Chapter 183 - Flakka

Setelah mendapatkan izin dari seluruh orang tua siswa, Adith dan Alisya beserta yang lainnya langsung dikumpulkan di ruang kepala sekolah. Pak Richard duduk dengan santai dikursi nya tanpa ada yang menemani karena ia ingin membahas beberapa hal penting yang ia rasa cukup dirinya saja yang menghadapi semua itu.

"Kalian susah tau apa tujuanku memanggil kalian semua kesini bukan??? Kita akan membahas semuanya begitu yang lain sudah tiba!" meski belum paham betul akan situasinya mereka mengangguk pelan mengiyakan apa yang dikatakan oleh pak Richard.

"Permisi" Ucap seseorang yang membuka pintu dan masuk setelah mendapatkan tanda dari pak Richard. Dibelakangnya terdapat 4 orang yang mengikuti langkahnya dengan mantap.

"Ouuhh,, mereka adalah 10 besar kalangan elite" bisik Karin ditelinga Alisya. Aura menekan mereka saat bertatapan dengan Alisya hanya di abaikannya dengan mudah. Karin yang sudah terbiasa dengan aura kuat 3 elite terataspun sudah tak bergeming lagi dengan kehadiran mereka.

"Kalian bisa melihat Aura dingin serta hujaman listrik dari mata mereka? entah kenapa mereka berdiri dihadapan Adith dan yang lainnya dengan sengaja mengibarkan bendera perang!" terang

Yogi yang sedang menatap 10 besar kalangan elite dengan 3 besar berada di jejeran Alisya dan Karin yang tak memancarkan aura apapun dan 3. lainnya bersinar sangat terang berhadapan dengan 5 lainnya yang memancarkan Aura menekan dengan sangat kuat.

"Kau benar, aku bahkan sampai tak merasakan keberadaan Alisya dan Karin disana! sangat luar biasa karena Alisya yang bahkan memiliki kemampuan melebihi Adith mampu menekan Auranya dengan sangat baik sampai ketahap minim begitu pula dengan Karin. 2 orang yang sangat berbahaya!" terang Rinto setengah berbisik menyaksikan mereka dengan tatapan kagum.

Beni yang sedari tadi diam dan tak paham apa yang dikatakan oleh Yogi dan Rinto mengenai Aura, melihat tatapan mereka yang tajam kepada Adith dan yang lainnya membuat Beni bisa melihat bagaimana energi panas membakar keluar dari tubuh keduanya.

"Saint Saiya!!!" Beni menyebutnya dengan penuh semangat.

"Plakkkkk... hentikan imajinasi bodohmu itu!!!" Rinto dan Yogi secara bersamaan memukul kepala Beni mulai kesal dengan tingkah Beni.

"Apa otaknya sudah bergeser jauh semenjak ia jatuh dari pohon tadi?" ucap Yogi kesal melihat kearah Beni yang berada diantara mereka berdua.

"Susstt.. diamlah!" Rinto menganggukkan kepalanya menunjuk kepada pak Richard yang akan berbicara.

"Karena kalian sudah lengkap mari kita mulai pembahasannya!" ucap Pak Richard begitu mereka sudah mengambil posisi masing-masing berhadapan satu sama lain.

"Maaf pak, tapi sebelum mulai sepertinya posisi mereka berdua dan yang lainnya itu tidaklah seharusnya diikutkan dalam penyelidikan ini. Mereka bahkan tidak memiliki kemampuan apapun untuk bisa ikut dalam misi ini" seorang siswa yang sedang berhadapan dengan Adith menunjuk ke arah Alisya dan Karin serta teman-temannya yang berada tak jauh dari mereka.

"Ya benar, aku tak sudi bekerja sama dengan kalangan biasa seperti mereka! untuk apa mereka di ikutkan dalam misi berbahaya seperti ini? mereka hanya akan menghambat kami saja!" Ucap siswa lain yang berhadapan dengan Karin dengan tatapan sinisnya.

"Aku rasa hanya karena mereka mampu berhasil menyelamatkan teman-temannya sewaktu kebakaran lalu tidak bisa menjadi patokan bahwa mereka mampu. Itu hanya kebetulan saja!" tambah yang lain yang sedang berhadapan dengan dengan Alisya. Tatapan mengejek dan menusuknya hanya membuat Alisya acuh tak acuh.

"Tidakkah kalian terlalu gegabah dengan menganggap remeh orang lain? Aku kira dibanding mereka semua kau lebih rasional Ubay." suara dingin Adith menciutkan dua orang yang paling nyolot dihadapan Alisya dan Karin.

"Kami tau apa yang sedang kami ucapkan! Jika hanya melawan kalian bertiga, kami berlima cukup mampu untuk terus mencoba. Jangan lupa kalau kami adalah 10 besar kalangan elite" ucapnya dengan penuh keyakinan.

"Meski peringkat kami berada pada 5-10, kemampuan kami jauh diatas kemampuan kalangan biasa itu!" tegas seseorang yang berhadapan dengan Riyan.

"puffttr hahahaha Bahkan kalian berlima bukanlah tandingan Alisya!" tawa Riyan yang membuat mereka memanas karenanya.

"Sudah hentikan!!! Tidak masalah jika kalian tidak ingin bekerja sama, melihat kalian seperti ini sepertinya aku punya ide lain. Bagaimana jika kalian bersaing satu sama lain. Adith akan tetap dengan kelompoknya sekarang dan kalian bisa menciptakan kelompok kalian sendiri bagaimana? Dengan begitu Erik dan Gery bisa melihat kemampuan mereka dalam menyelesaikan kasus ini." pak Richard begitu bersemangat melihat tingkat persaingan diantara mereka.

"Sudah ku duga akan seperti ini, bapak sengaja mengumpulkan kami karena bapak sangat suka akan sebuah pertarungan!" siswa yang sedari tadi diam kini angkat bicara. Dari mereka berlima, Alisya dapat melihat bahwa seorang yang berhadapan dengan Zein memiliki ketenangan yang cukup kuat. Alisya kagum dengan sikap tenangnya dan Auranya yang teratur sejak tadi.

"Terimakasih, aku akan memberikan sebuah hadiah bagi mereka yang berhasil menyelesaikan kasus ini dengan sangat baik! terang pak Ridhard merasa telah mendapat pujian. Rinto dan yang lainnya hanya menatap dengan tatapan heran dan bingung.

"Baiklah, langsung kita mulai saja! Seperti yang sudah kalian dengar, beberapa siswa didapatkan menggunakan narkoba. Jenis narkoba yang mereka gunakan adalah Jenis Flakka yang kalian tentu tau jenis narkoba apa ini!" terang pak Richard dengan tatapan menyelidik. Tatapan pak Richard seolah sedang menguji pengetahuan mereka.

"Narkoba Flakka mengandung alpha-pyrrolidinopentiophenone dan disingkat Alpha PAP diproduksi di China. Kebanyakan narkoba jenis ini karena itu berasal dari negara tersebut." ucap Gery menatap Karin dengan penuh kesombongan.

"Narkoba flakka termasuk jenis katinona yang bentuknya menyerupai garam mandi dan diketahui sudah masuk di daftar obat yang dianggap terlarang di Amerika Serikat dan Inggris. Efek obat ini memberi energi berlebihan sekaligus efek cemas yang melewati batas. Bahkan penggunanya disebut bisa mengalami efek seperti menggunakan kokain. Akan tetapi efek stimulan dari flakka ini 10 lebih kuat daripada kokain. Inilah kenapa penggunanya akam terlihat seperti seorang zombie." Tambah Erik dengan tatapan tajam ke arah Alisya.

"Kasus flakka ini pertama kali menjadi ramai karena dikaitkan dengan pembunuhan dua orang oleh seorang pemuda di Florida pada tahun 2014. Penyelidikan kasusnya berlanjut hingga tahun 2015. Pemuda mengalami penyimpangan prilaku yang menabrakkan dirinya sendiri kearah mobil yang sedang melaju juga melakukan kekerasan pada diri sendiri maupun orang lain. Mereka bergerak layaknya Zombie yang tak merasakan sakit pada tubuh mereka lagi. Prilaku seperti ini sangat menyimpang dan membahayakan banyak orang." Lanjut Ubay melihat Adith dan yang lainnya hanya terdiam tak berkata-kata.

"Benar, dan kali ini kasus seperti ini sudah semakin banyak masuk ke Indonesia. Tugas kalian adalah menyelidiki siapa pemakainya, dan pemasoknya sebelum ada korban yang lebih banyak lagi! Hal pertama yang harus kalian selidiki tentu saja para siswa dan siswi disekolah ini." pak Richard lalu menunjukkan bagaimana sebuah rekaman yang memperlihatkan seorang pengguna narkoba yang tampak berubah seperti zombie dan salah satu dari mereka yang mati mengenaskan.

Setelah melihat ulang rekaman itu, Adit menemukan kasus narkoba itu berbeda dengan kasus matinya seorang siswa yang lain. Adith yang sudah menunjukkan rekaman serta gambar tersebut pada teman-temanya sudah memikirkan rencana selanjutnya yang akan mereka lalukan. Alisya dan Karin saling berpandangan satu sama lain menyadari ada sesuatu pada salah satu gambar yang ditunjukkan oleh pak Richard.