Chapter 184 - Memahami Wanita PMS

Beberapa saat kemudian, Suara pintu kepala sekolah mulai terbuka. Adora dan yang lainnya yang sedari tadi sudah berada didepan pintu kepala sekolah dengan tatapan panik dan gusar terlihat tak sabar menunggu mereka keluar dari sana.

"Jadi bagaimana hasilnya?" Adora langsung menyerbu Adith dan lainnya yang baru saja keluar dari ruangan kepala sekolah. Ekspresi santai di wajah Adith dan Alisya membuat Adora sedikit bingung saat melihat mereka.

"Alisya, apa kita akan mendapat hukuman? kami tidak melihat percakapan kalian karena ibu Vivian sudah masuk kedalam kelas! Beruntung saja kami bisa melepas kacamata kami pada waktu yang tepat, atau malah bisa dibilang nyaris." tanya Feby penasaran. Perasaan campur aduk Adora tak jauh berbeda dengan yang dirasakan oleh Feby.

"Apa yang harus aku katakan pada ibuku jika kami mendapatkan hukuman!" Gina terlihat panik dan hampir meneteskan air mata karena takut.

Belum sempat Alisya menjawab, Ubay dan teman-temannya keluar berjalan dengan gaya yang angkuh. Meski mereka berada pada peringkat 5 hingga 10, Aura mereka cukup terasa kuat di mata Adora dan yang lainnya.

"Baru kali ini aku melihat para Elite yang berkumpul bersama para pecundang, kalian sangat cocok satu sama lain sekarang!!!" ucap Ubay sambil berlalu dan tertawa sinis. Teman-temannya pun ikut tertawa penuh bahagia. Hanya Mizan yang tetap melangkah tanpa ekspresi.

"Mulut sampah!!!"ucap Aurelia dingin dan sinis sambil menyilang kedua tangannya memandang datar.

"Apa kau bilang???" Ubay meradang dengan apa yang dikatakan oleh Aurelia. Aurelia bahkan tak bergeming sedikitpun dari tempatnya berdiri dan menatap datar.

"Sudahlah, hentikan!" kita masih punya banyak hal yang harus diselesaikan. Kenapa malah kau yang terpancing hanya dengan kalimat seperti sedang kau sendiri yang memancing mereka!. Mizan menghentikan Ubay untuk tidak terpancing oleh Aurelia.

Mizan dengan mudahnya menenangkan Yuda dan membawa mereka pergi dari sana sedang Adith dan yang lainnya hanya menatap datar.

"Apa sampai sehebat itu peringkat 5 hingga 10 besar?" tanya Emi kesal dengan tingkah mereka.

"Kenapa kamu menyebut mereka 10 besar? mereka hanya terdiri atas 5 orang, bukankah itu Artinya mereka harusnya masuk dari 6-10?" tanya Ryu yang tak mengerti maksud dari Emi.

"Peringkat mereka sudah menanjak naik dari 4 hingga 8, sedangkan 2 lainnya tak diketahui. Peringkat mereka naik setelah keluarnya Miya dan Dinar!" terang Adith menjelaskan.

"Okeh, what ever!! peduli setan sama mereka, jadi bagaimana hasilnya?"ucap Aurelia cepat.

"Ada dengan dia? kenapa sikapnya jadi sangat sinis?" tanya Beni heran dengan perubahan sikap Aurelia.

"Dia lagi PMS!!!" Ucap Adith dan Yogi hampir bersamaan. Mereka yang sudah cukup mengenal satu sama lain paham betul mengenai perubahan sikapnya yang menjadi sangat emosional dan bahkan tergolong sadis.

"Sebenarnya apa yang menyebabkan para wanita mudah marah hanya dengan alasan PMS mereka menuntut kita untuk memahami mereka? Gina juga seperti itu kadang dan terus memakai kata PMS sebagai senjatanya untuk ia dimengerti." tukas Gani kesal mengingat sikap Aurelia sama persis dengan adiknya jika dalam keadaan PMS.

"Kamu bilang hanya??? kau tidak tau bagaimana sulitnya jadi perempuan kau bilang hanya???" Adora meradang akibat kalimat Gani yang dirasa tidak menghormati mereka sebagai perempuan.

"Wanita memang terkenal dengan suasana hati yang lebih sensitif ketika haid. Bad mood, mudah tersinggung, gampang marah, sampai tiba-tiba sedih dan ingin menangis tanpa sebab yang jelas. Sebagian besar wanita setidaknya mengalami satu gejala premenstrual syndrome (PMS) secara rutin." Terang Zein memukul pundak Gani pelan untuk membuatnya paham tentang situasi wanita.

Mereka berbicara sembari berjalan menjauhi area kantor kepala sekolah agar bisa berbicara dengan nyaman. Melihat tanda dari Zein untuk mengikutinya membuat mereka dengan patuh mengikuti sedang Adith dan Riyan tersenyum melihat Zein yang telah berubah cukup drastis dari sebelumnya yang begitu cuek dan dingin terhadap orang lain.

"Ada beberapa alasan yang membuat perempuan itu gampang marah dan emosian contohnya seperti Perubahan Hormon.

Pada saat haid, proses ovulasi mengakibatkan turunnya hormon estrogen yang memiliki peran penting dalam proses reproduksi wanita. Di sisi lain, hormon progesteron menjadi sangat naik sehingga menyebabkan suasana hati yang tidak menentu." Ucap Zein sembari terus menarik Gani dari cengkraman Aurelia.

"Yang kedua Kurang Istirahat. Dampak lain turunnya hormon esterogen adalah bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dan membuat susah tidur." tambah Yogi mendekat kearah Gani dan Zein.

"Yang ketiga, Hormon serotin yang turun. Rendahnya hormon serotin di otak mengakibatkan kita menjadi merasakan rasa depresi, mudah marah, dan tingginya keinginan untuk mengonsumsi karbohidrat." lanjut Riyan disisi sebelah kanan Zein.

"Dan berikutnya adalah Daya tahan tubuh mereka. Ketika sedang haid, tubuh wanita tidak kuat untuk menahan rasa sakit yang mereka rasakan karena daya tahan tubuh menurun. Perjuangan melawan rasa sakit ini juga bisa menyebabkan adanya kecenderungan menjadi lebih sensitif saat haid, misalnya gampang marah." tambah Ryu dengan sangat sopan.

"Maka dari itu kita sebagai laki-laki harus memahami sikap mereka yang seperti itu karena mereka terlahir special." Jelas Rinto lagi. Beni yang terdiam akhirnya manggut-manggut memahami hal tersebut sedangkan Adith hanya bisa tertawa kecil dengan tingkah mereka.

"Tak kusangka mereka bisa tahu sebanyak itu mengenai perempuan!" ucap Alisya kagum melihat opini mereka terhadap perempuan.

"Hanya sebagian dari mereka yang benar-benar tau apa artinya belajar!" Karin melihat Beni dan Gani yang tampak sedang mendapatkan pembimbingan kilat.

"Hei... Ayolah, kalian belum menjawab pertanyaan kami!" teriak Aurelia kesal.

"Jangan khawatir, kita tidak akan mendapat hukuman apapun!" ucap Alisya lembut menenangkan mereka.

"Kita malah mendapatkan tugas lain dari kepala sekolah sehingga kami sudah merencanakan sesuatu untuk membahas itu nantinya!" tambah Karin lagi dengan tersenyum simpul.

"Loh kok?? kenapa bisa ada apa?" Adora yang tak paham terus mencoba bertanya.

"Sebentar sore kita akan berkumpul ditempatku, aku akan berikan alamatnya setelah sepulang sekolah dan aku akan menjelaskan lebih lanjut mengenai apa yang akan kita lakukan disana. Untuk saat ini, kalian tak diizinkan untuk pulang sendirian atau hanya berdua saja. Kalian harus pulang secara berkelompok untuk mencegah hal-hal yang tak terduga terjadi" tegas Adith mengingatkan mereka.

Dari tatapan mereka, bisa Adora lihat kalau hal yang lebih serius saat ini sedang terjadi pada mereka yang membuat Adith sangat berhati-hati.