Chapter 208 - Toilet Perempuan

Putus asa, Alisya menuju toilet umum dengan berjalan gontai. Ia masuk bukan karena ingin buang air kecil namun karena ingin menghindari Adith. Alisya mencuci wajahnya dengan kasar dan frustasi.

Fikirannya tidak pernah bisa fokus sejak ia memikirkan bagaimana Adith melihat tampilannya saat mengalami perubahan yang tentu akan membuat siapapun ngeri dan takut padanya. Alisya memukul westafel dengan sangat kuat yang membuat westafel itu jadi sedikit miring dan setengah rusak.

Alisya kaget dan langsung mencoba memperbaiki westafel itu. ia tidak menduga bahwa hanya dengan kekuatannya bisa menghancurkan westafel tersebut.

"Apa ini? apa ini efek dari perubahan drastis kemarin? atau efek lain? Bagaimana cara memperbaiki westafel ini... ughh!." keluh Alisya saat akhirnya bisa memperbaiki westafel tersebut keposisinya sedang untuk sebagian yang rusak ia berpikir untuk harus bersujud pada Karan.

Alisya bersiap untuk keluar dari toilet namun malah tertahan dan bersandar di pintu masuk toilet.

"Arrghhhh,, aku masih tidak bisa menatap Adith saat ini. Aku tak bisa terus menghindarinya, aku tidak yakin bagaimana perasaanya saat melihatku saat itu mungkin saja dia merasa ngeri atau mungkin lebih dari itu sedang aku, aku malah terpesona setiap kali melihatnya!" Alisya menutup wajahnya dan jatuh meluncur memikirkan kebodohan dirinya.

"Jantungku tak pernah berhenti berdetak setiap kali aku melihatnya, tapi fikiranku juga tak pernah berhenti mengingat semua peristiwa tentang perubahan itu. Ahhhhh... aku ingin bertanya kepadanyaaa!!!! Tapi bagaimana? gggrrrrr aku bingungng!!! Alisya berdiri lagi dari tempatnya dan menyemangati dirinya sendiri. Dia gusar dan kacau sendiri didalam toilet.

"Oke, untuk beberapa hari ini anggap saja dia tidak ada! kita bisa menanyakannya nanti kan? tenangkan dulu dirimu, sekarang saatnya... eh eh eh.." Alisya terdorong kebelakang ketika seseorang membuka pintu toiletnya. Dia segera menyeimbangkan tubuhnya agar tidak terjatuh kebelakang dan langsung menghadap kepintu masuk.

"Aku lelah menunggumu mengomel dari balik pintu itu!" Adith masuk kedalam toilet dimana Alisya sedang menatap dengan mata yang membesar tak menyangka kalau Adith akan menyusul dirinya disana.

Alisya yang kaget mundur selangkah dari hadapan Adith yang sudah mengunci pintu dari dalam. Pintu toilet itu adalah pintu geser yang memiliki sistem tekhnologi tinggi yang akan tekunci jika seseorang mengaktifkan tombol close dari dalam sehingga orang luar takkan bisa membuka pintu itu.

"Aku bingung kenapa seharian ini kau terus saja menghindariku bahkan terlihat menghindari juga tatapanku! Adith maju selangkah mendekat kepada Alisya dengan tatapan kesal. Tatapan Adith nampak menusuk kedalam jantung Alisya yang membuat Alisya bersusah payah untuk menelan ludahnya karena takut.

"Awalnya aku hanya merasa kalau kau mungkin masih belum terlalu tersadar dengan baik sehingga aku membiarkannya dalam waktu lama!" Adith maju lagi selangkah yang membuat Alisya menjadi lebih takut dan tubuhnya bergetar hebat.

"A... Ad.. Adith sadarlah, ini toilet perempuan! ka.. kauhh tak seharusnya masuk kesini." Ucap Alisya gagap mendengar ritme jantung tegas dari Adith. Alisya mundur lagi selangkah setiap kali Adith maju lebih dekat dengan dirinya.

"Tapi sepertinya aku melihat kau hanya menghindariku saja dan dengan santainya kau mengajak orang lain berbicara!" Adith semakin membuat Alisya terpojok di tembok tanpa memperdulikan Alisya yang sudah bergetar.

Melihat dirinya sudah terpojok dan tak bisa kemana mana lagi, Alisya membentuk pertahanan diri dengan menaikkan tangannya untuk menjaga agar tubuhnya tak terlalu berada dekat dengan dirinya.

"Waahh... sejak kapan anak ini memiliki dada yang sebidang ini? woww.. otot-ototnya kuat dan..." batin Alisya terus meremas perlahan dada Adith yang cukup bidang. Dia yang tak pernah menyentuh orang lain sebelumnya menjadi sangat tertarik dengan dada bidang Adith.

Adith tersenyum dengan nakal lalu memajukan tubuhnya untuk berbisik ke telinga Alisya.

"Jika kau memegang dadaku seperti itu, kau bisa membuatku tidak akan mampu mengendalikan diriku lebih lama!" suara Adith yang lembut namun terdengar sedang meledek membuat Alisya sadar dan langsung mendorong dada Adith dari hadapannya.

Adith terdorong kebelakang mengikis lantai menggunakan sepatunya. Beruntunglah dia mampu menjaga keseimbangannya sehingga tak terjatuh. Kekuatan Alisya tampak belum bisa ia kendalikan. Adith cukup terkejut akan kekuatan Alisya saat mendorongnya namun dengan cepat mengatur ekspresinya agar Alisya tak merasa tak nyaman.

"Ah,, maaf... aku tak bermaksud untuk..." Alisya dengan cepat menghampiri Adith untuk meminta maaf.

"Sepertinya kau harus diberi hukuman hari ini." Adith langsung mengambil tangan Alisya dan menempatkannya ke dinding toilet lalu mengunci kebebasannya untuk bergerak.

Adith dengan cepat memajukan wajahnya mendekati leher Alisya. Alisya tdk tau apa yang harus ia lakukan karena jika dia berontak maka kemungkinan besar ia bisa menyakiti Adith lagi, namun jika ia membiarkan Adith, Alisya tak tahu apa yang akan dilakukannya.

"Adith, sadarlah... apa yang akan kau lakukan?" Alisya berusaha untuk mengingatkan Adith agar tidak bertindak terlalu jauh.

Adith tidak mendengar dan hanya terus mendekatkan diri kepada Alisya dengan seketika yang membuat Alisya bisa merasakan hembusan nafas Adith dilehernya. Tak tahan lagi Alisya langsung memfokuskan dirinya dan dengan sedikit dorongan dia langsung membalikkan Adith.

Posisi mereka berubah dimana Adith kini terpojok di dinding. Menatap wajah Adith yang tampan dan mempesona karena senyumannya, Alisya tak bisa menahan diri lagi dan langsung berlari menuju ke pintu toilet.

Adith lari tepat dibelakang Alisya dan menekan tombol close sehingga Alisya masih belum bisa meloloskan diri. Tidak mau kalah, Alisya berusaha mencoba sekali lagi dan kembali berhasil menekan tombol opennya. Tapi Adiht juga tak memberikan kesempatan untuk Alisya keluar sehingga pintu yang belum sempat terbuka malah tertutup kembali.

"Ku mohon biarkan aku pergi Dith..." Alisya memohon kepada Adith untuk meloloskan dirinya dari sana.

"Tidak, kau masih punya utang untuk menjelaskan padaku apa maksud dari sikapmu itu, jika tidak aku takkan pernah membiarkan kamu keluar dari sini." tegasnya kepada Alisya yang terus berontak menghindarinya.

"Kenapa kau keras kepala sekali sih?" bentak Alisya dengan kesal kepada Adith. Melihat ada sedikit peluang, Alisya dengan kekuatan penuh langsung menekan kembali tombol open pada pintu toilet yang malah menjadi rusak karena dirinya.

"hhaaahhh?? kenapa? masa iya rusakkk? ucap Alisya dengan kejadian tak terduga itu. Awalnya Adith cukup terkejut akan hal itu, namun kemudian tersenyum penuh kemenangan. Ia menaruh tangannya menghalangi pintu dan bersandar menghadap kearah Alisya.

"Apa yang akan kau lakukan sekarang? sepertinya nasib sedang memihak kepada kita saat ini" Adith tertawa melihat wajah putus asa Alisya yang menatap kosong pada pintu yang sudah terlihat koslet dan memercikkan kembang api.