Chapter 216 - Wa Ni Ta !!!

"Kau tau jika sikapmu seperti ini kau akan semakin membuatku terus menggodamu. Aku cukup paham akan perasaanmu sekarang, jadi kau tak perlu malu dengan semua itu. Aku berterimakasih kau tak membenciku atas apa yang sudah aku lakukan padamu!" suara Adith terdengar serius dan langsung menjatuhkan kepalanya ke bahu Alisya karena kelelahan memikirkan kalau Alisya mungkin saja akan membencinya karena itu.

Meski rasanya jantungnya sedang mengujinya lagi, Alisya berusaha untuk mengembalikan fokusnya saat ia mendengar perkataan Adith.

"Kenapa kau seperti ini padaku?" tanya Alisya penasaran dengan sikap Adith kepadanya.

"Maksud kamu?" Adith mengangkat wajahnya menatap Alisya.

"Kau sudah sering mendapat kesulitan dan bahaya setiap kali bersamaku, kau juga bahkan sudah melihat bagaimana perubahan diriku seperti apa, tapi kenapa kau seperti ini? Orang normal pada umumnya tentu saja akan menjauhi demi menyelamatkan nyawanya. Bukan malah mendekatkan diri pada bahaya." tegas Alisya yang merasa tak masuk akal dengan sikap Adith kepada dirinya.

"Karena kau yang sudah mengubah hidupku, kau yang mengembalikan semua banyak hal kepadaku termasuk dirimu!" ucap Adith menatap mata Alisya dengan penuh rasa cinta.

"Diriku? maksud kamu?" tanya Alisya tak paham dengan maksud Adith yang mengembalikan dirinya kepada Adith.

Adith lupa kalau Alisya masih belum mengingatnya sampai saat ini, Adith rasanya tak tahan lagi karena Alisya tak mengenalinya dan mengingatnya. Ia tak sabat jika harus menunggu waktu lama sehingga dia berpikir mungkin sebaiknya memberitahu Alisya saat itu. Terserah jika dia ingat atau tidak, setidaknya dia harus berusaha membuat Alisya ingat akan dirinya.

Meski sebenarnya Adith tak perlu melakukan apapun, hati Alisya selalu berdetak berbeda jika berhadapan dengan Adith. Hati Alisya tak pernah melupakan bagaimana perasaanya yang sudah lama terpupuk hanya untuk Adith seorang.

Adith menatap Alisya sampai membuat Alisya merasa sesak akan tatapan Adith yang terlalu mempesona.

"Aku adalah... " Adith tidak bisa melanjutkan kalimatnya karena waktu untuk jam pelajaran selanjutnya sudah berbunyi dengan cukup keras.

"Ummm.. sepertinya aku harus masuk sekarang, karena aku sudah melewatkan pelajaran ketiga tadi. Sekarang jam terakhir, ibu Vivian mungkin sebentar lagi akan kesana!" Alisya dengan cepat ingin menghindar tak tahan lagi dengan kuatnya pesona Adith. Meski penasaran, ia lebih memilih untuk menenangkan perasaanya terlebih dahulu.

"Alisya,,," Adith langsung menghentikan langkah kakinya lalu mencium kening Alisya sebelum kemudian menarik tangannya untuk bersama-sama keluar dari perpustakaan.

Alisya melihat bagaimana tangan Adith memegangnya dan memimpinnya jalan memberikan getaran tersendiri di hatinya. Ia merasa sangat bersyukur telah dipertemukan dengannya.

****

"Seperti yang sudah ibu bilang sebelumnya, kalau ibu akan memberikan kalian semua surat izin..." ibu Vivian memberi kode kepada Karin untuk ke depan. "Jadi kalian akan menerimanya kemudian mengembalikannya dengan berisi tanda tangan orang tua kalian sebagai bukti persetujuan." Ibu Vivian melirik ke arah Karin untuk membagikan surat izin yang sudah tertera nama-nama masing-masing siswa.

Dibantu oleh Rinto, Karin segera membagikan surat mereka masing-masing termasuk kepada Alisya yang hampir saja terlambat masuk tepat 15 detik sebelum ibu Vivian masuk kedalam kelas.

"Kalian sudah bisa pulang sekarang, dan bawalah barang-barang yang diperlukan saja, tapi tentunya yang utama adalah buku-buku pelajaran!" terang ibu Vivian sebelum akhirnya keluar dari kelas dengan senyuman yang manis.

****

Semuanya sudah hadir untuk mengikuti kelas malam seperti yang sudah direncanakan, mereka dengan segera menerima materi untuk mata pelajaran tambahan matematika sebagai awal jam pelajaran mereka.

Mereka sangat serius saat melaksanakan pembelajaran tidak terkecuali 3 orang elite yang sama-sama ikut belajar bersama mereka. Mereka sengaja mengambil ruang kompleks di Mia 1 sebagai tempat mereka belajar untuk mendapatkan kenyamanan ketika belajar.

"Bagaimana menyelesaikan soal yang ini?" tanya Adora kepada Karin yang berada disampingnya.

Setiap kali ada yang sedang bertanya mereka akan berhenti sejenak untuk melihat penjelasan dari Karin, Alisya maupun 3 orang elite yang semuanya bisa memberikan pemahaman dengan baik.

"Nah, kalau persamaan integral tuh kamu harus menyelesaikannya seperti ini, jika integral f (x) dx = K dilanjutkan dengan ini maka penyelesaiannya adalah U = g (x) dan U = ... ini maka diperoleh persamaan seperti ini..." Karin langsung mengarahkan secara perlahan kepada mereka satu persatu.

Egi yang sebelumnya merasa ketinggalan dengan mereka akhirnya lebih bersemangat dibanding dengan yang lainnya saat belajar. Justru dialah yang paling cepat dalam memahami penjelasan dari Karin.

"Ummm... ada yang mau ke toilet nggak? aku sudah nggak tahan nih,,, dan dari tadi rasanya aku sudah berada di ujung tanduk!" terang Feby yang tidak bisa lagi menahan rasa ingin buang air kecilnya.

"Ibu Vivian mana yah? klw dia ada kan kamu bisa minta ditemani sama dia aja. Akiko juga tidak ada, bukannya dia juga ikut bersama kita yah untuk ke tingkat Nasional nanti?" tanya Adora saat tak melihat ibu Vivian dan Akiko diruang Mia 1.

"Jadiiiiihhhhh???" Feby mulai menjepit pahanya.

"Ayo aku antar, aku juga sudah mulai sedikit mengantuk! Jadi skalian pengen cuci muka juga!" terang Alisya berdiri dari tempat duduknya untuk menolong Feby yang sudah menatap nanar.

"Aku juga ikut!!! biar sekali saja... jangan sampai entar malah jadi nggak ada yang mau pergi lagi." Aurelia langsung menawarkan diri untuk ikut bersama mereka.

"Bentar, biar sekalian!!!" Karin dan yang lainnya pun dengan semangat menempel mengikuti Alisya dan Feby.

"Aku kira sholat saja yang berjamaah, ternyata kencing juga bisa berjamaah!" ucap Yogi dengan suara lantang sengaja untuk menggoda mereka semua.

"Perempuan memang sesuatu!" tambah Beni mengiyakan tingkah mereka yang luar biasa aneh bagi para laki-laki.

Mendengar ucapan Yogi dan Beni, mereka secara serentak berhenti.

"Tau pasal tentang perempuan nggak?" tanya Aurelia kepada mereka menatap dengan sinis.

"Ya tau lah.. yang tentang ini kan..." Beni mencoba menjawab.

"Salah!!!" Aurelia ngegas..

"Apa sih belum dijawab juga, sudah salah aja!" ucap Beni protes.

"Pasal 1 Wanita nggak pernah salah, Pasal 2 Wanita selalu Benar dan Pasal 3 kalau wanita salah, kembali pada pasal 1" jawab Karin dengan tersenyum sinis.

"Siapa yang buat pasal seperti itu??? Aku belum pernah dengar tuh??" tambah Rinto juga tidak menyetujui ucapan dari Karin. Rinto merasa ada diskriminasi pada kalimat yang mereka lontarkan.

"Wa Ni Ta!!!!" ucap mereka serentak dan ngegas poll yang membuat Beni dan Rinto terkejut bukan main karena teriakan kompak mereka.

Adith dan yang lainnya hanya tertawa kecil mendengar ucapan mereka yang terasa lucu dan memonopoli.