Chapter 185 - Kafe Bawah Tanah

Seperti yang sudah direncanakan, sekitar pukul 4 sore mereka sudah berada disebuah kafe bawah tanah yang cukup tersembunyi. Mereka cukup kesulitan untuk menemukan tempat itu sehingga Riyan harus berada di depan jalan untuk menjadi petunjuk dan menjemput teman-temannya.

"Luar biasa, bagaimana kalian bisa menemukan tempat ini? Tempat ini hampir saja tidak aku temukan jika aku tak melihat Riyan di atas sana!" Adora dan Feby yang melihat Zein dan Adith yang sudah berada disana terlebih dahulu.

"Tempat ini sudah menjadi markas tersembunyi kami setiap kali kami ingin bermain-main dan melepas penat. Kami sering berkumpul disini bersama teman-teman yang lain dan hanya sebagian besar yang mengetahui tempat ini" terang Zein sembari memberikan kursi kepada Adora dan Emi untuk duduk.

"Ini....???" Tangan Feby menunjuk meja Bar yang sepengetahuan dia menyediakan minuman beralkohol.

"Yup... Itu bar, tapi bar itu hanyalah sebuah kamuflase, tampak seperti deretan rak yang berisi berbagai macam minuman keras namun sebenarnya itu adalah berbagai contoh racikan minuman jus dan lain sebagainya yang sama sekali tak beralkohol" jawan Zein tersenyum melihat tingkah kepolosan mereka.

"Aku dan temanku pernah ketempat ini sebelumnya saat seorang mengenalkannya padaku, tempat ini seperti jadi tempat berkumpulnya orang-orang yang suka game online untuk berkumpul" Karin masuk bersama Alisya, Ryu dan Akiko.

"Ya benar, tapi tempat ini sudah mulai jarang dikunjungi sejak makin banyaknya tempat-tempat nongkrong yang lebih banyak bertema Instagram able!" Tambah Adith tanpa menatap Alisya dan membukakan kursi disebelahnya.

"Saat kami datang dia bahkan tak melirik meski aku bertanya, tapi begitu Alisya yang datang signalnya langsung On!" Sungut Adora melihat perlakuan manis Adith yang tak memperdulikan orang lain selain Alisya.

"Hahahaha,, kau seperti seorang tante-tante yang butuh belaian kalo ngomong kyak gitu!" Emi masuk bersama Beni dan Sikembar Gani dan Gina.

"Apa semua sudah berkumpul?" Rinto dan Yogi serta Aurelia masuk secara bersamaan.

"Sepertinya semuanya sudah hadir!" Riyan masuk bersama mereka setelah memasang tanda close didepan jalan.

"Apa yang kalian ingin minum? Silahkan pesan saja!" Seorang Bartender yang masih terlihat muda keluar dengan seragam khas bartender yang terlihat begitu mempesona didepan mata Adora dan yang lainnya.

"Bolehkah aku datang setiap hari kemari? Apa kamu bekerja setiap hari disini?" Tanya Emi dengan tatapan terpesona olehnya.

"Hei... Bisakah kita fokus sedikit sekarang? Ada beberapa hal yang harus saya sampaikan pada kalian semua!" Terang Adith setelah selesai dengan apa yang dia sibukkan sedari tadi dengan laptopnya.

Para wanita memesan minuman menggunakan lirikan mata selagi mereka sesekali menghadap kearah Adith untuk mengikuti penjelasannya.

"Baiklah, seperti yang sudah aku katakan sebelumnya, bahwa aku akan menjelaskan semua yang sudah ditugaskan oleh pak Richard kepada kita. Pak Richard tidak memberikan kita hukuman melainkan tugas yang harus dilakukan oleh kita semua untuk menyelesaikan sebuah kasus. Ini ada hubungannya dengan kejadian di sekolah tadi. Kasus ini melibatkan beberapa siswa dari sekolah kita yang terjerat kasus narkoba, untuk itu kepala sekolah secara khusus mengarahkan kita untuk mencari tahu mengenai siapa pengguna dan dari mana mereka mendapatkannya!" Terang Adith dengan penuh tatapan serius kepada mereka semua.

"Ini tidak akan mudah dan mungkin saja akan berbahaya bagi kalian, terutama untuk para wanita. Namun dalam hal ini wanita memiliki keahlian yang cukup tinggi dalam hal mengajak orang lain berbicara. Kami akan membagi kalian dalam beberapa kelompok. Riyan dan Gani bersama Feby pergi ke arah Mol yang tak jauh dari sini, Rinto dan Yogi bersama Aurelia akan menuju ketaman, Beni dan Emi bersama Gina ke taman hiburan, sedang aku, Adora dan Akiko akan tetap berada disini untuk memantau keberadaan dan menghubungkan setiap informasi yang masuk!" Terang Zein membagi tugas kepada masing-masing orang.

"Bagaimana dengan Adith, Alisya, Ryu dan Karin? Apa yang akan mereka lakukan?" Tanya Akiko saat ia tak mendengar Zein menyebut nama mereka.

"Aku dan yang lainnya punya kasus lain yang harus diurus jadi untuk saat ini kami sangat mengandalkan kemampuan kalian dalam membantu kami, jika terjadi sesuatu yang tak bisa dihindari Alisya sudah mengirim 1 pengawal ditiap kelompoknya untuk mengamati kalian dari jauh jadi kalian tidak perlu khawatir!" Terang Adith menjelaskan.

Melihat kelompok yang dibentuk hanya terdiri atas dua orang dengan kesemuanya berpasangan dengan mereka yang memiliki kemampuan cukup tinggi membuat Adora berpikir bahwa kasus yang sedang mereka hadapi jauh lebih berbahaya dengan apa yang diberikan kepada mereka. Selain itu agar tidak menjadi penghambat sekaligus beban, kelompok mereka sudah lebih dari cukup dengan beranggotakan dua orang saja.

"Kalian tidak usah terlalu memaksakan diri jika kalian merasa sudah berada dalam bahaya. Dan aku harap kalian juga tidak gugup, anggaplah kalian sedang menghabiskan pekan dengan bersenang-sennag bersama yang lainnya. Nikmati saja tempat yang kalian tuju dan jangan terlalu mencolok" tambah Alisya mengingatkan mereka.

"Ini mungkin akan sedikit sulit bagi kalian, tapi aku yakin mental kalian sudah lebih kuat dari sebelumnya karena semua pengalaman yang sudah kalian alami" lanjut Karin dengan tatapan yang membuat mereka jadi yakin akan diri mereka sendiri.

"Aku merasa kita sudah seperti agen detektif yang semuanya beranggotakan anak SMA" ucap Feby merasa bangga dengan dirinya.

"Benar, aku merasa sangat bersemangat melakukan ini. Selama ini aku hanya melihatnya dalam filem saja, tak kusangka kalau aku akan melakukan hal seperti ini" ucap Gani tak kalah antusias.

"Pakailah ini, ini akan membuat aku bisa terhubung terus bersama kalian dan terus informasikan jika kalian mendapatkan sesuatu yang mencurigakan! Zein dengan cepat memberikan sebuah alat komunikasi berbentuk potongan kepala hadset yang berwarna hitam.

"Selain itu, pin ini memiliki kamera tersembunyi yang akan merekam semua yang kalian lihat. Akan aneh jika kalian semua harus memakai kaca mata maka ini akan sangat berguna!" Riyan memberikan sebuah pin kepada mereka dengan cepat.

Setelah mendapatkan semua peralatan yang diberikan oleh Zein dan Riyan, mereka segera menuju ke area masing-masing yang sudah ditunjukkan. Begitu pula dengan Adith dan Alisya serta Karin dan Ryu. Mereka berempat sudah berencana untuk menyelidiki kasus tentang anak SMA yang menghilang secara mendadak kemudian di temukan mati mengenaskan. Dan ternyata kasus itu bukan hanya terjadi pada siswa disekolah mereka saja, namun juga pada beberapa sekolah lainnya.

Target yang dituju oleh mereka berempat adalah daerah-daerah sepi yang biasa menjadi tongkrongan muda-mudi untuk berpacaran serta beberapa tempat yang menjadi tempat tewasnya para siswa tersebut.