Chapter 214 - 3 Elite

"Bisakah kalian tidak membuat novel ini menjadi Vulgar?" Zein datang dan duduk di antara mereka semua.

"Entah apa yang sedang mereka berdua pikirkan sebenarnya." Aurelia langsung membersihkan meja mereka yang kotor karena semua tumpahan makanan mereka.

"Meja ini jadi kelihatan jorok sekali" Akiko langsung beranjak pindah ke meja sebelah dimana Rinto dan yang lainnya melanjutkan acara makan mereka sambil mengamati teman-temannya.

"Akiko beruntung sekali berada jauh dari yang lainnya." Adora membersihkan bajunya yang sedikit kotor karena semburan Alisya sebelumnya.

"Kau tidak apa-apa?" Riyan dengan cekatan menghampiri Karin yang basah karena semburan Alisya.

"Aku merasa sedang diberi injeksi vitamin biar makin tumbuh!" ucap Karin yang membuat mereka tertawa karena merasa konyol.

"Kau!!! apa yang kau lakukan disini? ohokkkk ohooookkk..." Alisya kembali terbatuk-batuk karena mulutnya masih terisi penuh oleh Air minumnya. Ia berbicara di saat mulutnya masih penuh sehingga tentu saja epiglotisnya (Katup yang menutupi saluran tenggorokan) terbuka yang membuat minumannya masuk melewati saluran yang salah.

"Seperti biasa, aku kesini untuk makan mie ayam milikmu." terang Adith sambil menarik mie ayam yang sudah dimakan oleh Alisya.

"Kau bisa memesannya sendiri tanpa mengambil mie ayam milikku kan?" tanya Alisya dengan kesal menatap Adith yang sedang menyeruput mie ayam miliknya tanpa memperdulikan ucapannya.

"Apa itu masalahnya sekarang? bukankah aku seharusnya mendapatkan sebuah permintaan maaf yang tulus???" Karin mendekat ke telinga Alisya berbisik dengan horor untuk mendapatkan perhatiannya yang sedang memasang mode tempur kepada Adith.

"huuhhh?" Alisya berbalik karena rasa geli ditelinganya memadang Karin dengan tatapan bingung.

"Ya ampun.. anak ini sudah tidak terselamatkan lagi." Karin menepuk jidatnya dan menekan dadanya dengan kasar untuk menyabarkan dirinya sendiri.

Aurelia dan yang lainnya hanya bisa tertawa terbahak-bahak melihat kemalangan Karin karena sikap Alisya yang benar-benar telah kehilangan fokusnya karena Adith.

"Itu beneran enak Dith? ada makanan layak yang bisa dimakan nggak? aku kelaparan sekali nih?" tanya Riyan merasa ngiler juga ngilu melihat mie ayam yang sedang diseruput oleh Adith dengan lahapnya.

"Bagaimana cara kami untuk mendapatkan ini?" tanya Zein yang bingung karena tidak melihat ada meja yang mengantrikan semua menu makanan itu.

Zein dan Riyan tentu saja tak tahu cara kerja Kantin kelas biasa. Mereka sudah terbiasa dengan Restoran mereka yang hanya cukup dengan mengambil piringan makanan kemudian mengarah ke meja makanan yang sudah menyiapkan berbagai macam menu yang tentu saja mewah.

Riyan dan Zein melihat kesana kemari tak memahami sistem yang ada dikantin itu, mereka hanya melihat beberapa anak berdiri di depan kantin, memberi uang lalu kembali dengan menu yang sudah mereka inginkan.

"Apa yang sedang terjadi? bukankah itu Riyan dan Zein? A.. Adith juga ada bersama mereka!" seorang perempuan yang sedang makan tiba-tiba tersadar akan keberadaan 3 elite sekolah yang berkumpul disana.

"Waaahhhh" teriak yang lainnya yang seketika membuat semua orang berhasil menemukan arah alasan teriakan itu menggema hampir disemua pelosok kantin saat itu.

"Bisa kalian bayangkan? ada 3 elite atas sedang duduk makan di kantin ini" tanya seorang kepada temannya yang sedang mengantri.

"Apakah ini hari keberuntungan ku? Bisa melihat mereka dalam jarak sedekat ini adalah sebuah keajaiban!" tambah yang lainnya lagi.

"Oh tidak... Jiwa kebucinanku berteriak keras!!!" tambah yang lainnya yang sudah merasa sangat bahagia melihat Zein, Riyan dan juga Adith di tempat yang sama.

"Kalian benar serius ingin makan disini?" tanya Karin memastikan apa yang baru saja didengarnya.

"Iya,, aku mau yang seperti dia. sepertinya itu enak! Biarkan aku mencobanya juga." terang Riyan yang perutnya semakin keroncongan.

"Ya sudah, kalau begitu kami akan memesankan kalian menu yang sama dengan menu yang sedang dimakan oleh Adith!" Rinto dan Yogi segera bangkit tak sabar ingin melihat reaksi mereka saat merasakan makanan yang selama ini mereka konsumsi dikantin mereka yang selalu di anggap sampah oleh para elite.

"Aku harus membersihkan bajuku dulu, tolong pesankan aku juga makanan yang baru. Aku baru memasukkan 2 sendok saja tadi dan sekarang perutku masih lapar!" terang Karin bangkit dari tempat duduknya.

"Aku ikut bersama mu, sepertinya aku harus membersihkan otakku terlebih dahulu." Alisya dengan cepat mengikuti Karin untuk melarikan diri dari Adith.

Melihat Alisya yang sedang melarikan diri, Adith hanya tersenyum sambil melambai. Adith sengaja melepaskan Alisya untuk saat ini agar dia bisa menggodanya lagi nanti.

"Sepertinya kita semua harus memesan makan lagi, makanan ini sudah tidak bisa diselamatkan!" Aurelia menatap jijik dengan makanan mereka yang sudah bercampur satu sama lainnya karena tingkah mereka sendiri sebelumnya.

"Kau yakin masih ada niat makan?" tanya Adora seolah mulai kehilangan makannya.

"Jika kalian tidak makan, bagaimana kami bisa menikmati makanan kami?" tanya Zein yang merasa canggung jika harus ditinggal makan.

"Baiklah, pertama kita harus pindah meja dulu, perutku juga masih lapar karena semua pelajaran tadi. Setidaknya perut kita harus terisi karena sebentar masih ada kegiatan ekstrakurikuler." terang Emi mengingatkan mereka untuk memesan makanan lagi sebelum semua makanan yang ada dikantin itu benar-benar habis.

"Eh, kau mau kemana? bukannya kau mau ke toilet bersama ku?" tanya Karin saat melihat Alisya yang sudah menuju ke arah yang berlawanan.

"Bukan air yang ada di tolilet yang aku butuhkan, sebaiknya aku harus mencari air dari keran di luar sana untuk menjernihkan pikiranku!" Tunjuk Alisya pada Keran yang berada di dekat halaman untuk membersihkan diri.

Karin hanya mengangguk karena diapun mulai merasa tak nyaman karena bajunya yang mulai terasa lengket. Saat Alisya sudah berlalu pergi, Karin dengan cepat menuju ke toilet untuk membersihkan bajunya yang basah dan menguning.

"Ini, pakai ini. akan tidak nyaman jika kamu hanya membersihkan dan langsung mengeringkannya!" ucap Ryu yang memberikan pakaian cadangan olah raganya kepada Karin yang baru saja keluar dari toilet dengan mengibas-ngibas kan bajunya yang sudah ia keringkan dengan pengering tangan didalam toilet.

"Kapan kamu mengambil ini? bukannya tadi kamu masih makan dikantin bersama yang lainnya?" tanya Karin mengingat ia meninggalkan mereka yang masih menghabiskan makanan mereka.

"Tidak lama setelah aku menghabiskan semua makananku!" ucap Ryu dengan nada yang santai.

"Terimakasih!!!" ucap Karin dengan tulus.

Karin hanya tersenyum lalu kemudian masuk kedalam toilet lagi untuk berganti pakaian sedang Ryu tetap menunggu diluar untuk memastikan tidak ada satupun yang masuk. Meski sebenarnya dia tidak perlu melakukan itu, tapi Ryu merasa perlu berjaga-jaga saja.