Chapter 186 - Kembali Beraksi

Sudah hampir malam hari, mereka tak menemukan petunjuk apapun. Meski sudah mencari petunjuk dengan bahkan memberanikan diri berada sangat dekat dengan para preman yang terlihat mencurigakan, namun tetap saja tak ada petunjuk penting yang bisa dijadikan sebagai tambahan informasi bagi mereka.

Dengan putus asa mereka kembali ketempat perkumpulan mereka, Adith memang tak ingin mereka sampai harus melakukan penyelidikan dimalam hari karena akan sangat berbahaya sehingga saat matahari mulai tenggelam, Adith mengarahkan mereka untuk kembali ketempat mereka semula.

"Bagaimana ini? Kita bahkan takkan mendapatkan apapun jika pulang sekarang!" Seru Adora yang menyesalkan penyelidikan mereka yang tak membuahkan hasil sama sekali.

"Tidak apa-apa, dalam setiap penyelidikan tentu saja takkan semudah itu kita akan mendapatkan informasi. Kita bisa mencobanya lagi esok disekolah, untuk sekarang akan sangat berbahaya jika kalian semua melakukan penyelidikan dimalam hari." Terang Zein menenangkan Adora yang terlihat putus asa.

"Melihat situasi ini, kemungkinan besar kita akan memerlukan beberapa hari untuk dapat memecahkan kasus ini. Kita tidak boleh menyerah karena ini baru hari pertama!" Tambah Akiko menyemangati Adora.

"Akiko benar, memang awalnya akan sulit. Tapi kita tidak boleh menyerah hanya karena tidak mendapatkan apapun hari ini" Riyan masuk bersama Gani dan Feby setelah memutuskan untuk kembali.

Satu persatu teman-teman mereka kembali ke kafe bawah tanah yang sekarang sudah menjadi markas sementara mereka termasuk Ryu dan Karin yang datang lebih lama dibanding dengan yang lainnya.

"Bagaimana dengan Adith dan Alisya?" Aurelia tak melihat keduanya kembali setelah sekian lama waktu berlalu.

"Masih ada yang harus mereka lakukan dan kami harus mengantarkan kalian pulang terlebih dahulu. Zein akan tetap berada disini bersama Riyan sedangkan aku dan Ruu akan mengantarkan kalian semua pulang!" Ucap Karin dengan tatapan yang sangat serius.

"Kami bisa pulang sendiri, orang tua kami yang akan menjemput kami sebentar lagi karena kami juga mendapat izin hanya sampai pada jam 8 malam!" Gani melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 7 malam.

"Baiklah, bagaimana dengan kalian?" Ryu melihat kearah Rinto, Yogi dan Beni yang membawa kendaraan mereka sendiri.

"Rinto akan bersama aku!" Jawab Yogi cepat.

"Kalian tidak perlu mengkhawatirkan diriku, aku juga bisa pulang sendiri. Lagi pula jalanan masih sangat ramai saat ini dan aku tidak berencana untuk mampir kemanapun jadi aku bisa langsung pulang! Jawab Beni meyakinkan mereka.

"Aku rasa kalian terlalu protektif, maaf... Bukan maksudku tidak menyukai apa yang sedang kalian lakukan. Hanya saja aku merasa ada yang aneh dengan sikap kalian!" Ucap Adora yang merasa curiga dengan sikap protektir teman-temannya.

Adith dan Alisya sengaja tidak membeberkan informasi lebih detail mengenai kasus terbunuhnya seorang siswa yang bukan karena narkoba melainkan karena hal lain yang masih belum pasti demi tidak membuat mereka ketakutan dan panik akan hal itu.

"Saat ini kita masih belum mengetahui siapa yang kita hadapi, maka dari itu aku ingin kalian berhati-hati sebab kasus ini sangat berbahaya karena melibatkan bandar Narkoba dan tentu saja mereka takkan segan untuk melakukan hal yang tak diinginkan pada kalian. Jadi aku harap kalian bisa mengerti" jelas Zein mencoba membuat Adora dan yang lainnya paham.

"Maafkan aku, aku hanya tak ingin kalian menjadi terbebani karena kami." Adora mengambil nafas dalam mendengar penjelasan Zein.

"Adora, jangan berpikiran seperti itu! Kita adalah sahabat, dan sudah seharusnya sahabat memperdulikan satu sama lain. Bukan sahabat namanya jika kita saling mengabaikan satu sama lain. Meski dalam kecil apapun, sahabat kan berbagi dan saling melindungi. Tidak peduli dia siapa dan dimanapun!" Suara Karin yang lembut menenangkan mereka semua.

Beberapa saat kemudian, mereka dijemput oleh orang tua masing-masing sedang Rinto dan Yogi serta Beni yang bersikeras ingin berada disana dipulangkan paksa oleh Karin dan pada Akhirnya Ryulah yang pulang bersama Beni sedang Karin bersama Akiko.

"Karin, apa mereka semua sudah pulang?" Alisya menghubungi Karin untuk memastikan keadaan teman-temannya.

"Ya, mereka semua sudah dijemput oleh orang tua mereka semua. Aku mengantar mereka sampai ke mobil untuk memastikan keselamatan mereka. Aku juga menyuruh mereka untuk terus mengaktifkan alat komunikasi yang diberikan oleh Adith untuk terus memastikan keadaan mereka. Sekarang aku sedang bersama Akiko menuju rumahmu!" Jawab Karin menatap Akiko yang sudah tertidur karena kelelahan.

"Oke terimakasih, pastikan sekali lagi saat mereka sudah sampai. Aku takut sekarang kita sedang berhadapan dengan sesuatu yang lebih berbahaya dari sekedar bandar Narkoba saja!" Jelas Alisya dengan nada suara yang terdengar berat.

"Apa maksudmu? Apa yang sudah kalian berdua temukan?" Tanya Karin cepat dengan suara yang kecil agar tak membangunkan Akiko.

"Aku rasa kita sedang berhadapan dengan pembunuh berantai, dari orang tua siswa yang kami temui. Kami menemukan fakta bahwa siswa yang meninggal tersebut pada saat ditemukan tubuhnya disobek dan organ dalam tubuhnya menghilang. Kau taukan ini artinya apa?" Ucap Adith dengan suara yang sangat frustasi karena tak menyangka kalau kasus ini akan menjadi lebih sulit dari yang mereka duga.

"Black Falcon, mereka kembali beraksi? Tapi kenapa sekarang target mereka berubah? Bukankah biasanya mereka akan menggunakan anak-anak karena mereka masih belum terkontaminasi?" Karin ingat betul bagaimana cara operasi dari organisasi gelap tersebut.

"Itulah yang masih kami cari tahu saat ini, aku masih belum bisa mengaitkan apakah ini semua perbuatan dari Black Falcon atau bukan. Tapi aku rasa kasus ini sudah masuk kedalam tingkat SS" jelas Alisya lagi. Karin paham betul apa maksud dari perkataan Alisya, selama ini mereka selalu membuat tingkatan dalam hal masalah yang sedang mereka hadapi.

Tingkat SS adalah tingkat dengan bahaya yang sangat tinggi dan pertaruhan nyawa dan hanya Alisya yang mampu menyelesaikannya. Sedangkan tingkat S adalah tingkat dengan masalah yang masih dapat diatasi oleh Karin maupun Karan karena masalah pada tingkat ini hanya melibatkan beberapa kasus yang tidak sampai mengancam nyawa namun tidak menutup kemungkinan untuk mereka mengalami cidera parah karenanya dan bahkan bisa sampai pada tahap mengancam keselamatan hidup mereka.

Untuk tingkat A masalah yang dihadapi tidak sesulit tingkat S ataupun SS, namun pada tingkat ini minimal yang harus dimiliki seseorang adalah pertahanan diri ketika menghadapi situasi tak terduga.

Tingkat yang tergolong menengah dan bisa diselesaikan dengan mudah adalah B dan C sedang D adalah tingkatan yang paling mudah dan tidak memiliki resiko yang cukup tinggi dan semua orang mampu untuk menyelesaikannya.