Chapter 222 - Sel Bunuh Diri

"Jadi kali ini kita akan membahas mengenai proses pembelahan pada sel." Ibu Hasrah memulai penjelasannya mengenai mata pelajaran Biologi.

Dia mulai melakukan gerakan memperlihatkan Slide yang menggambarkan proses pembelahan pada sel mitosis dan meiosis secara menyeluruh hingga kemudian pada proses pembentukan sel telur dan sel sperma.

"Sel tubuh manusia memiliki rentang hidup berbeda, tergantung pada jenis dan fungsi sel. Sel-sel tersebut dapat hidup antara beberapa hari hingga satu tahun. Sel-sel tertentu pada saluran pencernaan hidup hanya beberapa hari, sementara beberapa sel sistem kekebalan tubuh dapat hidup sampai enam minggu. Sel pankreas diketahui dapat hidup selama satu tahun." tambah ibu Hasrah sebagai informasi tambahan dalam penjelasannya.

"Sebelum saya akhiri, berdasarkan pada penjelasan saya sebelumnya, apakah penyebab dari matinya sel?" Ibu Hasrah sengaja memancing pengetahuan mereka semua untuk membuat kelas menjadi lebih aktif.

Adora dengan cepat mengangkat tangannya begitu pula dengan Beni dan Gani.

"Ya Adora, silahkan!" Ibu Hasrah mempersilahkan Adora terlebih dahulu.

"Sel tubuh dapat mengalami kerusakan dan bahkan sampai mati karena beberapa faktor penyebab yaitu terlalu sering mengkonsumsi makanan berlemak tinggi, tercemar polusi, dan pencemaran Air." terang Adora dengan sangat lancar.

Ibu Hasrah tersenyum mendengar jawaban dari Adora. Setelah itu, ibu Hasrah mengangguk kepada Gani untuk menambahkan.

"Selain itu, kerusakan sel dapat terjadi karena mengalami stress yang berlebih dan menjalani pola hidup tak sehat." jawab Gani dengan penuh keyakinan.

"Bagus,,, hebat kalian semua sudah menjawabnya dengan benar. Ya itulah penyebab atau faktor yang dapat merusak dan mematikan sel. Nah... apa kalian tahu kalau sel juga melakukan bunuh diri?" tanya ibu Hasrah sekali lagi kepada mereka.

Tak ada satupun dari mereka yang menjawab mereka saling melirik satu sama lain tak menyangka kalau ternyata sel juga bisa melakukan bunuh diri.

"Beneran selnya bunuh diri?" bisik Adora kepada Aurelia. Bukannya menjawab, Aurelia malah melirik ke arah Karin dan Alisya.

"Maaf bu, tapi apa iya sel melalukan bunuh diri?" tanya Beni dengan serius.

"Ada,, sel yang sudah tidak tahan sama bullying nya netizen!" ucap Yogi yang membuat ibu Hasrah ikut tertawa karenanya.

"Siapa yang bisa jawab?" tanya ibu Hasrah melempar terlebih dahulu pertanyaan Beni.

" Ketika mengalami kerusakan atau infeksi, sel akan membinasakan dirinya sendiri melalui proses yang disebut apoptosis." terang Riyan mencoba untuk menjawab.

"Apoptosis terjadi untuk memastikan perkembangan sel yang tepat dan untuk menjaga proses mitosis tetap berjalan baik." tambah Zein menatap kearah Beni.

"Ketidakmampuan sel melakukan apoptosis dapat menyebabkan perkembangan kanker." tutup Adith.

Mendengar penjelasan mereka semua, ibu Hasrah langsung memberikan kesimpulan dan penjelasan yang ia bawa dan kemas dengan sangat sederhana menggunakan tampilan slide hologram membuat mereka dapat melihat langsung bagaimana proses pembelahan itu terjadi dalam bentuk Animasi yang di tarik secara bertahap olehnya.

Pembelajaran mereka berlangsung hingga malam hari dengan semua rangkuman mata pelajaran yang dikemas dengan sangat baik sehingga semuanya dapat memahaminya dengan baik. Mereka hanya sempat beristirahat untuk ke toilet, makan dan sholat. Setelah itu mereka terus melanjutkan pembelajaran mereka.

"Kalian sudah bekerja keraaaas!!!" Akiko masuk dengan membawakan mereka 3 kotak Pizza dengan rasa yang berbeda, sekantung penuh burger dan beberapa kaleng minuman bersoda.

"Wwowowww.. hebat!!! makan besar..." teriak Gani dengan penuh semangat menghampiri Akiko dan membantunya.

"Kalian boleh istrahat cepat malam ini, kalian juga bisa menikmati mandi air panas yang sudah kami sediakan di dalam kompleks ini" terang Ibu Vivian masuk bersama pak Irhan yang menatap dengan dingin.

"Apa??? Kompleks ini memiliki tempat permandian air panas?" tanya Beni kaget mengira bahwa tempat itu akan sama seperti Onsen yang berada di jepang.

Zein dan Riyan tertawa seolah sudah bisa menebak maksud dari ibu Vivian.

"Kalian boleh menggunakan semua fasilitas yang berada didalam kompleks dengan catatan, jangan sembarang menyentuhnya atau menggunakannya, dan Jangan merusak!!!" tegasnya dengan tatapan tajam.

Mereka dengan semangat melahap semua makanan yang dibawa oleh Akiko dan ibu Vivian.

"Waaah... aku nggak habis pikir, ternyata permandian air panas yang dimaksud adalah bak mandi ini?" Ekspetasi Beni seketika hancur lebur saat melihat sebuah bak mandi yang cukup besar dengan air panas yang menguapkan asap panas.

Mereka yang sudah paham tidak peduli dan langsung naik ke atas bak mandi dan berendam dengan hangatnya.

"Apa kau pikir kita akan berada di sebuah halaman belakang yang memiliki kolam-kolam kecil berisi air panas?" tanya Zein yang sudah duduk dengan manisnya ditepi kolam.

"Masuklah, meski tidak seperti permandian air panas di jepang. Kau harusnya menghargai usaha Akiko yang sudah menyiapkan ini semua demi kita!" tambah Riyan yang masuk dengan santainya.

Meski harapannya hancur, melihat 3 elite itu dengan nyaman masuk kedalam bak bersama dengan Rinto dan Yogi membuat Beni tidak punya pilihan lain. Ryu pun merasa hal itu bukanlah masalah selama yang mengerjakannya sudah melakukan hal itu dengan sepenuh hati.

"Uaahh.. rasanya segar sekali setelah mandi air panas dimalam hari" Adora yang sudah selesai mandi dan berpakaian meluruskan tubuhnya.

"Benar, rasanya peredaran darah di tubuhku jadi lebih lancar dan otakku jadi sedikit lebih fresh." tambah Emi yang wajahnya lebih segar dari sebelumnya.

"Eh, tau tidak kalau sekolah kita ini punya sebuah cerita legenda?" seru Feby setengah berbisik kepada mereka.

"Legenda? legenda apa?" Karin datang bersama Alisya yang juga baru saja selesai mandi.

Mereka semua tidur di satu ruangan kelas yang memiliki penghangat ruangan apabila suhu lingkungan terasa lebih dingin dan juga pendingin ruangan apa bila suhu lingkungan panas, sehingga meski hanya memakai matras yang sudah mereka selimuti, hal itu sama sekali tidak mengganggu tidur mereka.

"Ada sebuah legenda yang katanya di sekolah ini dulu ada seorang siswa yang katanya bunuh diri karena tidak tahan dengan sistem sekolah ini yang mengharuskan siswanya memiliki nilai tinggi di setiap mata pelajarannya. Dia sangat tertekan dengan semua sistem itu sehingga ia memutuskan untuk lompat dari lantai 5 gedung sekolah. Dan gedung itu adalah..." mereka yang mendengarkan cerita Feby tiba-tiba mendekatkan diri karena merasakan ada sesuatu yang membuat mereka terasa merinding dan dingin.

"Gedung itu yang mana?" tanya Aurelia yang sudah duduk sangat dekat dengan Feby.

Feby menelan ludahnya dengan susah payah karena mulai merasakan dingin yang menusuk ke dalam tubuh mereka masing-masing.

"Gedung tempat dia bunuh diri adalah Gedung yang sekarang sedang kita tempati" lanjut Feby dengan sedikit bergetar karena merasakan dingin yang menjalar di setiap tubuhnya.