Chapter 212 - Sepertinya Dia Benar Alisya

Pagi hari di sekolah.

Jam pelajaran pertama baru saja selesai tapi Alisya tak pernah bisa fokus setiap kali mengingat kejadian kemarin. Dia yang seharusnya belum diizinkan untuk ke sekolah sudah memaksakan diri untuk bisa segera ke sekolah karena tidak tahan berada di rumah sakit.

"Aaaahhhhhh.... dasar Si Jenius sialan!!! bodoh, kampret, IQ mu boleh tinggi tp EQ mu rendah Ad.." Alisya kaget saat dia sadar kalau tidak berteriak dalam batinnya namun dia mengatakannya dengan sangat keras sampai-sampai semua orang menatap dengan penuh ketakutan padanya. Bahkan Rinto dan Ryu sampai menempel di dinding saking kerasnya Alisya berteriak.

"Ohookkkm ohookkk ohookkkk!!!!" Adith terbatuk-batuk dengan sangat keras.

"Kalau minum pelan-pelan. Kenapa kau tiba-tiba batuk, kau sakit???" tanya Zein yang tau betul kalau Adith bukanlah tipe orang yang gampang merasa sakit.

"Sepertinya ada seseorang yang sedang memakiku dengan keras!!!" ucap Adith dengan suara seraknya.

"Kau baik-baik saja kan?" tanya Riyan menatap dengan khawatir. Adith hanya mengangguk pelan sambil memegang lehernya yang terasa gatal.

"Apa yang sedang kau lakukan? kau membuatku kaget dengan berteriak tiba-tiba seperti itu." Karin menatap Alisya tajam dengan memegang dadanya karena terkejut.

"Apa aku berteriak dengan sangat kencang?" tanya Alisya tersenyum simpul.

"Apa?? kau bahkan hampir meledakkan telingaku karena teriakanmu itu. Kau kenapa sih? masih pagi sudah ke sambet setan!" terang Karin jengkel dengan tingkah Alisya yang meledak-ledak.

"Apa memang dari dulu Alisya suka seperti ini?" Aurelia datang menghampiri sambil tertawa pelan.

"Entahlah.. aku tak tahu siapa dia! Sepertinya dia bukan temanku, aku tak punya Alisya yang sepertinya!" Karin mengatakannya dengan nada mengejek yang membuat Alisya menjadi jengkel lalu dengan cepat dia mengambil kepala Karin dan menjepitnya dengan keras.

"Tap.. tap... " Karin menepuk-nepuk punggung tangan Karin sebagai tanda untuk menyerah. Muka Karin memerah karena menahan nafas saat lehernya dicekik oleh Alisya.

"Sepertinya dia benar Alisya!!" ucap Adora yang membuat semua orang tertawa karena tingkah konyol Karin yang tak pernah menyerah untuk mengganggu Alisya meski ia terus mendapatkan siksaan dari Alisya. Baginya seolah hiburan tersendiri untuk selalu menggoda Alisya yang kaku.

"Waahhh... masih pagi kalian sudah se semangat ini yah?" ibu Vivian masuk kedalam kelas disaat mereka masih tertawa ramai.

"Apa kabar Alisya, sepertinya kamu sudah sembuh yah? cepat sekali." ucap ibu Vivian melihat Alisya yang sedang bertempur pandang dengan Alisya.

"Dia terlalu sehat malah bu, nggak akan pernah sakit! Sekalipun sakit, dia akan tetap kembali sehat lagi." teriak Karin dengan penuh semangat meski suaranya masih serak.

Mereka tertawa sekali lagi akibat ulah Karin. Hanya Karin seorang yang mampu mengolok olok Alisya dengan sangat santai karena sudah bersahabat sejak lama. Sedang yang lainnya, meski mereka sudah dekat dengan Alisya, mereka tetap saja tidak akan berani mengolok-olok Alisya seperti apa yang dilakukan oleh Karin.

"Oke-oke... nah, ibu punya pengumuman buat mereka yang akan mengikuti perlombaan Nasional. Kalian mungkin akan meninggalkan sekolah selama 1 minggu dan setelah kalian kembali kita akan mengadakan ujian tengah semester untuk itu, sebelum kalian pergi maka kalian akan mendapatkan pelajaran tambahan dulu. Kalian akan mengikuti pelajaran di pagi hari, ektra kurikuler di sore hari dan pelajaran tambahan di malam hari. Untuk yang malam hari kita akan laksanakan selama 2 malam saja karena pada hari berikutnya kalian sudah akan berangkat mewakili sekolah!" terang ibu Vivian panjang lebar.

"Belajar malam? apa itu artinya kita akan menginap disekolah selama 2 hari 2 malam bu?" tanya Adora memastikan perkataan ibu Vivian.

"Yup benar, kita akan melakukannya secara gabungan antara kelas Mia 1 dan Mia 2 serta Iis 1 dan Iis 2." jelas ibu Vivian lagi.

"Kenapa harus bergabung dengan mereka bu?" tanya Aurelia merasa tidak nyaman jika harus bergabung dengan mereka.

"Maksud ibu Vivia adalah belajar malamnya akan digabung antara kelas Mia 1 bersama 2 sedang Iis 1 bersama Iis 2. bukan semua kelas di gabung bersama!" terang Yogi mencoba menjelaskan.

"Tch,,, itu aku tau! Maksud aku kenapa para Iis juga ikut dalam pelajaran kelas malam sedangkan yang ikut ke tingkat Nasional kemarin cuman dari kita yang ditunjuk!" terang Aurelia menjelaskan maksud pertanyaannya.

"Itu karena ada beberapa lomba yang bukan hanya tentang mata pelajaran Sains saja namun ada beberapa pelajaran Sosial juga diadakan. Selain itu kalian semua yang pergi juga merupakan pilihan dengan berbagai bakat yang bisa kalian tunjukkan dalam acara lomba lainnya sehingga tambahan anggota sangat diperlukan." ucap ibu Vivian dengan penuh kesabaran menjelaskan kepada mereka semua.

"Bu, apa kami juga bisa mengikuti pelajaran tambahan itu? kami merasa tidak ingin ketinggalan dari mereka meski mungkin kami bisa mendapatkan pelajaran itu juga namun jika bersama mereka, sepertinya kami lebih bersemangat untuk belajar." terang Egi meminta untuk ikut bersama dengan mereka. Ada beberapa anak yang memang tak menjadi perwakilan di kelas Mia 2, namun jika harus belajar tanpa beberapa teman yang lainnya mereka merasa akan cukup bosan sehingga dengan cepat mereka menawarkan diri.

"Ummm, makin banyak sepertinya akan makin bagus. Yang kusukai dari kelas ini adalah semangat kalian bersaing dalam pelajaran. Selain itu aku rasa ini bisa menjadi moment yang penting buat kalian jadi kenapa tidak? kalian semua boleh ikut. Aku akan membuatkan surat izin lebih untuk kalian. Biar aku yang akan bertanggung jawab!" ucap ibu Vivian dengan penuh keyakinan.

Perkataan ibu Vivian langsung mendapat sorakan antusias oleh semua orang yang berada dalam kelas tersebut tidak terkecuali Alisya. Alisya merasa setiap moment kebersamaan dia bersama teman-temannya adalah sesuatu yang tak boleh ia lewatkan sehingga hal itu sangat memacu semangatnya.

"Oke, sebentar kalian jangan dulu pulang. Kalian harus mengambil surat izin untuk orang tua terlebih dahulu untuk bisa mendapatkan akses masuk kedalam sekolah sebentar malam. Jika tidak, maka tentu saja kalian tidak boleh ikut!" tambah ibu Vivian lagi mengingatkan mereka.

"Yahhh... ibu sudah buat semangat sekarang malah patah semangat lagi." jawab yang lainnya dengan suara lesuh.

"Ibu akan mencoba menghubungi orang tua kalian satu persatu untuk memberikan pengertian akan kegiatan yang kita laksanakan, jadi tidak perlu khawatir." Ibu Vivian tersenyum dengan hangat.

Kelas seketika kembali menjadi kacau lagi sehingga ibu Vivian pamit untuk undur diri dan setelah itu bel untuk jam istirahat berbunyi dengan sangat kencang dan seketika koridor sekolah menjadi sangat ramai karena semua anak-anak keluar dari kelasnya menuju ke kantin sekolah.