Chapter 181 - Karantina

"Jadi, informasi apa yang ingin kau perlihatkan dengan memanggilku kemari?" tanya Alisya begitu mereka sudah sampai ditempat yang ditunjukkan oleh Adith.

"Kerja bagus Ethan!" ucap Zein sambil tertawa mengingat tingkah Beni yang konyol.

"Mission Impossible!!!" ucap Riyan yang langsung mendapat pukulan menyamping tangan Karin ditenggorokannya. Riyan terbatuk-batuk keras karena pukulan lemah itu.

"Dimana Ryu? Aku pikir dia akan ikut bersama kalian!" tanya Adith yang tak melihat Ryu bersama mereka.

"Aku menyuruhnya untuk tetap disana melindungi yang lain juga Akiko. Kau bisa melihatnya dari tower disebelah sana!" terang Alisya menunjuk sebelah kanan mereka.

Dari jauh Adith bisa melihat Ryu yang sedang siaga memantau teman-teman mereka dari kejauhan.

"Alisyah... kau hebat sekali, sepertinya Beni sudah menjadi anggota Elite dibawah kepemimpinanmu sekarang!!!" ucap Adora yang melihat Beni sudah berada disamping Riyan melakukan pengamatan.

Alisya baru sadar kalau ternyata sedari tadi mereka sudah terhubung dengan kacamata yang ia berikan kepada Adora dan yang lainnya termasuk pada Ryu. Teman-temannya berusaha menahan tawa mereka karena tak ingin mengganggu konsentrasi Alisya dan Karin. Ryu yang biasanya bersikap tenang pun tertawa mengingat hal tersebut.

"Dari awal pak Irhan masuk memperingati kami, aku curiga ada sesuatu yang sedang tidak beres terjadi di sekolah, dan benar saja! Beberapa siswa yang dinyatakan hilang ternyata ditemukan terbunuh dengan cara yang mengenaskan!" terang Adith dengan menunjukkan gambar dari hasil peretasannya pada komputer kepala sekolah.

Alisya langsung mematikan kameranya ketika melihat gambar yang ditujukan oleh Adith dengan kondisi yang sudah sangat tak manusiawi. Adith kembali melihat ke layar monitornya dimana kepala sekolah sudah mulai berbicara kepada para orang tua yang hadir.

"Adith, tidakkah kau rasa posisi kamera itu sedikit aneh?" tanya Karin yang mendekat kearah layar monitor yang berada di laptop Adith.

"Benar, kenapa dia bisa berada ditempat strategis itu tanpa diketahui oleh orang lain? terlebih jika itu adalah robot tikus!" Alisya mendekatkan diri untuk bisa melihat dengan jelas namun tetap saja sama.

"Aku juga tak tau, tapi berkat itu kita bisa mendapatkan gambar dengan sangat baik dan suara yang cukup jernih" Adith langsung melakukan Zoom untuk bisa melihat lebih jelas seluruh kegiatan yang sedang berlangsung tersebut.

Alisya kembali menyalakan kameranya agar bisa terhubung kembali dengan teman-temannya. Awalnya mereka ingin bertanya akan apa yang terjadi, namun mendengar dari kamera Karin mereka memahami apa yang sedang dilakukan oleh Alisya.

Rinto dan Yogi terus membantu Zein untuk mengontrol beberapa robot tikus dan drone yang sudah mereka terbangkan sebelumnya. Sedang Beni bersama Riyan untuk terus memantau keadaan sekitar mereka.

"Terimakasih karena kalian sudah bersedia datang meski sedang dalam keadaan yang sangat sibuk. Sebelum mulai, perkenalkan nama sya Richard Karason kepala sekolah SMA Cendekia Indonesia. Demi kebaikan kalian semua, saya harus segera melakukan rapat tertutup ini akibat dari kasus beberapa siswa yang hilang dan salah satu dari mereka sudah ditemukan tewas mengenaskan!" ucap pak Richard dengan sangat tenang.

"Berdasarkan hasil penyelidikan kami, kami menemukan bahwa beberapa siswa yang ada kemungkinan besar ada yang menggunakan narkoba yang berdosis cukup tinggi sehingga kami melakukan inspeksi mendadak kepada semua siswa untuk menemukan bukti lebih rinci mengenai dugaan kami" ucap pak Richard yang seketika membuat semua orang tua siswa menjadi riuh dan berbantah-bantahan.

"Jadi karena ini sekolah jadi masuk Karantina?" seru Aurelia yang langsung menarik kesimpulan.

"Sepertinya begitu, sekolah ini memiliki reputasi yang sangat tinggi sehingga masalah apapun akan ditangani dengan sangat ketat bahkan tak membiarkan informasi itu bocor!" tambah Gani dengan terus mengamati penjaga yang berada diluar kelas mereka disepanjang koridor.

"Sampai saat ini kami belum menemukan informasi dan bukti lebih lanjut namun kami akan terus melakukan penyelidikan, oleh karena itu kami sangat membutuhkan bantuan kalian sebagai orang tua dalam menyelidiki anak-anak kalian sebelum mereka semakin terjerumus kejalan yang salah!!!" tambah pak Richard sekali lagi yang membuat para orang tua meradang akibat kalimatnya.

"Aku tak menuduh anak kalian, tapi jika kalian tidak memperhatikan anak kalian dan hanya mengharapkan pihak sekolah maka jangan salahkan saya jika klian akan menyesal nantinya. Aku hanya meminta kalian menyelidikinya!" jelas pak Richard sekali lagi mengingatkan.

"Hati-hati kalau berbicara, dengan kau mengatakan seperti itu sudah sama saja menuduh anak kami menggunakan narkoba. Anak saya adalah anak yang patuh dan takkan berani melakukan hal-hal seperti itu! Kami tidak sudi jika kau mengatakan hal seperti itu pada anak kami." teriak seorang ibu dengan sangat lantang.

"Aku bahkan sampai harus membatalkan penerbanganku hanya untuk mendengarkan omong kosong seperti ini, jika hal ini terjadi disekolah maka seharusnya menjadi tanggung jawab kalian sebagai pihak sekolah. Tidak ada urusannya dengan kami, ini artinya kalian tidak bertanggung jawab sama sekali." Ucap seorang bapak dengan nada dingin dan angkuh.

"Kami sudah membayar mahal pada sekolah ini untuk memberikan pendidikan yang sangat baik kepada anak kami. Dan kalian malah lari dari tanggung jawab? cih.... berhentilah jadi kepala sekolah jika kau tak sanggup memimpin!" tambah yang lainnya dengan sangat kasar.

Kepala sekolah hanya tersenyum melihat tingkah mereka semua yang meradang tak karuan. Ia sudah memprediksi bahwa akan terjadi hal-hal seperti itu dimana akan ada saja beberapa orang yang berpikiran sempit meski sebenarnya mereka semua adalah orang-orang terpandang.

"Bapak-bapak dan ibu-ibu semua mohon tenang! Apa yang kalian katakan itu memang tidak ada salahnya, tetapi tidakkah kalian berpikir jika sekolah sudah mengambil langkah yang benar dengan melakukan penyelidikan dan membagi informasi ini kepada kita? Berpikirlah rasional, sekolah sudah melakukan tugas mereka dengan sangat baik dengan memberikan kualitas pendidikan yang takkan mudah kalian dapatkan disekolah lain. Akan tetapi sebagai orang tua kita juga memiliki peran yang sangat besar dalam mendidik karakter anak kita masing-masing!" ayah Adith yang sedari tadi hanya terdiam mulai mengeluarkan pendapatnya.

"Sekolah dan orang tua harusnya bisa bekerja sama ketika menghadapi masalah seperti ini tanpa saling menyalahkan atau tuduh menuduh terhadap satu sama lainnya. Jika kalian tak setuju maka anak kalian yang akan menjadi korbannya, peran orang tua disini sangat dibutuhkan. Saya juga tidak mengatakan bahwa anak saya tidak mungkin akan melakukan perbuatan seperti itu, tapi sebagai orang tua kita juga patut memberi perhatian kepada anak kita terhadap masalah ini. Terlebih jika sudah berhubungan dengan masalah nyawa!" tegas ayah Adith sekali lagi yang membuat mereka semakin tenang dan mulai memahami maksud dan tujuan dari kepala sekolah.