau terlihat sangat cocok sebagai induk untuk anak-anak anjing seperti mereka!" tawa Alisya melihat Karin yang mampu mengendalikan mereka dengan baik.

"Oke ikut aku, biar Karin berada dibelakang kalian bertiga agar aman dan Rinto kau ditengah!" ucap Alisya mengarahkan mereka.

ketiganya dengan cepat mengangguk patuh karena tak ingin menyusahkan Alisya lagi. Setelah itu merekapun mau tidak mau harus berjalan sendiri-sendiri dengan Alisya memimpin jalan. Mereka melakukannya agar derap langkah kaki mereka tidak menarik perhatian. Begitu Alisya membuka pintu keluar, hampir saja Alisya berhadapan dengan seorang penjaga yang untunglah Alisya bisa bersikap cepat.

"Bagaimana? kenapa kau tidak keluar? beberapa penjaga sudah memasuki gedung sekarang!" ucap Yogi melihat Karin yang setengah menunduk dimana Beni hampir saja ketahuan saat para penjaga itu masuk.

Alisya membuka sekali lagi pintu itu dan melihat kalau si penjaga telah Adith kecoh menggunakan robot tikusnya sehingga ia pergi meninggalkan posnya.

"Cepat kita tidak punya banyak waktu!" Ucap Alisya yang langsung mengarahkan Yogi untuk terlebih dahulu keluar dan masuk melalui pintu belakang gedung disebelahnya.

"Bagaimana dengan Beni?" tanya Rinto saat ia sudah berada didekat pintu keluar.

" Pergilah, biar aku dan Karin yang akan menyelamatkannya!" ucap Alisya langsung bertukar posisi dengan Rinto. Rinto segera keluar dengan cepat berlari hingga ke pintu gedung sebelah tempat Yogi berada.

"Beni, kau bisa merayap kan? lakukan seperti apa yang akan dilakukan Karin!" ucap Alisya memberi tahu Karin untuk melakukannya dan memimpin Beni.

"hahhhh?? kau gila? aku pakai Rok!!!" sungut Karin menunjuk roknya. Alisya menarik nafas dalam lupa kalau saat ini mereka sedang memakai baju seragam sekolah.

"Apa kita sedang dalam Mission Impossibel?" tanya Beni dengan wajah sumringah.

Mendengar kalimat Beni, Alisya memiliki ide yang entah kenapa cukup mustahil untuk dilakukan kepada orang seumur Beni namun lebih baik mencobanya terlebih dahulu.

"Oke, kamu adalah Tom, emm... maksudku kamu adalah Ethan yang memiliki keahlian yang lihai untuk bisa menghindar dari pengawasan penjaga. Misi kamu yang sederhana, yaitu dengan...." belum selesai Alisya berkata Beni sudah menatap dengan penuh keyakinan.

"Melewati para penjaga dengan tak terlihat dan senyap!!!" ucap Beni dengan penuh keyakinan. Alisya tak yakin kalau Beni akan sanggup melakukannya namun ia bertaruh kepada kemampuan imajinasi Beni.

Dengan cepat Beni melakukan Rol belakang, bersandar di dinding, berguling kearah belakang penjaga, merayap dengan cepat dan sampai kepada Alisya dengan aman. Semua dilakukan Beni dengan tidak mengeluarkan suara cekit sama sekali. Bahkan Alisya sampai dibuat takjub oleh tingkah Beni.

"Apa dia Denis?? (Teman Adit di animasi Indonesia Sopo dan Jarwo yang harus diberikan imajinasi tinggi oleh Adit agar Denis bisa melewati masalahnya)" Karin menggeleng heran. Dengan lihai dan tak butuh waktu lama Karin pun segera sampai ketempat mereka dengan mata Beni yang menyala sempurna sedang menanti sesuatu.

"Kerja ba.. bagus Ethan, Misi selesai! Kita akan beralih kepada misi selanjutnya!" puji Karin dengan terbata-bata tak kuat jika harus melakukan itu.

"Kau yakin dengan apa yang sedang kau lakukan sekarang?" tanya Karin disela-sela usaha mereka untuk ke gedung sebelah.

"Apa kau punya ide lain?" tanya Alisya yang juga putus asa karenanya.

"Tetap lakukan seperti itu, aku rasa pilihan itu akan lebih baik bagi mereka!" ucap Adith menahan tawanya saat Alisya mengarahkan imajinasi Beni.

"Ohh,, Terimakasih banyak atas pujiannya tuan Jenius! Karena kau yang mengarahkan kami maka bertanggung jawablah!!!" Alisya menatap tajam menembus kearah Adith dengan aura yang sangat kuat.

"Woow.. wowww... sabar princess, aku tidak bercanda kok!. lihatlah mereka sudah berada di gedung olah raga sekarang tanpa ada hambatan apapun berkat Beni yang seolah mampu mengeluarkan bakat terpendam nya!" tunjuk Adith pada Rinto dan Yogi yang sudah mengarah ke gedung sebelah dengan lancar berkat bantuan Beni.

"Apa tadi ada yang meragukan Beni?" ucap Karin saat mengingat Alisya yakin betul bahwa Yogi dan Beni bisa menjadi penghambat.

"Oke, aku tarik kata-kataku! tapi bagaimana bisa mereka sudah melewati 1 gedung dan sudah berada pada posisi kalian?" tanya Alisya bingung karena ia ingat betul kalau mereka baru saja memasuki gedung sebelah.

"Mission Impossible!!!!" Ucap Zein dengan nada naik dan turun menaikkan remotenya seolah sedang memegang senjata dan meniupnya.

Riyan dan Adith langsung tertawa terbahak-bahak kembali mengingat bagaimana hebatnya Beni melewati semua setelah mendapat doktrin dari Alisya.