Chapter 200 - Mutan Pembunuh

"Uhukkkk..." Ophelia terbatuk dengan sangat keras karena benturan itu. Namun matanya memancarkan sinar kenikmatan yang tiada tara. Ia tertawa terbahak-bahak seolah telah berhasil mencapai sesuatu.

"Bagus, Bagussss.. ini yang aku mau. Mari kita mulai pertarungan yang sebenarnya." Ophelia langsung melayangkan tendangan dengan sangat keras ke arah Alisya yang membuat Alisya terlempar dengan sangat kuat menghancurkan lemari kaca yang berada tak jauh dari sana.

" Alisya....hhhhh" Teriak karin saat melihat Alisya jatuh terungkur dengan pecahan kaca yang berjatuhan menimpa dirinya.

"Sepertinya kekuatanmu sedang tertidur. Apa yang mereka lakukan padamu sehingga Ion nano ditubuhmu tak memancarkan energinya dengan baik? semua energimu kacau balau. Alirannya terihat menekan pembuluh darahmu dengan sangat kuat seolah sedang mendorong keluar dan terus berusaha menghancurkan apa yang sedang menghambatnya sekarang. Luka luar takkan membuatmu merasakan sakit, tapi revolusi ion nano ditubuhmu memberikan efek seribu jarum menusuk seluruh inci tubuhmu." Ia menghampiri Alisya yang sudah bergeser dengan setengah posisi bediri.

Tak memberi kesempatan kepada Alisya, Ophelia dengan cepat melancarkan serangannya lagi. Ia melompat menghampiri Alisya dan dengan kuat ia melayangkan tendangan kebawah membuat Alisya dengan keras membentur ke lantai. Alisya terbatuk berusaha bangkit dan melayangkan pukulan dan tendangan ke arah Ophelia namun tidak memberikan dampak yang cukup kuat.

"Pukulan mu lemah, tendanganmu tak bertenaga dan tubuhmu bergetar. Apakah tadi hanya sebuah kebetulan saja?" tanya nya sembari terus menghujam tubuh Alisya dengan tendangan dan pukulan yang cukup kuat.

"Jangan lupakan aku!!!" Karin berhasil melayangkan sebuah tendangan yang dengan kuat mengarah ke kepala Ophelia yang membuatnya sedikit terlempar dan menjauh dari Alisya.

"Ah... kalian benar-benar membuatku muak!!" bentaknya sembari meludahkan darah akibat dari tendangan Karin yang cukup kuat.

"Alisya sadarlah...." Karin duduk bertekuk memegang wajah Alisya yang sedang memberontak melawan dirinya sendiri.

Karin tau Alisya masih berusaha keras melawan peredaran energi nano dalam tubuhnya namun kesadarannya perlahan menghilang yang terlihat tubuhnya mulai memperlihatkan perubahan pada bagian kulitnya. Karin tak tau pasti perubahan apa yang akan terjadi namun ia ingat betul Alisya pernah berkata bahwa nano dalam tubuh mereka yang tak terkendali akan membuat mereka berubah menjadi Mutan pembunuh.

Karin mencoba mengambil suntikan cairan penenang Alisya namun sudah tak berada di pahanya. Karin tak menyadari kalau kotak suntikan itu sudah tak berada disana. Seingat dia, Alisya hanya mengambil satu buah yang berarti masih ada dua buah lagi. Karin melihat kesekelilingnya namun tak melihat apapun disana.

"Kau mencari ini??? jadi ini cairan yang kalian gunakan untuk menghambat ion nano ditubuhnya?" Ophelia memegang dua buah suntikan yang sedang dicarinya lalu menghancurkannya hanya dengan menggunakan tangannya.

"Arrgggghhhhh....." teriak Alisya saat tubuhnya semakin bergetar hebat tak terkendali. Karin tak tahu apa yang sedang terjadi karena belum pernah ia melihat Alisya seperti ini sebelumnya.

"Alisya,,,, kau.... Bruuuakkkkk!!! Karin terlempar sangat keras karena tendangan Ophelia yang berhasil mendarat dipinggangnya mematahkan 3 tulang rusuk palsu milik Karin.

"Ini akan lebih baik dari pada suntikan yang sebelumnya!!!" Ophelia menancapkan suntikan dengan cairan berwarna biru menyala keleher Alisya dengan kasar.

Alisya berteriak meradang berguling-guling dengan tubuhnya memancarkan uap panas. Ia berteriak cukup keras saat cairan itu perlahan menjalar masuk kedalam tubuhnya.

"A,,, pa yang sudah kau la.. kukan pada nya??" Karin terbata-bata berusaha bangkit dari tempatnya.

"Aku memberinya suntikan anti nano yang akan memakan tiap inci nano didalam tubuhnya yang kemudian anti nano ini akan menembus membran otaknya dan meracuni jantung serta otaknya dan memacu aktifitas sel dalam tubuhnya yang kemudian dapat membuat tubuhnya menjadi.. BOOM!!!" Ophelia melebarkan tangannya yang membuat Karin paham bahwa maksudnya adalah tubuh Alisya akan meledak dan tercerai berai.

Saat ia sedang bercerita dan mendekat kearah Karin, beberapa kendaraan terdengar berhenti disekitar rumah Bella.

"Aku sudah cukup membuang banyak waktu. Sepertinya akan banyak orang berkumpul sebentar lagi, Pembantaian akan segera dimulai." ia tersenyum dengan sangat menakutkan yang membuat Karin merinding membayangkan apa yang sedang dipikirkan oleh Ophelia.

"Berhenti!!!" teriak seorang polisi yang berhasil masuk kedalam rumah Bella yang langsung melesatkan tembakannya kearah Ophelia. Ophelia mampu menghindarinya dengan cepat dan melayang ke arah Polisi tersebut dan langsung memutar lehernya. Melihat ada lagi yang masuk, dia dengan cepat menendang tangan polisi lain yang baru saja melewati pintu masuk dan mematahkan tangannya dan menendang tubuhnya dengan keras.

Melihat anggotanya berhasil dilumpuhkan, mereka langsung melayangkan banyak tembakan menembus pintu dan dinding kaca dari rumah Bella. Tembakan mereka tak terarah dan memecahkan semua barang yang berada didalam rumah bela. Karin cukup kesulitan menghindari setiap tembakan yang tak tentu arah masuk kedalam rumah Bella, untunglah ia masih sempat membuang diri kearah dapur dan bersembunyi di balik meja tembok. Karin sekilas melirik Alisya yang dalam keadaan meronta-ronta tak terkendali, untunglah posisinya yang terbaring membuat dia tidak terkena tembakan.

Rumah Bella seketika berubah menjadi area pertempuran yang membuat warga sekitar cukup panik.

"Tahan tembakan kalian, didalam masih ada masyarakat sipil. Mereka bisa terkena tembakan sembrono kalian!" teriak Ayah alisya yang baru saja datang karena kemacetan dan kerumunan yang membuatnya tak bisa menembus dengan cepat. Melihat komandan tertinggi datang, mereka dengan cepat menghentikan tembakan mereka.

"Lesham!!!" nenek Alisya berteriak keras ke arah Ayah Alisya agar bisa mendapat akses masuk. Ia datang bersama kakek Alisya dan Riyan, Rinto serta Zein.

"Biarkan mereka masuk!!!" Teriak ayah Alisya kepada anggotanya yang sedang berjaga pada Garis Polisi.

"Bagaimana keadaan didalam sana?" tanyanya begitu sampai dihadapan ayah Alisya sedang Zein langsung membuka laptopnya dan mengirimkan drone yang dikendalikan oleh Riyan serta robot tikusnya yang dikendalikan oleh Rinto kedalam rumah Bella.

"Aku juga tidak tau bu, begitu aku datang keadaanya sudah sekacau ini. Aku juga tak bisa memastika bagaimana keadaan Karin dan Alisya didalam." ayah Alisya menatap penuh rasa khawatir ke arah rumah Bella.

"Bagaimana?" Tanya riyan yang tak bisa melihat dengan jelas dari pengendali Drone yang ia pegang.

"Arahkan lebih dekat lagi ke jendela rumahnya!!!" pinta Zein cepat ketika tak bisa melihat dengan jelas karena asap yang ditimbulkan dari bekas hujaman tembakan yang bertubi-tubi dirumah Bella.

Riyan dengan segera mengarahkan dronenya lebih dekat ke arah jendela rumah Bella namun baru saja ia terlihat sudah berada posisi yang pas, drone miliknya tiba-tiba meledak dan rusak. Hal yang sama yang terjadi pada robot yang dikendalikan oleh Rinto yang rusak satu-persatu.