Chapter 199 - Pergi dari Sini

"Baiklah... aku akan mengikuti permainanmu! Apa yang ingin kamu lakukan?" Alisya pasrah akan mengikuti keinginannya agar ia memiliki kesempatan untuk menyelamatkan Karin.

"Nah... gitu dong, jadi kita main menyelamatkan teman. caranya adalah aku akan bertarung dengan dia. Tentu saja aku akan menyesuaikan dengan kemampuannya, tetapi kau harus bisa meloloskan diri dari kawat itu secepatnya, karena setiap kali waktu berjalan aku akan meningkatkan kekuatanku. Cepat loloskan diri dan selamatkan sahabatmu, jika tidak kau yang akan menyesalinya sendiri." ucapnya dengan melemaskan lilitan kawat pada leher dan kaki kari sehingga Karin dengan cepat melepas lilitan itu darinya.

Alisya sudah menduga kalau permainan yang ingin dimainkannya pasti akan berhubungan dengan nyawa karena Ophelia sangat menyukai pertarungan nyawa. Akan tetapi jika dia tidak melakukannya maka hal yang lebih buruk juga tetap akan terjadi. Setidaknya dengan caranya dia masih punya kesempatan.

"Siap... Mulai" ucapnya memberi aba-aba pada saat Karin baru saja berdiri dari tempat duduknya.

Ia melesat dengan cepat melayangkan satu hantaman lurus menggunakan pisaunya yang mengenai bahu Karin yang belum sempat menghindar. Kakinya yang terluka menjadi penghambat gerakannya.

"Apa yang harus kita lakukan? kita sudah tak bisa melihat semuanya karena wanita itu menghancurkan alat yang ada pada Karin. Kacamata keduanya juga sudah lepas dan dihancurkan sehingga kita tak bisa menyaksikan semuanya!" Ucap Riyan panik saat sambungan mereka terputus namun masih bisa mendengar jeritan mereka dari alat peredam yang berada ditelinga Alisya.

"Kita tak punya jalan lain. Aku sudah melaporkan pada polisi tapi mereka hanya mengirimkan dua orang disana. Itu tidak akan cukup, mereka malah berpikir aku sedang mengirimkan panggilan main-main. Kita harus menghubungi Ayah Alisya dan juga Adith." ucap Zein cepat mengingat Alisya dan Karin sudah berada dalam bahaya.

"Bergeraklah cepat, loloskan dirimu dan selamatkan temanmu." ucapnya lagi yang kemudian maju melayangkan sebuah tendangan yang masih bisa ditepis oleh Karin.

Alisya sudah mulai bisa melonggarkan tali kawat duri yang melilit tubuhnya, namun masih tergolong lambat karena kawat itu cukup menancap dalam disekitar tubuhnya.

"Ah...." sebuah hantaman keras mengenai dada Karin. Meski ia terus berusaha menghindari semua tinju dan tendangan yang dilayangkan kepadanya, gerakannya tetap saja terlambat untuk bisa menghindar. Ophelia bukanlah lawan yang mudah bagi Karin.

"Kau bertahan lebih lama dari yang ku duga, kalau begitu saatnya menaikkan seranganku!" ucapnya menatap Karin dengan penuh semangat.

Kali ini ia melesat lebih cepat dari sebelumnya dengan segera melangkah kesana kemari dengan kecepatan tinggi menyayat-nyayat tubuh Karin sedikit demi sedikit. Gerakannya sangat cepat untuk bisa di ikuti oleh Karin sehingga ia susah untuk menghindari setiap hujaman pisau yang mengarah pada dirinya.

"Satu..." hitungnya sambil menghujamkan Pisau Belatinya tersebut ke tubuh Karin dengan sangat cepat namun masih dihindari oleh Karin dengan baik.

Alisya juga mempercepat gerakannya saat melihat Karin yang masih bisa menghindar sehingga secara perlahan kawat duri itu lepas dari bagian tangannya.

"Dua..." Ia melesat lagi cepat disamping kanan Karin dan Pisau belatinya menghujam di paha Karin dan langsung merobek pahanya cukup dalam. Karin langsung bertekuk sebelah kaki karena merasakan sakit.

"Tiga..." sebuah hantaman yang cukup keras kembali mengenai perutnya dan menyobek baju serta perut Karin. Bajunya cukup tebal sehingga hanya memberi kikisan yang cukup tipis.

"Empat... hahahahah!" ia mulai tertawa saat melihat Karin sudah semakin banyak mengalami luka-luka namun tak menghindar dan tak menjerit lagi seperti sebelumnya untuk membuat Alisya fokus meloloskan diri.

"Aku suka, ini sangat luar biasa! bahkan dia tak bergeming dan membiarkan tubuhnya tersayat-sayat agar kamu bisa meloloskan diri secepat mungkin. Ahh,, indah.. indah sekali. Daras segar itu terlihat indah sekali!!!" ucapnya yang dengan satu tendangan kuat Karin terlempar membentur dinding dengan sangat keras.

"Polisi... hentikan dan angkat tanganmu!!!" ucap nya sembari menodongkan senjatanya ke arah Ophelia.

"Pergi dari sini!!!!" teriak Karin berusaha mengingatkan polisi itu namun Ophelia bergerak terlalu cepat sehingga tanpa disadari oleh polisi itu, Ophelia sudah berdiri dibelakangnya dan lehernya sudah tersayat memancarkan darah yang segar.

"Aku tak suka ada yang mengganggu kesenanganku" ucapnya saat beberapa mobil polisi tampak sudah mulai berkumpul di depan rumah Bela dengan sangat cepat.

"Kau terlalu lambat, kau membuat semuanya jadi terlihat membosankan. Sepertinya sudah saatnya membunuh sahabatmu ini yah..." ia melangkah perlahan menghampiri Karin yang sudah tak mampu bergerak lagi.

Karin berusaha menjauh dari Ophelia dengan menyeret tubuhnya. Saat Ophelia sudah melewati Alisya, kawat duri itu terlilit cukup kuat pada bagian kakinya sehingga Alisya cukup kesulitan melepasnya.

"Akkkhhh,,,," Ophelia sudah menjambak rambut Karin dengan sangat kasar dan menaruh pisau belatinya pada leher Karin. Karin terbatuk-batuk saat jambakan Ophelia semakin memperlihatkan lehernya yang mulus.

Ophelia sengaja mengarahkan leher Karin dihadapan Alisya untuk membiarkan Alisya melihat Ophelia menyayat leher Karin. Karin meneteskan air matanya melihat Alisya yang sudah berteriak keras melepas dengan kasar kawat yang menancap di kakinya tersebut saat ia sekilas melirik ke arah Karin.

"Aahhh,, sebuah persahabatan yang sangat indah. Tapi semuanya harus berhenti sampai disini dulu." Ophelia langsung menguatkan sayatannya yang membuat leher Karin tampak sedikit mengeluarkan sedikit darah.

Dengan tersenyum senang ia mulai menggores leher Karin dari arah samping lalu tiba-tiba saja ia terhantam dengan keras melayang membentur dinding tembok dengan sangat kuat.

Hantaman itu meretakkan tulang rusuk serta dinding disekitarnya berdiri.

"Alisya..." ucap Karin dengan pelipis yang sudah berdarah menutup sebelah matanya sembari memegang lehernya yang sudah tersayat tipis namun tidak terlalu dalam.

Alisya berdiri dengan menatap tajam ke arah Ophelia. Energi tubuh Alisya keluar dengan begitu dahsyatnya membuat tekanan udara disekitar tubuhnya berhembus kuat menyelimuti tubuhnya.

"Alisya... jangan biarkan ion nano itu mengambil alih tubuhmu! Sadarlah Alisya..." Karin ingat bagaimana ion nano yang berhasil menguasai tubuh Alisya membuat Alisya menjadi sangat mengerikan dengan kecepatan, kekuatan dan keahliannya semakin bertambah besar namun membuat Alisya menjadi tak sadarkan diri dan bisa membunuh siapapun yang berada dekat dengannya.

Alisya tak mendengar ucapan Karin, ia perlahan maju dan membuang dengan kasar kawat duri yang melilit kakinya tadi. Karin bisa melihat bagaimana Kaki dan tubuh Alisya yang penuh akan sayatan lebih banyak dari pada tubuhnya mengalirkan darah yang membanjiri lantai. Ion nano ditubuhnya terlihat menutupi luka-luka ditubuh Alisya dengan membentuk benang-benang fibrin yang tampak jelas di mata Karin. Amarah Alisya sepertinya membuat ion nano ditubuhnya berevolusi dengan sangat cepat membuat tubuh Alisya tak merasakan sakit lagi.