Chapter 209 - Dag Dig Dug

Alisya menatap Adith dengan tajam dengan kesal. Karena kenakalannya dan keusilannya mereka berdua akhirnya terkunci berdua di toilet perempuan. Alisya tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi orang-orang saat menemukannya bersama dengan laki-laki didalam toilet perempuan.

"Kau bawa hp nggak?" tanya Alisya pada Adith sembari memeriksa Adith dari depan dan belakang.

"Hei, hei hentikan! kau bisa salah pegang nanti" ucap Adith memperingatkan Alisya dengan cara menggodanya.

"Kau mau kita terjebak disini terus? cepat berikan hp mu!" Alisya meminta dengan tidak sabar.

"Iya, iya, oke. Bentar ..". Adith memeriksa kantong celana depan serta belakang dan bagian dalam kemejanya namun tak menemukan apapun. Iya baru ingat kalau tadi saat menyingkirkan laptopnya, tanpa dia sengaja ia menaruh Hp nya juga disana.

"Apa? bagaimana?" tanya Alisya melihat Adith hanya terdiam membeku ditempatnya.

"Aku tidak membawanya, tadi aku menaruhnya bersama dengan laptop yang aku singkirkan!" ucap Adith sambil tersenyum konyol.

"Jenius sekali, sekarang karena kamu kita malah terjebak didalam toilet. Entah siapa yang akan kemari karena toilet ini adalah toilet khusus pegawai cleaning service sedang mereka sekarang sementara membersihkan tempat acara tadi. Dan tidak ada yang bisa memastikan kalau mereka akan masuk kemari." Alisya bersandar diding pasrah.

"Kenapa kau sampai sepasrah itu? bukankah ada alat peredam di telingamu?" Adith maju mendekati Alisya dan langsung mengucir rambutnya ke telinga Alisya untuk bisa melihat alat peredam ditelinganya namun tidak ada.

Tindakan Adith yang terlalu mendadak membuat jantung Alisya berdetak dengan sangat kencang. Aura Adith yang semakin kuat dan tubuhnya yang semakin kokoh terpancar keluar menampilkan seorang laki-laki yang sangat maskulin membuat Alisya seolah tak bisa mengendalikan perasaannya kepada Adith.

"Dag, dig, dug, dag, dig, dug!" bunyi jantung Alisya yang sangat kencang membuat Adith bisa mendengarnya dengan jelas saat dia berada sangat dekat dengan Alisya. Adith tersenyum mendengar detak jantung Alisya. Ia merasa gemas dengan tingkah Alisya yang terlihat berusaha keras mengendalikan dirinya saat ini.

"Apa sih.. kenapa kau tiba-tiba bertingkah seperti itu?" Alisya langsung bergeser menjauhi Adith karena malu. Alisya mulai jengah dengan sikap Adith yang profokatif. Ia ingin sekali membalas sikap Adith namun masih belum bisa memikirkan tindakan apa yang tepat untuk membalasnya.

"Apa yang kau pikirkan sebenarnya dengan terus menjauhi ku seperti itu? tidak kah kau lihat kita sedang berada didalam toilet yang tidak begitu luas dan hanya berdua saja tanpa bisa keluar dari arah manapun?" Adith kembali melangkahkan kakinya mendekati Alisya. Dan lagi-lagi Alisya harus terpukul mundur karena sikap Adith saat ini.

Alisya merasa harus melakukan sesuatu untuk mengalihkan perhatian Adith namun semakin Adith mendekati dirinya, semakin sulit untuk ia mencari sebuah penyelesaian. Saat ia semakin terpojok ke dinding untuk yang kesekian kali, Alisya langsung bersuara lirih.

"Apa kau tidak takut padaku?" tanya Alisya dengan tatapan tajam yang langsung mengarah ke mata Adith. Adith bisa mencium aura Alisya yang lebih tegas dibanding sebelumnya.

Adith hanya terdiam meski tau arah pembicaraan Alisya, ia merasa tak perlu menjawab apa yang sedang dibicarakan oleh Alisya.

"Kau sudah melihat bagaimana perubahanku bukan? apa kau tidak takut padaku? kau tak merasa ngeri berteman dengan seorang monster seperti diriku!" Alisya sengaja menyerang Adith dengan banyak pertanyaan untuk mengalihkan perhatian Adith.

"Kenapa kau menanyakan itu?" Adith langsung memalingkan wajahnya. Alisya tersenyum kecut melihat reaksi Adith saat itu. Tidak bisa dipungkiri kalau dia juga mungkin akan melakukan hal yang sama setelah melihat perubahan besar yang terjadi pada dirinya terakhir kali.

"Sudah ku duga, kau pasti tetap akan memikirkan hal itu meski sekarang kau berusaha keras untuk mencoba berada didekatku. Kau talk perlu berusaha dengan sangat keras untuk menyembunyikan semua ekspresi itu. Aku paham kau akan menghindariku karena hal tersebut. Aku sangat bahagia meski saat ini kau hanya sedang berusaha keras untuk berpura-pura, tapi aku rasa kau sudah terlalu berlebihan. Sebaiknya kau hentikan saja semua itu dan kau bebas mengambil jalanmu dan melakukan apapun yang kau mau tanpa..." kalimat Alisya langsung terhenti karena Adith sudah menarik tangannya lalu membungkam mulut Alisya dengan bibirnya.

Adith tidak menggerakkan bibirnya dan hanya menempelkannya begitu saja karena refleks. Bahkan Adith pun terkejut dengan apa yang sedang ia lakukan. Mendengar semua ocehan Alisya yang tanpa henti membuat Adith tidak mampu menahan diri lagi sehingga tanpa sadar ia langsun mencium bibirnya.

"Maafkan aku,, aku tidak bermaksud untuk..." Adith sadar akan kesalahannya yang sudah mencium Alisya secara tiba-tiba.

Wajah Alisya memerah membuat wajahnya terlihat seperti udang rebus dan hawa tubuhnya meningkat dengan drastis. Alisya merasa kepalanya akan segera meledak akibat apa yang baru saja dilakukan oleh Adith.

"A,, Alisya.. ummm... Alisya!!! kau baik-baik saja kan? maafkan aku, aku..." Belum selesai Adith berkata sebuah ketukan terdengar dari luar karena memaksa ingin masuk kedalam toilet. Alisya yang terdiam membeku membuat Adith semakin panik.

"Ada orang didalam?? buka pintunya...?" ucap seseorang lagi. Adith bingung akan apa yang harus dilakukan sedang dirinya sedang berada didalam toilet perempuan saat ini.

Tak punya pilihan lain, Adith meninggalkan Alisya yang masih berdiri dalam dia menuju ke pintu toilet.

"Maaf, bisa buka pintunya? kami terjebak didalam.. aku datang untuk membantu teman saya membuka pintu ini karena tadi sempat terkancing tapi kami malah jadi terjebak bersama didalam!" pinta Adith yang sempat membuat bingung seroang cleaning service itu.

Merasa ada yang kurang beres, Ia dengan cepat menuju ke keamanan rumah sakit dan menghubungi kepala rumah sakit. Mereka akhirnya datang secara bersama-sama untuk membuka pintu toilet tersebut.

"Kalian baik-baik saja?" tanya Karan ingin memastikan keadaan mereka meski penasaran kenapa seorang pria bisa terjebak didalam toilwt perempuan.

"Ummm.. kak Karan, kami baik-baik saja tapi kuncinya rusak dari dalam!" suara Adith langsung membuat Karan bingung.

"Adith bagaimana kamu bisa terjebak disitu? apa kau bersama Alisya? karena yang lain sudah mencarinya dari tadi." tanya Karan setelah mengenali suara Adith.

"Ya, aku sedang bersamanya sekarang, tapi aku tak tahu apa yang sedang terjadi dengannya sekarang. Dia hanya terdiam ditempatnya tak bergerak." ucap Adith yang panik melihat Alisya.

Mendengar itu Karan dengan segera meminta keamanan untuk membuka paksa pintu toilet itu meski harus menghancurkan pintu toiletnya. Setelah 3 kali gebrakan, pintu itu akhirnya roboh yang membuat Karan bisa melihat Alisya yang sedang berdiri dengan ekspresi terkejut sedangkan Adith memandang dengan ekspresi panik.