Chapter 206 - Pertunjukan

Saat semua sudah bersiap di atas panggung yang dibuat oleh Zein, Riyan dan Rinto dengan ukuran yang tidak terlau besar, beberapa pasien sudah mulai berkumpul setelah mendapatkan informasi langsung dari kepala Rumah Sakit yaitu Karan sendiri.

Tampak disana Beni mulai memainkan drum untuk mengetes bunyi dan kesiapannya, Riyan yang memetik metik gitar untuk menyesuaikan dengan kuncinya dan disebelahnya ada Zein yang sedang menekan tuts demi tuts piano itu.

Melihat mereka berempat sudah berada di atas panggung sudah membuat seisi rumah sakit terpana karena ketampanan mereka.

"Kapan mulainya? Kita udah nggak sabar nih..." Ucap seorang pasien anak dengan suaranya yang nyaring.

"Bentar yah dek.. kalau semuanya tidak di setel... Nanti suara dari musiknya sumbang dan yang lainnya malah jadi malas ngedengerinnya." Gina duduk disamping si pasien untuk mencoba menjelaskan dengan lembut.

"Kakak main biola? Emang kakak bisa?" Tanyanya dengan nada meremehkan. Gina hanya mampu menggertakkan giginya mendengar ucapan anak itu dan tak bisa menjawab.

"Sabar, sudah begitu anak-anak!" Ucap Gani mencoba untuk menenangkan Gina.

"Woow... Kakak ini kan gitar listrik, iya kan?" Tanya anak lain dengan penuh antusias.

"Iya benar, kamu juga tau tentang gitar ternyata!" Puji Gani dengan penuh semangat.

"Hebat, kakak bisa memainkan ini itu artinya kakak hebat sekali... Aku pengen bisa main musik seperti kakak!" Ucapnya lagi dengan memandang gitar di tangan Gani dengan tatapan membara.

"Tentu saja kamu bisa jadi pemain gitar handal nanti, tapi untuk sekarang kamu harus rajin minum obat biar kamu bisa sembuh dan bisa keluar dari rumah sakit ini terus belajar bermain gitar dan menjadi gitaris terkenal sedunia!" Suara Gani yang lemah lembut setengah terduduk saat berbicara dengan anak-anak itu sangat membuat mereka menjadi semangat.

"Aku,, aku juga,, aku akan melakukan hal yang sama dan muali hari ini aku akan semakin rajin minum obat!" Jawab yang lain tak kalah antusias.

"Aku juga, aku takkan kalah dari dia!" Ucap yang lainnya.

Semua anak-anak yang mendengar kalimat Gani seketika menjadi sangat bersemangat dan berjanji untuk menjadi anak yang baik dengan menuruti para suster saat memberi mereka obat.

"Kau hebat juga bisa membakar semangat mereka!" Emi tersenyum dengan tingkah Gani yang sangat menyentuh dengan kata-katanya kepada para anak-anak pasien yang sedanang duduk untuk menyaksikan mereka.

Agar tak meresa jenuh dan menunggu lama, Gani mulai mengajari mereka satu persatu lagu anak-anal yang membuat para orang tua yang melihat tingkah mereka tak berhenti tertawa dan tersenyum bahagia.

"Sepertinya dia ada bakat jadi guru PAUD!" ketus Gina yang dengan gampangnya tertolak oleh para anak-anak itu sedangkan Gani malah disenangi dengan mudahnya.

"Yang lainnya sudah siap?" tanya Aurelia saat melihat beberapa dari mereka belum ada yang datang.

Mereka akan menampilkan sebuah paduan suara mengenai lagi... Lagu yang sengaja mereka persipakan untuk membuat semua pasien yang ada dirumah sakit ini dari yang tua hingga yang muda merasa lebih terhibur dan bersemangat.

"Baiklah semua, berhubung semuanya sudab berkumpul disini. Maka acaranya segera kita mulai untuk itu para suster dan perawat yang lain bisa tolong diarahkan mereka untuk menempati beberapa tempat yang masih kosong dan kalian juga di persilahkan untuk ikut bersenang-sennag bersama!" ucap Zein membuka acara sebagai MC.

"Daan.. yang buka acara kita pada hari ini, mari kita sambut dokter ganteng sekaligus kepala rumah sakit Reynand. Dokteeerrr... Kaaraaannn!" Teriak Rinto dengan penuh semangat yang menyilahkan Karan untuk naik ke atas panggung untuk membuka acara pada hari itu.

"Okeeh,,, terimakasih semuanya, semoga acara hari ini akan sangat menghibur bagi kalian semua. Karena kita disini untuk menghibur maka tidak perlu dramatis dan formalis dalam membuka acara jadi kita langsung saja... Maiinkan musiknyaaa!!!!" ucap Karan setengah berteriak untuk langsung memuali acara mereka.

"Nyanyikan sebuah lagu untuk kami Dookk!" Teriak anak-anak yang di setujui oleh bapak serta ibu-ibu yang menonton.

Karan tersenyum sebentar namun kemudian beterpuk tangan sambil.menyanyikan sebuah lagu bertema kanak-kanak yang sangat terkenal dan musiknya yang membuat semua orang perlaha larut dalam permaina suara Karan untuk menghibur.

Setelah selesai, Karin serta beberapa dari teman-temannya langsung naik ke atas panggung menggantikan Karan untuk memuli pertunjukan berikutnya. Mereka dengan cepat menciptakan drama komedi yang membuat mereka semua tertawa terbahak-bahak karena acting Beni dan Feby yang menggelitik.

Setelah itu dilanjutkan degan Yogi yang menyanyikan sebuah lagu dangdut yang semangat yang membuat beberapa ibu-ibu pasien serta bapak-bapak pasien ikut bergoyang sesemangat goyangan Yogi karena pemilihan lagunya yang tepat.

"Wah... siapa mereka? kenapa tampan sekali? baru kali ini aku melihat pria setampan itu." seorang perawat berkata dengan tatapan terpesona saat melihat Adith datang bersama Ryu.

"Apa yang terjadi hari ini? kenapa daun muda telihat begitu menyegarkan? Oh ya ampun aku nyesel udah lahir lebih dulu!" ucap perawat lain tak kalah antusiasnya.

"Apa yang harus aku lakukan??" seorang wanita menatap penuh lapar.

"Ada apa?" tanya wanita lain yang melihat dengan tatapan bingung pada wanita disebelahnya.

"Aku sepertinya ingin kembali kemasa muda ku skearang biar bisa bersma mereka!" ucapnya memeganh kedua pipinya seolah merasa malu.

"Susterrr... ibu ini saraf otaknya putus!!!" teriak wanita dengan penuh semangat yang seketika membuat mereka semua tertawa karena tingkah mereka berdua.

Alisya juga datang setelah berganti baju dengan memakai baju kaos putih panjang dengan bawahan Rok lebat berwarna merah yang sangat pas ditubuhnya sehingga ia terlihat anggun dan menawan.

Ketiganya naik ke atas panggung degan Adith memegang mik bersama dengan Alisya dan Ryu. Ketiganya melirik kepada semua teman-temannya yang sudah siap memainkan alat musik masing-masing.

Zein bermain Piano, Gina bermain Biola, Gani bermain gitar listrik, Rinto bermain Gitar bas, Beni bermain Drum, dan Yogi bermain seruling. Aurelia memainkan kerincing, Adora bermain cello,, Feby memainkan saksofon dan Emi memainkan harpa dan Akiko memainkan harmonika. Mereka semua bermain dengan harmonisasi layaknya sebuah pertunjukan orkestra.

Mereka bertiga langsung menyanyikan lagu "Jangan Menyerah" yang membuat mereka larut dalam kemerduan suara Adith dan Alisya serta Ryu. Suara ketiganya seolah merasuk kedalam tubuh mereka, mereka mengangkat kedua tangannya dan melambai ke kiri dan ke kanan mengikuti setiap irama lagu yang mengalun dengan indah.

Nenek dan tante Alisya ikut larut didalam pertunjukan mereka, begitu pula seluruh orang yang berada dirumah sakit saat itu bersyukur karena bisa menyaksikan sebuah pertunjukan yang mungkin akan sulit mereka saksikan dan harus membayar mahal karenanya.