Chapter 211 - Ciuman Pertamaku

"Dasar bodoh!! Apa yang baru saja dilakukan oleh Adith, ya ampun... Dia membuat ku gila! Selama ini aku sudah mempersiapkan jantungku, tapi kenapa dia melakukannya dengan tiba-tiba seperti itu sih?" Alisya terus berjalan dengan fikiran yang kalut yang kemudian kosong tak tahu apa-apa lagi dalam otaknya sekarang. Yang ia pikirkan hanyalah rasa hangat dari bibir Adith yang menyetrum seluruh tubuhnya.

"Otakku dan Syarafku rasanya sudah menghangus sekarang!!!" batin Alisya lagi berjalan menuju ke kamarnya.

"Nenek... mana Alisya?" tanya Karim saat menemukan nenek Alisya sedang berjalan bolak balik di koridor rumah sakit.

"Ada di dalam kamarnya! Apa yang sedang terjadi sebenarnya? kenapa dia seperti itu?" tanya neneknya khawatir.

"Nenek tidak usah khawatir, dia baik-baik saja kok! Biar kami yang menemuinya!" tegas Aurelia menenangkan nenek Alisya. Karin mengangguk pelan untuk meyakinkan nenek Alisya.

Melihat tatapan lembut Alisya yang tak memperlihatkan rasa khawatir, nenek Alisya menjadi cukup yakin akan hal itu.

"Apa yang kalian lakukan disini?" Adora heran dengan semua orang yang sedang menatap bingung ke dalam kamar.

"Kami di usir sama Alisya! dia kenapa sih? aku nggak yakin dengan ekspresi dia saat masuk. Tapi ketika kami tanyakan kenapa dia hanya masuk dan langsung terbaring menutup tubuhnya seperti itu setelah mengsuir kami semua termasuk dia!" tunjuk Feby kepada Ryu yang terduduk dibawah masih dengan buku-buku yang berada di pangkuannya. Ryu terlihat begitu serius bahkan sampai melanjutkan pelajarannya meski berada diluar kamar dan dikoridor sekolah.

"Apa yang terjadi padanya?" tanya Emi merasa khawatir dengan sikap Alisya yang tak wajar.

"Ummm.. kami sedang ingin menemuinya sekarang! Apa dia mengunci pintunya?" tanya Karin melihat kedalam kamar.

"Sepertinya tidak, tapi melihat ekspresi wajahnya membuat kami tak berani untuk mengganggunya." terang Beni yang memilih duduk bersama Ryu.

"Oke!" Karin langsung masuk bersama Aurelia sedang Adora membiarkan mereka untuk mendapatkan sedikit privasi dengan mengajak semua teman-temannya ke tempat yang lebih nyaman untuk mereka bisa berdiskusi dengan baik.

"Dimana Zein dan Riyan? apa mereka sudah pulang kerumah?" tanya Adora saat tak melihat mereka disana setelah pertunjukan selesai.

"Mereka sudah pulang lebih dulu karena ada yang harus mereka kerjakan!" jawab Gani membantu Ryu mengangkat semua buku-bukunya di bantu oleh Akiko dan Gina.

Adora hanya terdiam setelah mendapatkan jawaban itu. ia hanya terfokus untuk membantu Ryu mengejar ketinggalannya dalam belajar.

"Ehemmm .. apa yang kau lakukan dengan menutup dirimu seperti itu huh??" goda Karin saat sudah berhasil masuk kedalam kamar Alisya saat Alisya dalam keadaan menutup seluruh tubuh menggunakan selimut.

"Karin??" Alisya langsung terbangun kaget saat mendengar suara Karin. Alisya kaget saat melihat kalau disana juga ada Aurelia sehingga ia tak tahu apa yang harus ia lakukan.

"Tidak usah khawatir, kau bisa bertanya padanya mengenai apa yang baru saja kamu alami, sebab ku rasa dia yang lebih tahu pasti akan apa yang sedang kamu alami sekarang!" senyum Karin menggoda Alisya. Karin memang belum tahu pasti akan apa yang sedang terjadi antara dia dengan Adith, namun banyak hal yang membuat Karin menebak nebak dengan liar.

"Jadi bagaimana perasaanmu?" tanya Aurelia kepada Alisya. Alisya tidak langsung menjawab dan malah melirik ke arah pintu karena takut ada yang mendengar.

"Adora sudah mengirim mereka menggunakan Pos! Tak ada yang bisa mendengar mu selain kami berdua disini" tegas Karin membuat Alisya tenang.

"Jadi??" tanya Aurelia terduduk disisi ranjang sebelah Karin.

" A... ummm... Adith... dia..." Alisya tak tahu bagaimana harus menjelaskan situasinya.

"Apa yang terjadi? dia kenapa?" Karin menaikkan suaranya mulai tak sabaran.

"Dia menciumku!" ucap Alisya dengan ekspresi malu.

"Lalu apa yang kamu lakukan?" tanya Karin datar yang langsung dicubit oleh Aurelia karena ingin memberikan kesempatan kepada Alisya untuk bercerita lebih.

"Aku hanya terdiam karena terlalu terkejut. Dia melakukannya secara tiba-tiba, jantungku rasanya mau copot!" jelas Alisya lagi.

"Oh ayolah,, aku pikir akan ada sesuatu yang lebih seru dari itu!" ucap Karin kesal karena merasa Alisya bereaksi terlalu berlebihan.

"Karena itu ciuman pertama ku bodoh!!!" Alisya memaki Karin kesal karena tidak memahami perasaanya.

Karin kemudian berpikir bahwa benar saja Alisya akan bereaksi seperti ini karena sebelumnya ia tak pernah dekat dengan cowok lain selain Karan yang sudah dianggapnya juga seperti kakaknya sendiri.

"Oke,, aku paham sekarang. Jadi bagaimana rasaya?" tanya Karin lagi dengan nada menggoda.

"Huuhhh?? kau mau ku hajar???" Alisya sudah bersiap ingin melakukan penyiksaannya lagi seperti yang selama ini biasa ia lakukan kepada Karin.

"Sudah, berhenti menggodanya. Alisya, kau membuat semua khawatir tau nggak!" Aurelia langsung menghentikan tingkah Karin yang terus saja menggoda Alisya.

"Jadi, apa yang akan kau lakukan sekarang? Melihat dari reaksimu yang seperti ini, sepertinya kau akan menjauhi Adith lagi." Ucap Karin menatap Alisya serius.

"Aku tak tau, meski dia sudah menunjukan perasaannya dengan menciumku seperti itu, aku tetap tak bisa menghilangkan pikiran bahwa dia bukan mencintaiku melainkan sedang mengasihaniku atau malah sedang takut padaku atau mungkin karena hal yang lain yang tidak aku ketahui" terang Alisya yang kalut akan semua pikirannya yang terus menghubungkan Adith dengan perubahannya yang lalu.

"Aku mungkin tidak bisa mengetahui perasaan Adith secara pasti padamu, tapi menurutku dia sangat tulus padamu. Aku mengatakan ini bukan karena aku seolah merasa tau banyak tentang dia namun karena yang selama ini aku tahu dia tak pernah segitu khawatir kepada orang lain. Dan kamu adalah orang pertama yang berhasil membuka hatinya." Terang Aurelia dengan suara lembut.

"Adith bahkan tak tidur selama 2 hari untuk terus berada disamping mu sampai semua pekerjaan kantornya ia lakukan dirumah sakit ini. Ayah Yogi bahkan sampai kewalahan saat harus terus bolak balik antara kantor, rumahnya dan rumah sakit" tambah Karin dengan senyuman hangat.

"Berilah kesempatan kepada Adith untuk menunjukkan perasaanya kepadamu begitu pula sebaliknya. Aku tau kalian saling mencintai, tapi rasa takut akan kehilangan satu sama lain diantara kalian yang tanpa sadar membuat kalian menjadi menutup diri untuk saling memiliki" lanjut Aurelia lagi.

"Kau hanya terlalu takut sekarang, fikiranmu terus menolak sedang hatimu menjawab semua keinginanmu. Apa yang sudah terjadi tak bisa merubah keadaan bahwa Adith memang tulus menyukai mu apa adanya. Jadi berhentilah menyiksanya dengan terus menjauhinya." ucap Karin berusaha meyakinkan Alisya.

Alisya terdiam meresapi setiap kata yang dilontarkan oleh Karin dan Aurelia. Alisya berpikir bahwa biarkan semua yang terjadi mengalir apa adanya.