Chapter 210 - Bagaimana Kalian Tahu?

"Apa yang terjadi dengan Alisya?" Karan masuk melihat ekspresi Alisya yang masih berdiri membeku dengan tatapan Shock.

"Aku juga tidak tau, tadi ada sesuatu dan tiba-tiba dia sudah seperti itu!" ucap Adith panik tak tahu bagaimana ia harus menjelaskannya kepada Karan.

"Tapi kalian tidak terluka atau bagaimana kan?" tanya Karan sekali lagi sambil menyelidik dari atas sampai kebawah pada Adith dan Alisya.

"Aku baik-baik saja, tapi Alisya belum bergerak dari tadi. Aku takut terjadi apa dengan dia!" Adith semakin bingung dengan sikap ambigu yang ditunjukkan oleh Alisya. Tidak mungkin baginya untuk menjelaskan kepada Karan kalau Alisya dalam keadaan seperti itu setelah dia menciumnya.

Karan mengira kalau tubuh Alisya sedang kaku dan tak bisa bergerak, namun setelah ia mencoba untuk mengangkat, Alisya langsung berjalan dengan sendirinya. Karena tak tahu apa yang harus dilakukan, Adith dan Karan hanya mengikuti Alisya dari belakang dengan tatapan waspada, bingung sekaligus khawatir.

Orang-orang yang masuk bersama Karan kedalam toilet pun hanya saling pandang tak mengerti akan apa yang sedang terjadi.

Alisya terus berjalan dengan tatapan kosong dan ekspresi yang tak bisa diterjemahkan oleh orang yang melihatnya. Bahkan nenek yang tak sengaja berpapasan dengannya saat mencari Alisya juga kebingungan dengan ekspresi Alisya.

"Apa yang terjadi? Dari mana saja dia?" tanya nenek Alisya melihat sikap Alisya yang aneh.

"Aku menemukan dia terjebak didalam toilet bersama Adith." Ungkap Karan yang terus menatap Alisya dari belakang punggungnya.

Alisya tiba-tiba terhenti dan berbalik kepada Adith, Karan dan neneknya.

"Stoppp, biarkan aku sendiri dulu!!!" ucap Alisya datar. Melihat Alisya yang pergi berjalan gontai membuat neneknya membuntutinya dari jauh karena khawatir.

Mendengar itu Adith merasa semakin panik tak tahu apa yang harus ia lakukan, bagaimana kalau Alisya sudah membencinya sekarang, bagaimana kalau dia tak mau lagi bertemu dirinya keran sudah berbuat tak sopan pada Alisya dan bagaimana jika Alisya mengalami shock mental yang sangat kuat dan menjadi trauma karenanya. Adith larut dalam pikirannya sendiri saat Karan terus memanggil namanya.

"Kalian berdua kenapa sih???" tanya Karan semakin bingung melihat tingkah mereka berdua.

"A... aku baik-baik saja kak! Maaf karena sudah membuatmu khawatir, a ha ha ha... sebaiknya aku mencari udara segar dulu sekarang!" Adith pamit dari Karan dengan tertawa canggung yang membuat Karan merinding.

"Hahhhh??? Sejak kapan kamu memanggilku kakak? Hei kamu mau kemana, jelaskan dulu apa yang terjadi?" Karan berusaha menghentikan Adith yang pergi tanpa menjelakan apa yang sedang terjadi sebenarnya.

"Kenapa kak?" Karin muncul bersama Aurelia dan Adora saat yang lainya sedang memberikan pelajaran tambahan kepada Ryu sebagai persiapan untuk mengikuti perlombaan tingkat Nasional nantinya.

"Adith dan Alisya, aku menemukan mereka terjebak didalam toilet bersama dan sekarang sikap mereka sangat Aneh. Bahkah Alisya lebih parah lagi." Ucap Karan memikirkan ekspresi keduanya.

"Aneh? Aneh gimana kak? Tapi kenapa kakak tidak periksa aja tadi? Kakak tau kan Alisya punya trauma terhadap Gudang? Jangan sampai dia seperti itu karena itu!" Tegas Karin mengingat bagaimana Alisya sangat trauma jika terkunci atau terjebak didalam suatu tempat.

"Kenapa aku melewatkan itu tadi? Tapi entah kenapa dia tak terlihat seperti itu. Ekspresinya jauh lebih berbeda dengan apa yang kamu khawatirkan!" terang Karan mengingat persis bagaimana reaksi Alisya jika dia sedang dalam keadaan mengalami trauma mental akibat terkunci atau terjebak di dalam gudang.

Karin terdiam memikirkan segala kemungkinan yang bisa terjadi sampai Karan terlihat sangat khawatir dengan Alisya. Namun entah kenapa ia tak bisa menemukan kemungkinan itu hanya berdasarkan apa yang dikatakan oleh kakaknya saja karena Alisya hanya memiliki satu masalah yaitu traumanya terhadap masa lalunya, atau jika ada kemungkinan lain dan itu adalah...

"Adith???" ucap Karin setelah teringat bagaimana Alisya selalu kelabakan setiap kali berhadapan dengan Adith begitu pula sebaliknya.

"Adith juga memiliki ekspresi yang tak jauh berbeda, namun jika kau lihat wajahnya menunjukkan rasa bersalah yang sangat tinggi entah karena apa!" lajut Karan lagi.

"Apa Alisya memiliki ekspresi seperti ini?" tanya Aurelia sambil memberi contoh pada wajahnya.

"Iya persis seperti itu, tapi ekspresi Alisya jauh lebih kuat dan lebin tertekan lagi." Ungkap Karan mengingat wajah Alisya sebelumnya.

"Apa ekspresi Adith juga seperti ini?" tanya Yogi yang tiba-tiba muncul padahal sedari tadi dia sudah berada disana mengamati dari jauh pembahasan mereka. Namun ketika melihat Aurelia menebak seperti apa yang dipikirkannya, dia langsung tertarik untuk ikut mencontohkan ekspresi Adith.

"Bagaimana kalian tahu? Apa kalian juga tahu apa yang sedang terjadi kepada mereka?" tanya Karan membenarkan Aurelia dan Yogi.

"Apa kau memikirkan seperti apa yang sedang aku pikirkan sekarang melihat apa yang sedang di tunjukkan oleh Aurelia dan Yogi?" bisik Adora ditelinga Karin setelah mengamati pembahasan mereka.

"Aku sudah menebaknya sejak tadi, tapi tidakkah kau merasa ini terlalu konyol?" tambah Karin lagi yang sudah mulai tak bisa menahan tawanya.

Mendengar Karan yang mengiyakan tebakan Aurelia dan Yogi membuat Aurelia dan Yogi berpandangan dengan tatapan Blush yang kemudian membuat keduanya tertawa renyah. Karin dan Adora pun tak bisa menahan rasa tawanya lagi setelah melihat ekspresi malu pada Yogi dan Aurelia.

Karan yang bingung hanya menatap mereka secara bergantian, namun karena ia tak bisa memahami apa yang sedang mereka tertawakan membuat Karan jadi merasa kesal.

"Ada apa sih??? Kenapa kalian malah tertawa sekarang? Apa kalian tidak mengkhawatirkan Adith dan Alisya sekarang? Terlebih Alisya yang baru saja melewati masa kritisnya. Aku tau kalau sahabat terkadang bisa bersikap sangat menyebalkan, tapi cara kalian ini sudah sangat keterlaluan. Kamu juga!!!" Karan menceramahi mereka dengan ekspresi serius dan mencubit pipi Karin karena jengkel.

"Auhhh,, apa sih kak. Sakit tau! Kakak sih kurang peka, yah... mau gimana lagi, kakak kan taunya hanya pelajaran, pekerjaan dan Karier jadi tentu saja kakak tak akan peka terhadap hal ini" ucap karin menahan tawanya karena tak ingin membuat Karan tersinggung.

Adora dan yang lainnyapun ikut berhenti tertawa mengingat Kara sedang menganggap serius masalah Adith dan Alisya.

"Maaf yah... kakak itu seorang dokter spesialis bedah, bukan dokter syaraf atau psikologis. Itu urusan ayah!" tegas Karan mengelus pipi Karin sembari menggertakkan giginya semakin geram.

"Kakak nggak usah khawatir, biar kami yang menemui mereka." Ucap Karin mencoba menenagkan Kaakaknya.

"Untuk Adith, sepertinya aku tau apa yang harus dilakukan!!!" senyum Yogi yang membuat Karin dan Adora serta Aurelia ikut tersenyum simpul sedang terpaksa Karan mengikut saja.