Chapter 191 - Laporan

"Jadi apa yang bisa kau laporkan pada kami? ku dengar salah satu dari teman kalian mengalami penusukan dari orang tak dikenal, apa ada hubungannya dengan kasus yang sedang kalian tangani? Jika benar maka sepertinya aku akan menghentikan kasus kalian sekarang juga!" ucap kepala sekolah setelah mendapat laporan salah satu siswanya yang mengalami penusukan.

Adith terdiam tak tahu dari mana ia harus memulai tanpa mengaitkan masalah ini dengan organisasi. Terlebih karena semua masalah ini akan sangat berbahaya jika diketahui oleh banyak orang.

"Kasus Narkoba yang sedang kami selidiki sepertinya lebih sulit dari dugaan. Penyelidikan kami hentikan saat melihat tak ada tanda pergerakan para siswa di luar sekolah, untuk itu kami akan mulai menyelidiki dari dalam sekolah. Dan karena itu kami membutuhkan izin dari bapak dan mendapatkan akses kebeberapa tempat dan gedung!" terang Adith memulai laporannya.

"Dan untuk Ryu, itu tidak ada hubungannya dengan kasus kami karena dia hanya tak sengaja bertemu dengan kejadian itu dan menyelamatkan seorang anak yang hampir saja mengalami pembunuhan. Ryu yang berusaha mengejar ternyata tak sadar saat pisau mendarat di tubuhnya sedang penjahat berhasil melarikan diri" tambah Adith lagi dengan tatapan serius berusaha meyakinkan kepala sekolah.

Semua yang dilaporkan oleh Adith bukanlah kebohongan karena sebenarnya mereka juga belum menemukan benang merah antara kasus yang sudah mereka dapatkan dengan kasus yang terjadi pada Ryu.

"Baiklah kalau begitu, aku akan memberikan semua akses itu untukmu! Meski sebenarnya aku tahu permohonan izinmu itu hanyalah formalitas belaka karena kamu lebih dari mampu untuk membobol semua akses disekolah ini" senyum Pak Richard yang tahu betul bagaimana kemampuan Adith dalam bekerja.

"Permisi...." Ubay masuk kedalam untuk melakukan hal yang sama dengan apa yang sudah selesai dikatakan oleh Adith.

"Ohhh,, apa kau sedang melaporkan temanmu yang berlagak menjadi super hero dan berakhir dengan tertikam?" Ubay melihat ke arah Adith dengan sinis.

Adith hanya menggeleng tertawa. Tak pernah terpikirkan baginya akan ada karakter manusia tengil super ceroboh dengan kepedean tingkat dewa yang asal bunyi dengan suara besar namun tak bermakna itu. Karakter yang akan selalu ada dalam 10 orang di suatu kelompok.

"Jadi? apa kau memiliki sesuatu untuk dilaporkan?" pak Richard tidak perduli dengan konflik yang terjadi di antara mereka.

"Tentu saja, dari informan yang bekerjasama dengan kami. Kami menemukan bahwa ada sebuah organisasi yang terlibat dalam penyelundupan Narkoba ini. Mereka menargetkan anak SMA karena pada masa ini beberapa anak sudah mulai memiliki banyak problematika kehidupan dan kerapuhan mental yang dapat dengan mudah dibujuk dan dipengaruhi untuk mencoba Narkoba. Sikap saling saing dan pansos juga menjadi daya tarik mereka dalam melakukan aksinya!" terang Ubay dengan penuh kesombongan.

Ubay sengaja membeberkan informasi nya karena ia yakin kalau Adith tak menemukan apapun dan sengaja berhenti ditengah penjelasannya memancing reaksi Adith. Adith yang tak peduli segera undur diri dari hadapan kepala sekolah merasa tak ada yang penting dengan apa yang sedang dibicarakan oleh Ubay.

"Dan taukah bapak mengapa mereka menargetkan anak SMA??? Organisasi itu sedang melakukan perburuan terhadap seorang siswa dengan tanpa terkecuali menghabisi siapa saja yang mereka temui. Dan Narkoba hanyalah sebuah kamuflase untuk menyamarkan aktivitas organisasi tersebut."Tambah Ubay cepat dengan suara lantang bermaksud untuk menyombongkan sejumlah informasi yang bisa ia laporkan kepada pak Richard disaat Adith hanya bisa melaporkan tentang temannya yang terluka.

Adith yang sudah membuka setengah pintu tiba-tiba berhenti dan membelalakkan matanya. Adith tak menyangka kalau Ubay bisa mendapatkan Informasi sampai sedetail itu dalam waktu singkat. Terlalu mudah informasi itu mengalir, seolah itu datang dari orang yang tahu banyak akan pergerakan Organisasi.

"Organisasi apa yang kamu maksud?" tanya Pak Richard penasaran dengan semua laporan Ubay.

"Dia tak memberitahuku lebih lanjut mengenai nama organisasi itu. Tapi semua informasi ini sangat akurat!" jawab Ubay dengan mantap.

Adith berbalik dan kembali kehadapan kepala sekolah dan menatap tajam kearah Ubay.

"Dia? dia siapa? Dari mana kau mendapatkan semua informasi itu?" tanya Adith dengan suara dinginnya.

Aura menekan Adith membuat Ubay sedikit bergetar namun merasa diri memiliki apa yang tidak dimiliki oleh Adith, dia menjadi tak peduli dan acuh tak acuh.

"Untuk apa aku memberitahu informasi ini kepadamu?" tantangnya dengan tatapan penuh keangkuhan.

Adith setengah menunduk dihadapan pak Richard lalu dengan cepat dia menarik kerah baju Ubay karena kehilangan kesabaran.

"Kalau bukan karena sedang berada didepan pak Richard dan didalam kantor kepala sekolah saat ini, aku bisa saja membuatmu berlutut dihadapanku karena keangkuhanmu ini. Kau tau, tadinya aku berniat untuk mengingatkanmu tapi sepertinya kau sudah tak tertolong lagi." Adith berkata dengan sangat mengintimidasi yang dengan cepat membuat tubuh Ubay cukup bergetar karenanya.

Masih dengan gaya sombong dia menepis tangan Adith namun tangan Adith tak bisa lepas dari genggaman kerahnya. Dia berusaha sekali lagi namun kemudian Adith melepaskannya setelah diminta oleh pak Richard.

"Akan lebih baik jika kalian bekerja sama dalam melakukan penyelidikan ini, Kau membutuhkan semua kemampuan dan peralatan Adith dan Adith juga membutuhkan semua informasimu!" terang pak Richard berharap keduanya mau bekerja sama.

Adith hanya terdiam menekan emosinya yang liar. Sedang Ubay masih bersikeras untuk tidak mau melakukannya jika Adith masih bekerja sama dengan para siswa biasa.

"Baiklah terserah pada kalian. Tapi aku ingin bertanya satu hal untuk memastikan kebenaran informasi yang kau berikan ini, dari siapa kamu mendapatkan informasi serinci ini dalam waktu singkat?" kepala sekolah merasa ada sesuatu yang sedang disembunyikan oleh Ubay.

Ubay terdiam beberapa saat sampai kemudian membuka mulutnya ketika mendapat tatapan tajam dari pak Richard.

"Aku tak bisa mengatakannya atau membocorkan informasi mengenai dirinya karena sudah berjanji. Tapi bisa dipastikan bahwa semua informasi ini benar adanya!" jawab Ubay mantap yang bisa dilihat pak Richard bahwa Ubay juga memiliki pendiriannya.

Adith larut dalam pikirannya menerka-nerka semua hal yang bisa terjadi dan dari mana semua bermula serta bagaimana mereka mendapatkan informasi serinci itu.

"Baiklah, tidak masalah jika kamu tidak bisa memberitahuku. Tapi aku harap kalian semua berhati-hati dalam menangani kasus ini" pinta pak Richard mengingatkan mereka berdua.

Setelah selesai keduanya keluar secara bersamaan dengan Adith terus berjalan mantap keluar dari ruang kepala sekolah menuju ke ruang kelasnya. Begitu pula dengan Ubay yang langsung menghilang dari balik tembok.