Chapter 218 - Tuan Randi dan Kasih

Saat Adith dan Alisya sedang fokus menatap kemegahan pesta dari tuan Lion dan Nana, seseorang tiba-tiba saja datang menghampiri mereka berdua dengan pasangannya. Cukup aneh memang jika kursi yang seharusnya di duduki oleh 6 orang itu masih belum terisi sedang acara akad nikah sudah akan dimulai.

"Boleh kami duduk bersama dengan kalian?" tanyanya dibelakang Adith dengan nada suara yang rendah.

Adith dan Alisya seketika menoleh dan terkejut saat menemukan tuan Randi yang merupakan seorang pengusaha sukses.

"Oh, tuan Randi.. silahkan, senang bisa bertemu dengan seorang pengusaha sukes disini." ucap Adith langsung berdiri dengan sopan karena ia tahu bahwa dirinya masih lebih muda dari tuan Randi.

"Aduh, anda terlalu rendah diri. Bahkan saya tidak tau bagaimana harus berkomunikasi dengan ada yang merupakan seorang CEO dalam perusahaan Narendra meski terbilang umur anda masih sangat belia jika dibandingkan dalam dunia bisnis ini. Kecerdasan anda dalam mengelola perusahaan benar-benar sangat menjadi contoh pagi pemuda zaman sekarang untuk bisa berkarya dan berusaha." puji tuan Randi yang paham betul seperti apa kinerja Adith dalam dunia bisnis ini.

Dia bisa tetap menaikkan kinerja perusahaan hingga ke level ia bisa bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar yang terdapat di Indonesia meski dibilang usianya masih cukup muda.

"Anda terlalu memuji, anda bisa bersikap lebih santai bersama saya. Silahkan duduk, anda bisa membuat ibu guru yang terhormat menjadi keram jika kita berbincang terlalu lama." Kasih tersenyum mendengar kalimat Adith yang terlihat seperti seorang yang dewasa.

"Rasanya cukup aneh aku berhadapan dengan seorang CEO yang juga masih seorang anak SMA." Kasih duduk setelah suaminya membukakan kursi kepadanya.

"Siapakah yang berada di sampingmu itu?" tuan Randi mempersilahkan Adith duduk setelah ia juga duduk dengan nyaman.

Alisya tersenyum dengan manis dan menunduk hormat kepada Randi dengan Anggun.

"Dia Alisya, orang yang memiliki kekuasaan tertinggi di hatiku." ucapnya memandang hangat kepada Alisya. Dia menggenggam erat tangan Alisya dibalik meja.

Alisya membelalakkan matanya mendengar Adith berkata seperti itu dengan santainya.

"Wah.. wah.. jika benar seperti itu, sebaiknya segera dihalalkan setelah kalian berdua lulus." pancing Randi sambil memandang istrinya yang tersenyum melihat reaksi Alisya yang kaget.

"Kau membuat gadis itu jadi salah tingkah, berhentilah menggoda mereka. Aku yakin mereka sudah punya rencana sendiri untuk itu." Kasih mencoba mencairkan suasana. Ia paham bahwa tentu saja sebagai seorang perempuan yang masih muda, akan sangat tertekan baginya jika berada disekitar orang dewasa dengan pembahasan yang cukup berat seperti itu.

Lirikan mata dari Kasih membuat Alisya tersenyum memahami perhatian dari Kasih kepadanya sehingga ia menunduk hormat kepadanya. Terlebih ketika Alisya mengetahui bahwa Kasih ada seorang ibu guru.

Merekapun berbincang-bincang dengan menyesuaikan pembahasan masa mereka yang masih muda yang terkadang juga Adith bisa dengan dewasanya memahami pembahasan Randi dan Kasih. Melihat cara mereka berinteraksi, Randi dan Kasih menjadi paham bagaimana lugasnya sikap mereka dan cerdasnya pikiran mereka dalam membawa diri.

Kemunculan ustadz Somad menandakan bahwa prosesi ijab kabul dari tuan Lion yang akan mempersunting Nana sebentar lagi akan segera dimulai.

Saat dari jauh mereka menyaksikan tuan Lion segera mendatangi ustadz Somad, seseorang juga datang menghampiri mereka bersama dengan pasangannya.

"Aku tak menyangka bisa menemukan kalian disini..." Karan datang bersama Karin sebagai pasangannya.

Mendengar suara yang tak Asing itu, Alisya menoleh dengan cepat dan langsung tersenyum hangat dan wajah yang bersemangat karena bisa bertemu dengan orang yang dia kenal saat berada di pesta yang sangat megah itu.

"Kak Karan? Karin? aku senang sekali bisa bertemu dengan kalian disini." ucap Alisya dengan tatapan yang penuh semangat.

"Aku pikir kau sedang dibawa lari menuju ke KUA bersama Adith, ternyata kau berakhir mengenaskan disini?" Karin yang terlihat sangat anggun dan cantik datang menghampiri mereka dengan kalimat pedasnya kepada Alisya.

Alisya yang sebelumnya begitu senang dengan kedatangan sahabatnya itu, seketika berubah menjadi ingin memelintir mulut dan lehernya karena kesal.

"Puftttt.. hahahaha Akan ada yah sahabat yang bersikap menyebalkan seperti dia. Dan pastinya hanya sahabat akrab saja yang akan bersikap seperti itu padamu." ucap Randi tertawa dengan renyah melihat interaksi antara Karin dan Alisya yang begitu akrab.

"Benar, andai saja kita tidak sedang memakai gaun yang cantik disini. Mungkin aku bisa melakukan sesuatu kepada bibir mungilnya itu." tatap Alisya tajam ke arah Karin yang sudah duduk dengan manis disisinya.

Alisya langsung mencubit pinggang Karin dengan gemas yang membuat Adith tersenyum hangat melihat sikap Alisya yang sudah lebih rileks dibanding sebelumnya.

"Bersikaplah santai saja, kau tak perlu tegang. Ekspresi wajahmu yang seperti ini lebih cantik dari semua wanita yang datang disini termasuk sahabat kampret mu itu". Bisik Adith cepat ditelinga Alisya yang tersenyum dengan pujian dan cercaan Adith.

"Melihat kalian seperti ini benar-benar mengembalikan ingatan tentang masa masa SMA yang penuh dengan kenakalan juga keindahan sebuah persahabatan. Terkadang orang dewasa iri dengan kalian yang masih bisa bersikap bebas" senyum Kasih yang merasa lucu dengan tingkah mereka.

"Tidak anda salah besar, sikap mereka berdua kadang terlalu bar-bar jika dikatakan sebagai anak SMA" terang Karan yang seketika membuat mereka tertawa renyah dan begitu hangat.

"Senang bertemu dengan Anda tuan Randi" Karan langsung menyalami tuan Randi dengan hangat.

"Saya juga senang bisa bertemu dengan anda disini, sepertinya banyak sekali dokter muda berbakat yang menghadiri acara pernikahan dari tuan Lion ini." ucap tuan Lion menerima uluran tangan dari Karan.

"Saya juga merasa ini seperti sebuah pertemuan juga reuni dari semua pengusaha sukes se Indonesia dan juga banyak dari kalangan kalangan elite atas termasuk para dokter muda berbakat lainnya. Sungguh terhormat juga saya bisa bertemu dengan dokter Dirga dan pasangannya Winda." terang Karan dengan penuh takjub atas semua kemegahan pesta yang takkan habis membuat takjub tersebut.

"Dokter Dirga dan Winda?" tanya tuan Randi merasa tidak asing dengan yang disebut oleh Karan.

"Ya, Dirga seorang dokter muda dari anak pemilik rumah sakit terbesar di Yogyakarta, semua keluarganya (Viantara) bergerak dibidang Rumah sakit yang kesemuanya menjadi dokter. Sedang Winda, anak dari pengusaha ternama keluarga (Hermawan) yang merupakan seorang perawat dirumah sakit keluarga Viantara." jelas Karan sedikit menaikkan suaranya karena keadaan semakin ramai.

"Ah... pantas saja saya merasa tidak asing mendengarnya, ternyata memang benar mereka!" ucap Randi dengan tatapan yang bangga bisa melihat anak-anak muda berbakat di tempat itu.

Beberapa saat kemudian acara ijab kabul termegah itu dimulai.